RENGAT (RIAUPOS.CO) - Ibukota Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Rengat dikepung jalan dalam kondisi rusak berat. Apabila terus dibiarkan, dikhawatirkan akan berdampak kepada perekonomian di daerah itu.
Jalan mengarah ke Kota Rengat yang mengalami rusak berat itu yakni, Jalan Lintas Tengah atau yang menghubungkan Kabupaten Inhu dan Kabupaten Kuansing. Kemudian, Jalan Lintas Selatan dalam wilayah Kecamatan Batang Cenaku. Selanjutnya, Jalan Lintas Rengat menuju Tembilahan di arah bagian Timur wilayah Kabupaten Inhu.
Jalan Lintas Selatan yang diprogramkan dapat terhubung ke Provinsi Jambi, selain rusak berat juga tidak kunjung tuntas pembangunannya. Sementara Jalan Lintas Selatan merupakan urat nadi warga daerah itu, mulai dari transportasi umum hingga angkutan hasil pertanian. Setidaknya, hanya jalan berstatus Jalan Nasional di daerah itu yang masih tergolong bagus.
Akibat kondisi Jalan Lintas Selatan rusak berat sejak tiga bulan terakhir ini, sebanyak 20 kepala desa (Kades) se-Kecamatan Batang Cenaku berangkat menuju Pekanbaru, Senin (31/10). "Benar, saya juga ikut mendampingi para kades menuju Pekanbaru pada Senin (31/10) sore dengan agenda mengadukan tentang kondisi Jalan Lintas Selatan yang mengalami rusak berat," ujar Camat Batang Cenaku, Tri Yatno, Senin (31/10).
Menurut Tri Yatno, keberangkatan dan mengadukan kondisi Jalan Lintas Selatan kepada Pemerintah Provinsi Riau, merupakan keinginan para kades. Karena, para kades juga didesak oleh masyarakat yang sudah resah dengan kondisi Jalan Lintas Selatan.
Langkah tersebut ditempuh para Kades, lantaran yang bisa memberikan kebijakan atas kondisi Jalan Lintas Selatan, hanya Gubernur Riau. "Status Jalan Lintas Selatan yakni jalan provinsi dan tentunya Pemerintah Provinsi Riau yang memiliki kewenangan," ungkapnya.
Selain mengadukan tentang kondisi Jalan Lintas Selatan, para kades juga mengadukan tentang lahan warga Kecamatan Batang Cenaku yang masuk dalam kawasan hutan. "Para kades juga akan berkoordinasi tentang bantuan dana desa," sebut Camat.
Salah seorang kades di Kecamatan Batang Cenaku, Solehan juga membenarkan tentang keberangkatannya ke Pekanbaru. "Selain kami 20 orang Kades, juga ada 20 sekdes dan 20 perwakilan BPD di setiap desa," ujar Solehah yang juga menjabat sebagai Kades Talang Mulya.
Kondisi Jalan Lintas Selatan yang mengalami rusak berat itu sebutnya, berada di Desa Puntianai, Desa Kampung Baru dan Desa Cenaku Kecil. Di tiga lokasi ini sudah cukup parah dan tidak lagi bisa dilintasi kendaraan roda empat. Sejumlah titik lainnya, juga ada yang mengalami rusak, walaupun belum tergolong parah.
Untuk itu katanya, jika tidak berhasil bertemu gubernur pada Selasa (1/11), akan dilanjutkan pada Rabu (2/11) mendatang. "Pokoknya harus jumpa. Mungkin selama ini informasi tentang kondisi jalan provinsi di Kabupaten Inhu dalam kondisi rusak berat, belum diterima gubernur," tegasnya.
Di tempat terpisah, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Inhu, Eldja Septarima ST MT ketika konfirmasi mengatakan bahwa, panjang jalan provinsi di Kabupaten Inhu yakni sepanjang 267,575 kilometer sesuai keputusan gubernur nomor kpts.308/IV/2017. "Untuk menentukan dan menghitung jumlah titik hingga panjang jalan provinsi yang rusak merupakan kewenangan Pemprov Riau," ucapnya
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Pemukiman Pertanahan (PUPR-PKPP) Riau Arief Setiawan melalui Kepala Bidang Bina Marga Ali Subagyo mengatakan, terhadap kondisi jalan Lintas Tengah tersebut pihaknya sudah menurunkan alat berat untuk melakuan perbaikan. "Sudah mulai ditangani, lokasi yang banyak terjadi kemacetan itu sebelumnya sudah ditangani," katanya.
Selain dilokasi yang menyebabkan kemacetan saat ini, pihaknya juga sedang melakukan perbaikan dilokasi titik kerusakan yang lain, namun masih pada ruas jalan yang sama. "Sekarang begitu ada macet, alat berat langsung diturunkan. Perbaikannya ada yang merupakan kegiatan rutin, dan ada pula yang fungsional terlebih dahulu, tapi ada juga yang belum ditangani," ujarnya.
Disebutkan Ali, kondisi kerusakan Jalan Lintas Tengah tersebut juga semakin diperparah dengan banyaknya truk Over Dimension Over Load (ODOL) yang banyak melintas. Karena itu, pihaknya juga sudah meminta dinas terkait untuk menertibkan truk ODOL tersebut.
"Kami tidak sanggup mengurusi kendaran ODOL yang banyak melintas itu. Kami juga sudah meminta untuk ditertibkan, bahkan juga sudah pernah dirapatkan namun tidak kunjung tuntas," sebutnya.(kas/sol)