SATWA LIAR

Penebang Kayu di Inhil Tewas Diterkam Harimau

Indragiri Hilir | Senin, 07 Februari 2022 - 09:46 WIB

Penebang Kayu di Inhil Tewas Diterkam Harimau
Ilustrasi (INTERNET)

TEMBILAHAN (RIAUPOS.CO) - Seorang pekerja penebang pohon di kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) di Kecamatan Gaung, Indragiri Hilir, ditemukan tewas dengan tubuh terluka, Sabtu (6/2) sekitar pukul 16.40 WIB. Diduga, Tugiat (24) yang merupakan warga Sumatera Barat (Sumbar) itu tewas setelah diterkam harimau.

Menurut informasi di lapangan, korban pertama kali ditemukan oleh rekan sesama pekerja. Sebelum kejadian, dikabarkan korban dan tiga rekanya berangkat dari kamp untuk melakukan penebangan pohon akasia di lokasi milik PT Satria Perkasa Agung (SPA). Hingga sore korban tidak juga pulang.


"Sehingga dilakukan pencarian oleh teman-teman korban," jawab Kapolres Inhil AKBP Dian Setyawan, kepada wartawan, Ahad (6/2).

Tak lama setelah itu jasad korban ditemukan dengan kondisi luka akibat cakaran dan gigitan hewan yang diduga harimau. Lalu korban dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

"Kejadianya di Gaung. Korban merupakan karyawan perusahaan," ungkap Kapolres lagi.

Dari laporan yang dia diterima, Kapolres meyakini korban tewas karena diterkam harimau. Hal itu terlihat dari kondisi pada jasad korban yang sudah tidak utuh dan mengenaskan. Setelah ditemukan, korban dibawa ke Klinik PT Arara Abadi Distrik Merawang. Lalu kemudian, korban dibawa lagi ke rumah keluarganya di Kabupaten Bengkalis.

Kapolres mengimbau kepada masyarakat dan pekerja hutan yang berada di wilayah perusahaan agar pada saat bekerja tidak pergi sendirian. Harus tetap bersama dengan teman kerja lainya.

"Bekerja di hutan agar lebih berhati-hatilah. Minimal ada beberapa orang, jangan sendiri," pesanya.

Mendapat informasi serangan yang diduga harimau tersebut, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau langsung menurunkan tim ke lokasi. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Balai Besar KSDA Riau, Fifin Arfiana Jogasara menyebutkan sudah merencanakan penanganan konflik harimau dan manusia di sana.

"Dengan kejadian ini Balai Besar KSDA Riau langsung menurunkan tim bersama pihak perusahaan pada hari ini (kemarin, red) untuk melakukan penanganan lebih lanjut. Kami akan melakukan rapat bersama lebih dulu, untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan segera," sebut Fifin.

Menjelang itu, Fifin mengimbau kepada para pekerja kebun dan masyarakat sekitar agar waspada dan mengurangi aktivitas di kawasan tersebut. Dirinya juga mengingatkan, selain dilindungi  harimau sumatera juga berbahaya dan terbukti mengancam nyawa manusia. Kejadian serangan harimau di Inhil ini merupakan kejadian berulang. Habitatnya yang terus menyempit membuat hewan terancam punah tersebut terus menerus mengalami konflik dengan manusia.

Catatan Riau Pos tiga tahun belakangan, ada sejumlah peristiwa yang melibatkan hewan paling buas di tanah sumatera tersebut. Mulai pada April 2019 lalu seekor harimau juga sempat menyerang ternak warga. Padahal tiga pekan sebelumnya, atau pada Maret 2019, BBKSDA Riau baru saja merelokasi seekor harimau lainnya dari daerah tersebut.

Lalu pada Maret 2020 seekor harimau betina terjerat di kawasan HTI yang masih berada di Teluk Meranti. Kemudian di Desa Serapung, Kuala Kampar, seorang warga sempat diterkam harimau pada Juli 2021 lalu. Sementara pada Agustus 2021, warga juga menemukan jejak kaki "tuk belang" di Kerumutan.(ind/end)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook