Terpisah, Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus (Wadir Reskrimsus) Polda Riau AKBP Edy Faryadi menyebut ada koordinasi Mabes Polri dengan jajaran Polda Riau terkait penangkapan ini.
’’Kami sudah koordinasi. Kami pantau juga perkembangan kasus jaringan Saracen ini,’’ ujarnya.
Kabag Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul membenarkan adanya penangkapan terhadap satu lagi terduga jaringan Saracen di Pekanbaru.
“Iya tadi pagi (kemarin, red) yang diamankan inisial MAH,” ucap Martinus di Jakarta.
Namun demikian pihaknya belum bisa menjelaskan lebih rinci mengenai peran MAH di kasus ini dengan alasan masih menunggu informasi dari penyidiknya.
Martinus juga mengatakan, Dittipid Siber Bareskrim Polri secara resmi meminta bantuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri aliran dana yang keluar masuk Saracen. Selasa (29/8) mereka sudah mengirim surat permohonan kepada PPATK. Itu dilakukan pascapenyidik menemukan sebelas rekening berkaitan Saracen. Guna memastikan sumber dana penyebar ujaran kebencian dan SARA itu, penyidik melibatkan PPATK.
”Kami minta PPATK menelusuri bagaimana aliran transaksinya,” ungkap dia ketika diwawancarai di Gedung Divhumas Polri, Rabu (30/1).
Itu penting lantaran Saracen juga bergerak sesuai pesanan.
Pria yang akrab dipanggil Martin itu memang tidak menjelaskan secara terperinci nama-nama di balik sebelas rekening itu. Yang pasti sumbernya dari penyidikan.
”Menjadi data bagi penyidik untuk mengomunikasikan kepada PPATK,” jelasnya.
Dengan penelusuran yang dilakukan PPATK, Polri bakal memiliki data lebih lengkap soal aliran dana yang keluar masuk rekening tersebut. ”Apakah terkait dengan pemesanan atau terkait kegiatan sehari-hari,” kata dia.