Arwani menilai, meningkatnya kejahatan dan paparan konten negatif di media siber ini perlu didorong penguatan kapasitas penegakan hukum di bidang media siber. Fraksi PPP mengusulkan peningkatan anggaran kepada lembaga penegak hukum termasuk Badan Intelejen Nasional (BIN).
”Ini supaya BIN dapat mengikuti perkembangan kejahatan di media siber yang begitu dinamis,” ujarnya.
Sebelumnya Dittipid Siber Bareskrim Polri mengungkap jaringan Saracen bermain dua kaki dalam polemik kasus Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama. Saracen beroperasi sesuai dengan pesanan dari kliennya. Siapa yang ingin ditendang, siapa yang ingin dipukul menggunakan isu. Harga untuk jasa sindikat itu ada di kisaran Rp75 juta hingga Rp100 juta untuk sekali order. Begitu harga disepakati, maka konten hoax dan fitnah mulai diproduksi sesuai arah yang ingin dicapai klien.
Ada tiga orang yang ditangkap dalam kasus tersebut, yakni JAS, MF dan SR. JAS merupakan ketua sindikat Saracen tersebut. Catatan Dittipid Siber, JAS memiliki 10 ribu akun dalam bekerja. Dia mengerahkan akun-akun tersebut untuk membuat arus pembicaraan sesuai keinginannya.
Sementara, MF merupakan ketua bidang media dan informasi. Dia juga berperan banyak dalam sindikat tersebut. MF ditangkap di Koja, Jakarta Utara pada 21 Juli. Terakhir, SR yang merupakan koordinator wilayah Jawa Barat ditangkap pada 5 Agustus di Cianjur.
Saracen diketahui beraksi sejak 2015. Berdasarkan pengungkapan yang dilakukan, ada sekitar 800 ribu akun media sosial yang memiliki keterkaitan dengan Saracen. Masing-masing memiliki tugas sendiri-sendiri dan bersifat saling mendukung. Baik membuat konten tulisan, meme, atau bentuk-bentuk lainnya.
Dikenal Warga Tak Bersosialisasi
Tak banyak warga yang mengenal JAS di lingkungan tempat tinggalnya di Jalan Kassah Gang Salempayo Nomor 1 Kecamatan Marpoyan Damai. Ini karena pria 32 tahun itu seorang pribadi yang tertutup. Meski begitu, dari tetangganya diketahui JAS memiliki setidaknya tiga usaha.
Diketahui JAS mengontrak rumah petak dengan satu garasi. Dia tinggal dengan tiga adik perempuannya di sana. Saat dikunjungi rumah itu dalam keadaan kosong, Kamis (24/8). Rumah itu tidak mencolok. Tak terlihat ada spanduk atau penanda lain bahwa di situ pusat Saracen beroperasi.