JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kemunculan Wulan Guritno di serial orisinal Vidio, Open BO, mengejutkan publik. Banyak yang tak sabar ingin melihat akting ibu tiga anak tersebut sebagai pekerja seks komersial (PSK) atau perempuan panggilan kalangan atas bernama Mawar alias Ambar. Dalam jumpa pers bersama Vidio pada Rabu (25/1) lalu di Jakarta Pusat, Wulan menceritakan pengalamannya saat menjalani peran yang cukup menantang itu.
Apa pertimbangan Wulan menerima tawaran untuk serial Open BO?
Cerita, karena secara keseluruhan dibalut dengan komedi. Di sini aku memerankan tokoh yang belum pernah aku mainkan. Sebagai perempuan, aku juga bertanya-tanya kenapa si Ambar memilih jadi Mawar. Karakter ini bikin aku tertarik dengan bagaimana dia menjalani hidupnya. Menantang dan banyak layer yang kompleks.
Apakah sempat sharing dengan sosok seperti Mawar untuk mendapatkan emosinya?
Observasi dan riset untuk mendapatkan inspirasi dari tokoh-tokoh yang sebelumnya udah ada, tapi tidak mengikuti karena ini fiksi. Jadi, aku ikuti skenario dan sutradara ngebentuknya seperti apa. Dan, aku tidak bertemu atau sharing dengan sosok Mawar asli.
Lalu, gimana cara Wulan menjiwai peran sebagai perempuan panggilan kelas atas?
Open BO itu bukan sesuatu yang tabu lagi, ya, sekarang. Aku sudah aware bahwa itu terjadi di sekitar kita. Jadi, aku pun bisa merasa, melihat itu. Ada yang secara gamblang mengakui, tapi ada juga yang merahasiakannya. Dan itu akan kelihatan gerak-geriknya. Ya, aku belajar dari situ.
Apa di sini Wulan menggunakan pemeran pengganti untuk adegan vulgar?
Nggak dan tidak ada yang melakukan adegan seperti itu. Karena memang semua trik kamera. Apa yang kalian lihat itu sebenarnya hanya khayalan kalian sendiri. Hahaha.
Ada persiapan fisik yang khusus dilakukan untuk serial ini?
Nggak, karena ini bukan film atau serial action. Banyak dominasi emosi sebagai Ambar dan Mawar dengan segala permasalahan kehidupannya. Di rumah, dia adalah ibu yang harus menutupi pekerjaannya dari sang anak. Di sisi lain, dia menjadi Mawar karena harus mencari nafkah untuk menyokong kehidupan anak.
Gimana cara Wulan dan lawan main menghadirkan kenyamanan satu sama lain saat melakoni adegan intim?
Dibicarakan nyamannya gimana. Kami diskusi cerita dan tokohnya seperti apa, adegan bagaimana. Kemudian melaksanakan adegan yang harus disampaikan senyata mungkin supaya penonton percaya. Makanya, kami nyaman dengan trik.
Meski pakai trik kamera, apa Wulan tetap perlu waktu untuk menetralisasi emosi setelah melakukan adegan intim?
Jujur, iya. Waktu melakukan adegan itu sama Winky Wiryawan, aku ngakak. Soalnya kami teman dekat dan tidak melakukan semua itu. Ketawanya karena kami harus mengikuti koreografi agar tidak melakukannya sungguhan. Kelihatan badan nempel, padahal nggak. Nah, itu yang bikin kami jadi kayak akrobat.
Apa pelajaran hidup yang diambil dari Mawar?
Aku mendalami memang manusia itu beragam. Semua punya pilihannya masing-masing. Ambar punya alasan sendiri kenapa dia memilih menjadi Mawar untuk survive.
Keterlibatan Wulan di serial ini pastinya akan mengundang komentar-komentar negatif warganet. Terutama di media sosial. Bagaimana Wulan menanggapi itu?
Maaf, mungkin itu adalah warganet yang dangkal karena tidak melihat sesuatu dengan keseluruhan. Ini adalah sebuah tokoh dan cerita. Kalau sampai ada yang begitu, berarti ada keberhasilan dalam memerankan peran tersebut. Jadi, nggak masalah.
Ada syarat tertentu nggak dari Wulan untuk main di film atau serial seperti ini?
Nggak ada sih. Syarat aku adalah peran yang menantang secara mental, emosi, dan fisik. Jadi, bikin aku berkembang sebagai aktor.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman