JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Alasan Fachri Albar mengonsumsi narkoba akhirnya terungkap. Adapun dia rupanya sudah ketergantungan narkoba sejak 2004 dengan mengonsumsi dumolit.
"Kemudian, penggunaan zat tersebut menjadi aktif pada 2007 dan bisa 6 kali seminggu dengan penggunaan satu hingga dua tablet per hari," ujar Dokter Assessment Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Ferdiana dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Terdakwa, imbuhnya, mengaku kerap tidak percaya diri untuk berinteraksi dengan orang lain dan sulit tidur. Akan tetapi, jika menggunakan sabu, dia lebih tenang dan santai berbicara.
"Yang bersangkutan mengonsumsi pada 2015 lebih rutin, dengan frekuensi 3-8 kali seminggu, bila menggunakan sabu dia merasa lebih senang dan enak untuk berbicara. Ada riwayat pemakaian ganja, tapi tidak rutin. Terdakwa aktif memakai ganja 5 bulan sebelum ditangkap," jelasnya.
Di samping menggunakan dumolit, sabu, dan ganja, Fachri pun kerap meminum alkohol. Adapun konsumsi alkohol dan zat-zat tersebut dilakukan karena dia merasa tidak tenang.
Dari pemeriksaan dan keterangan itu, tim
assessment berkesimpulan bahwa terdakwa Fachri Albar telah ketergantungan. Karena itu, tim
assessment menyarankan Fachri untuk melanjutkan rehabilitasi di RSKO (Rumah Sakit Ketergantungan Obat) selama minimal 6 bulan.
Sementara itu, Fachri Albar secara terpisah mengaku motivasinya menggunakan zat-zat tersebut karena faktor tidak percaya diri. Akan tetapi, usai menjalani rehabilitasi di RSKO sejak 26 Februari, suami Renata Kusmanto itu mulai merasakan perubahan.
"Ada (perubahan). Susah tidur masih, tapi kalau sekarang sudah berani interaksi sama orang. Rehab sangat membantu," tutur anak Ahmad Albar tersebut. (yln)
Sumber: JPNN
Editor: Boy Riza Utama