Sembilan mahasiswa kuliah kerja nyata (kukerta) dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang mengabdi di Tangkerang Labuai berhasil menciptakan inovasi di tengah pandemi Covid-19. Untuk meminimalisir penyebaran Covid-19, mereka menciptakan alat hand sanitizer sensor yang bisa dipakai tanpa disentuh.
Laporan: PANJI AHMAD SYUHADA (Bukit Raya)
NUR Said dan kawan-kawan berhasil menciptakan inovasi baru, yaitu hand sanitizer otomatis dengan sistem sensor infrared. Alat ini bisa digunakan tanpa disentuh sekalipun.
Para inisiator pembuatan alat sterilisasi bakteri ini merupakan mahasiswa yang sedang mengimplementasikan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu poin pengabdian masyarakat di Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru.
Senyum renyah merekah dari para generasi penerus bangsa tersebut, saat alat yang digagasnya berhasil beroperasi dengan maksimal. Ada dua macam hand sanitizer sensor yang dibuat, yaitu dengan sistem tenaga baterai dan dengan sistem colokan aliran listrik.
"Ya, alat ini bisa digunakan tanpa disentuh. Alat hand sanitizer sensor ini pakai sistem infrared," kata Nur Said kepada Riau Pos, Rabu (29/7).
Ketua Kelompok Kukerta Tematik IPB ini membuat alat tersebut dengan sistem teknologi yang terbilang sederhana, modalnya pun tak perlu merogoh kocek terlalu dalam.
Dalam perancangan hand sanitizer sensor itu mereka memakai barang-barang yang mudah dicari di toko elektronik, yaitu sensor infrared, transistor, resistor dan pompa air mini. Hanya bermodal Rp60 ribuan, alat tersebut sudah bisa dirakit.
"Modalnya Rp50 ribu sampai Rp60 ribuan bisa jadi satu alat. Merakitnya kami pakai alat-alat yang mudah didapat," ujarnya.
Said mengakui, ide pembuatan hand sanitizer sensor tersebut muncul secara tiba-tiba, lalu mereka memulai pembuatan tersebut secara otodidak. Karena tak ingin berjalan sendiri, mereka pun meminta saran kepada dosen pembimbingnya selama mengabdi tersebut. Gayung pun bersambut, tanpa berfikir panjang alat tersebut sudah bisa di produksi untuk skala kecil.
Mahasiswa Kukerta yang selama mengabdi itu dibina oleh Ketua LPM setempat Mirshal juga terus melakukan koordinasi. Hingga pada akhirnya keberhasilan menciptakan terobosan alat penegahan Covid ini diapresiasi oleh pimpinan kelurahan dan masyarakat sekitar.
"Kami berharap karena memang alatnya mudah dan murah, jadi ini bisa memotivasi dan bisa dikembangkan. Cukup bagus potensinya jika dikembangkan dan dikomersilkan," kata Said lagi.
Ketua LPM Tangkernag Labuai Mirshal menyambut baik hal ini. Pria yang akrab disapa Achenk ini meminta kepada mahasiswa IPB untuk mengajarkan pembuatan alat ini kepada mahasiswa kukerta dari kampus lain.
"Mudah-mudahan inovasi yang digagas ini dapat bermanfaat oleh mahasiswa lainnya dan menjadi ladang amal bagi pengaggas. Dari kita juga ada pemuda setempat yang ikut. Ini juga bisa jadi ladang usaha," tuturnya.
Sementara itu, Lurah Tangkerang Labuai Kadwadi mengapresiasi terobosan baru tersebut. "Pembuatan alat ini kami sangat apresiasi," katanya.
Terlebih, ujar Kadwadi, saat ini semua pihak masih konsen dalam pencegahan wabah virus Corona. Dengan hadirnya alat canggih yang di produksi mahasiswa tersebut sedikitnya dapat membantu pencegahan Covid-19.***