TOL PEKANBARU-DUMAI, MEMBANGUN NAGA EKONOMI DI KAKI LANGIT SUMATERA (2-HABIS)

Tol Gajah, Harmoni Infrastruktur dan Konservasi

Feature | Selasa, 28 Juli 2020 - 08:46 WIB

Tol Gajah, Harmoni Infrastruktur dan Konservasi
Kepala Cabang OPJT Hutama Karya untuk Tol Pekanbaru-Dumai Indrayana memantau kondisi jalan tol melalui CCTV yang terpasang disetiap 1 kilometer jalan Tol Pekanbaru-Dumai, beberapa waktu lalu.(DEFIZAL FOR RIAUPOS.CO)

Di seksi 1 (9,5 kilometer) dan seksi 2 (24 kilometer), dalam perbincangan Riau Pos beberapa waktu lalu dengan Manajer Pelaksanaan dan Teknik HK Bambang Ismono perihal konstruksi menjelaskan teknis pekerjaan lapangan. Mulai harus memuluskan

Konstruksi kaki seribu sendiri dipancang pada ruas yang lunak dan rawa. Agar kontur jalan tidak terganggu, sehingga tiang-tiang beton menjulang tinggi menjadi penyangga jalan bebas hambatan yang terkesan melayang di ketinggian ini tetap kokoh. Memberdayakan sampai seribu pekerja lokal untuk dua seksi, pekerjaan juga dilakukan nonstop di setiap titik ruas jalan utama tol.


"Ring road (jalan lingkar Pekanbaru, red) juga kami kerjakan. Itu panjangnya 1,6 kilometer," katanya.

Pekerjaan membuat jalan berstatus Kota Pekanbaru dilakukan HK setelah mendapat penugasan dari BPJT setelah melalui berbagai pembahasan. Jalan ini merupakan penghubung ruas jalan nasional di Muara Fajar menuju gerbang tol Pekanbaru. Di gerbang utama, terdapat tiga koridor masuk dan tiga keluar untuk kendaraan. Tempat membayar e-Tol nantinya.

Dalam pekerjaan, dijelaskan Bambang Ismono, pihaknya sampai menimbun pada ketinggian hingga 20 meter. Hal ini karena kontur jalan yang naik turun. Sementara ada standarisasi tol yang tidak boleh pendakian atau penurunan lebih tiga persen. Ruas jalan tol ini terdapat dua jalur dan empat lajur. Sekarang masih tiga lajur dan untuk pengembangan ke depannya akan ditambah satu lajur jalan.

Hubungkan Sumbar, Jambi, dan Sumut
Jaringan Tol Trans Sumatera yang melintasi Riau bukan saja ruas Pekanbaru-Dumai (Permai). Juga ada ruas Padang-Pekanbaru sepanjang 240 kilometer. Jambi-Rengat 198 kilometer yang menghubungkan Rengat-Pekanbaru 176 kilometer. Yang juga kabarnya akan terkoneksi Pekanbaru-Sumut.

Jika melihat peta Pulau Sumatera, Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dari Bakauheni hingga Banda Aceh berdasarkan data update sepanjang 2.765 kilometer. Posisi Pekanbaru tepat berada di tengah Pulau Sumatera dan di tengah-tengah lintasan ruas jalan tol ini. Seluruhnya akan terhubung melalui jalan bebas hambatan di kaki langit sumatera ini. Sebuah pekerjaan prestisius yang sudah lebih separuhnya rampung.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit kepada Riau Pos saat kunjungan kerjanya di Pekanbaru mengatakan tol Padang-Pekanbaru lagi dikebut.  “Untuk Pekanbaru-Bangkinang kemudian Bangkinang-Pangkalan atau sebaliknya, ini dipercepat. Ya, digesa,” katanya.

Disampaikan Danang di sela meninjau pekerjaan pembangunan tol Pekanbaru-Dumai di seksi 1, memang percepatan pembangunan jalan tol, juga berkaitan dengan kebijakan dan dukungan kepala daerah.

"Apalagi Bupati (Bupati Kampar Catur Sugeng, red) sangat mendukung dalam pembebasan lahan," sambungnya soal tol Padang-Pekanbaru pada ruas Bangkinang-Pekanbaru.

Ruas Padang-Pekanbaru terdiri dari 6 seksi. Dari seksi 1 ada Padang-Sicincin (36,15 km), seksi 2 Sicincin-Bukittinggi (38 km), seksi 3 Bukittinggi-Payakumbuh (34 km), seksi 4 Payakumbuh-Pangkalan (58 km), seksi 5 Pangkalan-Bangkinang (56 km) dan seksi 6 Bangkinang-Pekanbaru (38 km).

Sementara itu Jambi-Rengat, Rengat-Pekanbaru menurut informasi Hutama Karya hingga kini masih disiapkan penetapan lokasi. Lahan lunak dan rawa juga menjadi tantangan pembangunan jalan tol yang mencapai 360-an kilometer ini nantinya. Dengan selesainya tol Pekanbaru-Dumai, memang sesuatu yang dimimpikan oleh masyarakat Riau. Ditambah lagi beberapa ruas yang juga menghubungkan dengan provinsi tetangganya, Riau akan lebih gesit berlari dan mendorong bangkitnya naga ekonomi di kaki Bukit Barisan ini.

"Dengan keberanian BUMN, dalam hal ini PT Hutama Karya pada 2017 memulai pembangunan jalan tol, memang pada waktu itu tanpa proses ground breaking, langsung dibangun, sudah berjalan empat bulan baru dikunjungi Presiden, bertepatan pada hari anak nasional saat itu, ternyata Presiden sangat terkejut, karena progres empat bulan menunjukkan pekerjaan yang sangat signifikan," ulasnya.

Sementara itu anggota Komisi II DPR RI yang juga mantan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyebut, dengan adanya tol akan mempercepat daya saing Provinsi Riau untuk meng­hadapi globalisasi.

"Menjadikan Riau sebagai pusat kegiatan ekspor impor yang berada di Kota Dumai tentu akan berjalan dan akan tumbuh, karena diperkirakan komoditi-komoditi unggulan akan lebih banyak lagi keluar dan masuk melalui Pelabuhan Dumai," katanya.

Lebih dari itu, kata Andi Rachman (sapaan akrabnya), dengan adanya tol maka akan tumbuh daerah ekonomi baru. Di mana selain Kota Dumai, juga sepanjang jalan tol tersebut akan bertumbuh menuju kebaikan. Selaku pengusaha, Andi Rachman juga menyadari tentu dengan keberadaan jalan tol bagi pengusaha sangat menguntungkan. Misalnya dalam sehari biasanya satu trip atau satu kali perjalanan, maka sekarang tentu bisa minimal dua trip.

Utamakan Keselamatan dan Kenyamanan Pengendara
Selambat-lambatnya, Agustus ruas tol Pekanbaru-Dumai seharusnya sudah akan beroperasi jika tak ada aral melintang. Karena pekerjaan pembangunan sudah pula tuntas. Selaiknya berkendara di ruas jalan bebas hambatan, keselamatan dan kenyamanan pengendara pun menjadi prioritas.

Setiap satu kilometer bahkan kurang, di sepanjang jalan dipasang CCTV, tercatat dari data Operasional dan Pemeliharaan Jalan Tol (OPJT), terdapat 248 CCTV, 12 pan, tilt, zoom (PTZ) atau kamera yang bisa bergerak serta 18 variabel message sign.

Kepala Cabang OPJT Indrayana yang mendampingi Riau Pos menjajal ruas tol Permai pertengahan Juli lalu juga berkenan menjelaskan kondisi kendaraan apabila terjadi suatu hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan jika melintas di jalan tol. Ia juga mengajak melihat ruangan pemantauan CCTV dari seluruh titik jalan tol di kantornya. Puluhan layar LCD tampak terpampang di dinding yang cukup luas. Beberapa komputer bagi operator guna mengecek kondisi kendaraan pun sudah tersedia.

"Jadi kita connect dengan kepolisian, sesuai standar pelayanan minimum kendaraan sudah terpenuhi. Tiga pos besar disiapkan, dari gerbang Pekanbaru, Kandis Utara dan Bathin Solapan," bebernya.

Menurut Indrayana, ia memahami mimpi besar Riau dengan keberadaan tol yang sejauh ini sudah dinanti masyarakat. Dengan masa transisi dari pihak pelaksana pekerjaan kepada dirinya selaku OPJT, ia pun memberi angin segar dalam suatu operasi jalan tol, memang waktunya tim OPJT yang masuk dan bertugas.

Pria yang juga mengepalai ruas tol di Medan ini mengungkapkan, di Tol Permai disiapkan enam ambulans, derek gratis 10 unit, terdiri dari 6 unit 10 ton dan 4 unit 25 ton. Kemudian juga ada kendaraan patroli, juga kendaraan towing. Disinggung mengenai keselamatan berkendara di tol, menurut Indrayana, langkah pertama adalah kendaraan harus dipastikan laik jalan. Kemudian mematuhi rambu-rambu, cek kendaraan, kesiapan berkendara, begitu sudah berjalan juga ditegaskannya harus patuhi jarak.

"Ya kalau lagi minum obat, usahakan jangan berkendara dulu, jarak dari satu kendaraan dengan yang lain agar betul-betul dipatuhi, apalagi akan mengambil jalur cepat," katanya.

Jika kendaraan dalam posisi kecepatan rendah, di bawah 80 kilometer per jam, maka sebaiknya ambil jalur kiri. Kemudian juga diingatkan Indrayana, apabila fisik sudah lelah, maka dipersilakan berhenti dulu di rest area yang sudah disiapkan temporary atau sementara.

Lalu bagaimana jika kendaraan mengalami kerusakan? Dijelaskannya, apabila dalam perjalanan itu kendaraan mengalami kendala, seperti kerusakan mesin, kehabisan bensin, usahakan segera ambil jalur kiri.

Selain berbagai ajakan tersebut, Indrayana juga menjawab perihal biaya di ruas tol Permai, di mana untuk besaran riilnya masih menunggu kebijakan resmi pemerintah. Namun yang jelas, katanya untuk memasuki tol tentu harus menggunakan kartu tol atau nontunai.

"Untuk biaya saya rasa tidak akan jauh berbeda dengan JTTS yang sudah beroperasi. Di Palembang, Lampung dan Medan, itu Rp900-Rp1.000 per kilometer untuk kendaraan minibus," terangnya. Demi kenyamanan pula, HK juga menyediakan aplikasi di ponsel pintar berupa HK Toll Apps. Dimana aplikasi ini dapat memantau seluruh ruas jalan dan kepadatan traffic JTTS yang sudah terkoneksi. Termasuk informasi detil dan resmi perihal seluruh ruas jalan tol yang membentang di bumi Suwarnadwipa.(ted)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook