Camera trap atau perangkap kamera adalah kamera jarak jauh yang diaktifkan dilengkapi dengan sensor gerak, atau menggunakan sinar sebagai pemicu. Sedikitnya 12 titik dipasang di sepanjang tol ini. Langkah positif ini, setelah PT Hutama Karya yang dihadiri Agung Fajarwanto selaku SEVP Divisi Pengembangan Jalan Tol, dan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) dihadiri Wimas Manggala selaku Sekretaris melakukan pertemuan dengan Balai Besar KSDA Riau awal 2020 lalu, tepatnya 24 Januari. Kemudian diteruskan dengan pertemuan-pertemuan lanjutan. Yang intinya menjaga harmonisasi infrastruktur dan konservasi.
"Disepakati perlu adanya kesepahaman bersama percepatan pembangunan infrastruktur tetap harus memperhatikan faktor kelestarian alam," kata Kepala Balai Besar KSDA Riau Suharyono.
Ia menambahkan, kedua belah pihak sepakat merencanakan pemasangan camera trap untuk pemantauan pergerakan satwa liar. "Juga penanaman di sekitar jalur lintasan satwa sebagai sumber bahan pakan," ungkapnya.
Selain itu juga disiapkan standar operasional prosedur (SOP) secara bersama-sama bagi pekerja jalan tol dalam mitigasi konflik untuk keselamatan pekerja dan satwa, termasuk saat sudah beroperasi. Kemudian observasi secara bersama-sama terhadap populasi satwa liar pada daerah-daerah yang akan dilalui dalam pembangunan jalan tol.
Perlintasan gajah pertama berada di Sungai Tekuana yang lokasinya berdekatan dengan Jalan Tol Permai Seksi 2 (Minas-Kandis Selatan). Posisinya tidak jauh dari Pusat Latihan Gajah Minas di Kabupaten Siak, tepatnya di Km 12.
Pantauan Riau Pos pertengahan Juli saat melintas di ruas tol dari gerbang Pekanbaru, gajah-gajah di PLG tampak asyik bermain di rumahnya. Sebuah pohon menjulang tinggi tanpa daun, mempercantik pemandangan hijau di sisi kiri ruas tol tersebut. Rantingnya banyak, langit tengah biru sekitar pukul 14.00 WIB. Kendaraan yang ditumpangi Riau Pos sengaja berhenti.
Dua ekor gajah bermain di bawah pohon. Ukurannya tidak lebih besar dari satu ekor lainnya yang tampak sedang ditunggangi pawang gajah dari pusat latihan di Minas tersebut. Dengan cekatan dia menaiki bukit, sebelum minum di sungai tempat biasa mandi. Km 12 ini disebut Jembatan Tekuana. Di bawahnya mengalir Sungai Tekuana. Sungai inilah yang menjadi perlintasan gajah. Pembatas jalan tol di sisi kiri kanan dan tengah berbahan beton. Ditanam pakai besi di tiap barisnya tanpa celah. Sementara di bawah, tampak tempat bermain gajah dipasangi pagar, berupa kawat dengan tiang-tiang yang lebih tinggi dari ukuran gajah.
Riau Pos turun ke bawah jembatan. Ukuran terowongannya luas, tinggi. Lebih lebar dari jalan tol, sampai 20-an meter. Tinggi jembatan diperkirakan sampai empat meter. Airnya jernih, tampak beberapa tanah di sungai lebih dalam beberapa bagian. Barangkali tempat gajah mandi dan mendinginkan badan dari cuaca Riau yang memang bikin gerah.
Sedangkan lima perlintasan lainnya berada di Jalan Tol Seksi 4 (Kandis Utara-Duri Selatan), dekat dengan Suaka Margasatwa Balai Raja. Disini memang lebih banyak terowongannya, lebih panjang. Hal ini dikarenakan masih banyak gajah liar yang melintas. Jalan tol berupa underpass inilah tempat mereka menjalani rutinitas.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Siti Nurbaya Bakar yang ditemui Riau Pos dalam lawatannya ke Riau mendampingi Presiden pekan ketiga Februari 2020 lalu, turut menginformasikan perihal terowongan gajah di ruas tol Pekanbaru-Dumai ini.
"Ya, kami punya kerja sama dengan Kementerian PUPR, untuk PSN (proyek strategis nasional, red) yang tidak bisa dihindari untuk membelah kawasan habitat. Kami minta konstruksinya disesuaikan, apakah terowongan atau underpass, atau gimana," kata Siti Nurbaya mengawali wawancara.
Karena, lanjut Menteri dua periode ini, keseimbangan antara pembangunan dan konservasi dengan teknologi dengan investasi memang harus sejalan. Dengan demikian, habitat asli dari satwa liar di Sumatera khususnya dan lebih spesifik di Riau, dapat tetap terjaga.
Dua kementerian yang sama-sama mengawasi harmonisasi infrastruktur dan konservasi ini, memiliki harapan besar agar keberlangsungan satwa liar tidak terusik dengan pembangunan infrastruktur yang berdampak luas pada seluruh sendi kehidupan masyarakat atas apa yang sedang dikebut Hutama Karya di JTTS sekarang.
Memang, Hutama Karya berkomitmen memastikan tetap terselamatkannya habitat gajah meski ada jalan tol. Sehingga konstruksi ruas tol tidak hanya dialokasikan bagi pengguna kendaraan roda empat atau lebih, melainkan juga terdapat perlintasan gajah.
"Underpass, perlintasan gajah di ruas ini terbagi menjadi enam perlintasan. Diperkirakan underpass tol Trans Sumatera dapat dilintasi hingga seratus ekor gajah," kata SEVP Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero) Muhammad Fauzan beberapa waktu lalu menginformasikan.
"Kami sangat memperhatikan kebelangsungan ekosistem di sekitar proyek tol yang sedang kami bangun, salah satunya adalah habitat dari gajah. Saat ini kami sudah membangun perlintasan gajah yang ada di ruas tol Pekanbaru-Dumai. Sedangkan untuk di ruas tol Sigli-Banda Aceh masih dalam proses," tambah Fauzan.
Salah satu terowongan yang khusus diperuntukkan bagi perlintasan gajah di jalan Tol Pekanbaru-Minas. Foto diambil, Rabu (8/7/2020).
Infrastruktur Modern
Melintasi ruas tol Pekanbaru-Dumai yang sudah jadi, menjadi pengalaman tersendiri. Lima interchange, Minas, Kandis Selatan, Kandis Utara, Duri Selatan, Bathin Solapan dan satu junction di Duri. Terasa lebih menantang dilewati dengan meliuk-liuknya jalan. Tangkapan layar dari udara melalui foto drone pun memperlihatkan sebuah mahakarya infrastruktur modern di tengah pemandangan hijau.
Seperti jalan lingkar atau simpang susun Semanggi di Jakarta, interchange Bathin Solapan menjadi satu lokasi Riau Pos menghentikan kendaraan pertengahan Juli lalu. Melewati interchange ini, jika tetap di dalam ruas tol akan menembus Dumai kurang setengah jam lagi. Jika memilih jalur keluar, tiba di Duri, Kabupaten Bengkalis nan kaya minyak itu.Memang, selain ada underpass untuk gajah, pembangunan Jalan Tol Permai juga memiliki tantangan lain karena di beberapa titik terdapat persinggungan dengan pipa minyak dan gas serta jaringan listrik (powerline). Meskipun demikian, hal ini tidak menjadi kendala karena dapat diantisipasi melalui sinergi bersama.