Menjadi abdi negara merupakan tugas dari seragam cokelat, salah satunya yang berdinas di kepolisian. Meski terpaut usia yang masih muda, wanita kelahiran 1992 itu sudah menjadi kapolsek dengan pangkat inspektur satu (iptu).
Laporan: Sofiah (Pekanbaru)
Ia masuk di Akademi Kepolisian (Akpol) 2009 dan lulus 2012. Sebagai kapolsek, wanita berdarah Jawa-Minang itu menjadi garda terdepan dalam melakukan tugas kepolisian di wilayah hukumnya. Terlebih saat pandemi Covid-19, ia pun mendapat tugas lebih dan harus rela pulang hingga larut malam. Bahkan dini hari.
Wanita 28 tahun itu bernama Viola Dwi Anggreni. Sudah berumah tangga dengan dikaruniai dua anak laki-laki yang masih balita. Tentunya menjadi tantangan tersendiri baginya saat melakukan tugas. Terlebih saat adanya musibah tak terduga yang mendunia atau Covid-19.
Saat ditanya perihal upaya penyelamatan dan pencegahan corona? Viola menjawab, dirinya merasa bersyukur bahwa masih diberi kesehatan dan kesempatan serta kekuatan untuk bisa bertugas dalam misi kemanusiaan. "Bertugas dalam misi kemanusiaan harus ikhlas dan tulus. Yakinlah akan datang kebaikan dari pintu mana saja yang tidak kita ketahui," ungkapnya pada Riau Pos kemarin.
Di Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April, ia pun mengungkapkan permintaannya kepada masyarakat. Katanya, sebagai salah satu agen pencegahan Covid-19, pihaknya tidak akan berhenti mengimbau masyarakat agar tetap patuh mengikuti protokol kesehatan demi kebaikan bersama. Tetap menggunakan masker dimanapun berada dan tetap jaga jarak.
"Pesan saya yang kedua, yang kita hindarkan penyakitnya, bukan orangnya. Secara fisik kita dianjurkan menjaga jarak, tapi secara sosial kita harus bersatu. Mari kita ciptakan situasi yang aman dan nyaman, bukan saling menyalahkan. Tetap saling support antar sesama," pintanya.
Lulusan Akpol 2012 itu melanjutkan, dalam menyemangati diri agar tidak down, katanya, kembali harus percaya bahwa semua sudah diatur oleh Allah. "Tiada sehelai daun pun gugur tanpa izinNya. Allah yang menciptakan dan mengatur semua peristiwa dan percaya bahwa tidak akan Allah timpakan musibah kepada umatnya dibatas kemampuannya," ujarnya.
Wanita yang ditugaskan pertama kali di Indonesia Timur yaitu Maluku Utara itu menyatakan, sebagai wanita yang telah berumah tangga, hal yang perlu disampaikan kepada keluarga, tetap jaga kondisi kesehatan diri dan kebersihan.
"Garda terdepan menurut saya bukan tim medis, melainkan diri kita sendiri. Tetap kuat dan tersenyum ketika pulang ke rumah. Seakan tidak terjadi apa-apa di luar sana. Karena tawa dan peluk hangat keluarga adalah obat atas segala penyakit," tuturnya.
Saat disinggung cara membagi waktu? Mantan Panit V Subdit Intelkam Polda Riau itu mengatakan, beruntung keluarga mendukung. Waktu menjadi hal yang amat berharga, terutama pada saat Covid-19 ini. Tentunya banyak waktu yang tersita untuk penanganannya. Tidak lagi mengenal siang dan malam, karena memang situasi yang tidak menentu dan dinamika yang terjadi di masyarakat sangat cepat yang mengharuskan selalu siap sedia.
"Selanjutnya cara membagi waktu, dengan selalu membuat perencanaan. Satu hari sebelumnya kita sudah tahu apa yang akan kita kerjakan untuk besok pagi dan selanjutnya. Di waktu-waktu kosong itulah quality time untuk keluarga terutama anak-anak yang memang umurnya balita. Masih perlu perhatian dari ibunya. Mungkin itu hanya dengan memasak masakan sederhana, mengajari anak, bermain dengan anak. Agar mereka tidak kehilangan sosok seorang ibu," ucap Kapolsek Rumbai yang menjabat sejak Mei 2019.
Katanya, keluarga begitu mendukung. Selain itu suami sudah paham dengan ritme kerjanya. Intinya, komunikasi sangat penting, dalam menjaga anak.
Sementara saat ditanya kendala dalam bertugas, lebih kepada anak. Saat mendapat tugas malam dan dadakan di kala sedang menidurkan anak itu menjadi hal yang berat karena harus meninggalkan anak. Namun demikian, perintah itu harus dijalani.
Ia pun menyampaikan kepada kaum hawa, terutama polwan, harus semangat dan jaga kesehatan serta yakin setelah hujan turun pasti ada pelangi.(ade)