MELIHAT AKTIVITAS PEDAGANG PASAR CIK PUAN USAI KEBAKARAN

Mengais Barang Bekas untuk Modal, Dirikan Tenda hingga Tolak Relokasi

Feature | Selasa, 21 Februari 2023 - 11:05 WIB

Mengais Barang Bekas untuk Modal, Dirikan Tenda hingga Tolak Relokasi
Para pedagang mulai mencari barang yang masih bernilai ekonomis di puing-puing kios yang terbakar di Pasar Cik Puan, Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru, Senin (20/2/2023). (DEFIZAL/MHD AKHWAN/RIAUPOS.CO)

Suasana Pasar Cik Puan Pekanbaru cukup ramai, Senin (20/2). Namun, aktivitas di pasar tersebut bukan lagi seperti biasa. Bukan transaksi penjual dengan pembeli yang menawarkan dagangannya. Tapi pasar ini diramaikan para pedagang yang memeriksa sisa bangunan yang terbakar. Ada yang mengais barang-barang yang memungkinkan bisa dijadikan modal untuk menyambung hidup.

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru


Kemarin, asap masih terlihat mengepul dari beberapa onggokan kayu kios Pasar Tradisional Cik Puan yang terbakar, Ahad (19/2). Saat kejadian, Mardi masih bertahan di sekitaran area Pasar Cik Puan sejak penghujung malam hingga fajar menyingsing. Dia merupakan salah satu pemilik kios yang telah ludes dilalap api.

Raut kebingungan terpancar jelas di wajahnya. Ditatapnya bangunan kios yang berada tidak jauh dari dirinya berdiri. Kaki dan sendalnya kotor. Menghitam akibat terpapar arang dari sisa bangunan yang terbakar. Pakaian yang melekat di badannya terlihat begitu kotor dan masih berbau asap.

Sesekali Mardi mengamati isi kios yang tidak tersisa, hangus terbakar. ''Tak ada yang tersisa. Saya jualan sembako, semua sudah hangus. Di situ kios saya. Tak bisa jualan lagi. Sudah terbakar semua isi di dalamnya. Modal juga sudah habis,'' ungkap Mardi saat ditemui Riau Pos sambil menunjuk ke arah kios yang menghitam.

Kios ukuran sekitar 2x2 miliknya itu memang masih berdiri. Namun hanya menyisakan bagian depan. Sedangkan bagian bekalang sudah menjadi arang. ''Itu bisa dilihat sendiri, kios yang lain rata dengan tanah,'' ungkapnya yang kembali menunjuk ke arah onggokan sisa bangunan ratusan kios yang hangus itu.

Setelah lelah memandang kios miliknya yang hangus, dia berjalan ke arah belakang kios. Kemudian dia duduk sambil bersandar di bangunan yang tak terbakar. Meratapi nasibnya yang tidak mungkin dalam waktu dekat ini dapat berjualan lagi. ''Tak tahulah bagaimana lagi ke depannya. Modal nggak ada lagi, isi kios ludes habis terbakar semua dan mau jualan di mana lagi,'' ungkapnya dengan suara pelan sambil menatap ke arah lain.

Di bagian depan tepatnya di badan Jalan Tuanku Tambusai, beberapa orang ada yang sedang melakukan aktivitas memuat seng dan besi kios sisa yang terbakar. Ada yang dimasukan ke dalam pikap dan sebagian memuat di becak penumpang. ''Apa yang bisa diambil ya ambil saja, mana tahu ada perlu. Kalau isi kios tak bisa diselamatkan lagi, hangus terbakar semua,'' kata Jainal, pedagang lainnya.

Memang tidak banyak yang bisa diperbuat oleh para pedagang. Mereka hanya bisa mengambil barang-barang tersisa yang sudah hitam hangus terbakar. Bahkan, banyak pedagang yang hanya melihat dan pasrah saja karena area pasar yang terbakar belum kunjung dibersihkan.

Ya, pembersihan baru bisa dilakukan sampai menunggu hasil pemeriksaan pihak kepolisian. ''Belum boleh dibersihkan. Masih menunggu hasil pemeriksaan. Begitulah kata polisi. Ya sudah, kami pasrah saja sambil nunggu pemerintah yang katanya akan membersihkan lokasi sini,'' ungkap Rani, juga pedagang.

Meski demikian, ratusan pedagang tetap masuk dalam lokasi kebakaran dan membersihkan sisa bangunan kios yang terbakar. Mereka membawa seng, besi pintu hingga lemari untuk dijual kembali ke tempat penjualan barang bekas. Terlihat juga sebagian dari pedagang masih mengais-ngais tanah hitam yang ada di sekitar lokasi kebakaran untuk mencari tahu apakah ada barang dagangan yang selamat dari kobaran api.

Nur, salah seorang pedagang sembako terlihat pasrah dengan kondisi kiosnya yang kini sudah rata dengan tanah. Ia bersama anaknya hanya bisa mengais sisa bangunan kios yang sudah rata tersebut untuk mengambil besi untuk dijual kembali sebagai modal jualan.

''Saya sudah pasrah. Nggak ada lagi ternyata yang tersisa. Kami cuma berharap dari hasil jual besi bekas ini agar bisa cukup untuk modal jualan lagi, walaupun harus pakai tenda,'' ucapnya.

Disinggung pemindahan di bangunan Pasar Cik Puan yang terbengkalai, Nur menolak karena lokasi tersebut seharusnya dibangun kembali agar para pedagang mau pindah. ''Di sana itu nggak layak lokasinya. Lagipula pembeli juga bakal jauh kalau ke sana. Biarlah kami pasang tenda di kios yang terbakar ini saja karena lebih dekat dengan badan jalan,'' ucapnya.

Hal serupa juga diungkapkan Ketua Persatuan Pedagang Pasar Cik Puan, Sultan Sarmuni Sikumbang. ''Nanti kalau pedagang pindah ke bangunan itu, otomatis pembangunannya tidak bisa dilanjutkan. Harapan pedagang, secepatnya bangunan itu dilanjutkan. Kalau bisa secepatnya pedagang berjualan di sini kembali dan bangunan itu dilanjutkan pemerintah,'' harapnya.

Ia juga berharap, bangunan Pasar Cik Puan yang terbengkalai segera dibangun dengan menggunakan APBD ataupun dengan APBN. ''Kalau bisa pasar yang di samping ini dapat segera dilanjutkan pemerintah. Dengan harapan dibangun dengan dana APBD atau APBN, dan jangan diswastanisasikan,'' ucapnya.

Dirinya menegaskan, para pedagang menolak jika dipindahkan ke bangunan sebelah. ''Kalau untuk satu atau dua hari bolehlah. Tapi untuk berlama-lama, pedagang semuanya menolak. Karena itu, kami berharap agar tempat penampungan sementara (TPS) Pasar Cik Puan ini segera dibersihkan dan pedagang kembali berjualan di sini,'' tegasnya.

Kepada Riau Pos, Sultan bercerita, kebakaran terjadi pukul 15.30 WIB,  di saat para pedagang meninggalkan kiosnya untuk menunaikan ibadah Salat Asar.

Tampak dari salah satu kios yang berada di bagian kanan yaitu tepat di kawasan kios sembako dan pakaian, asap hitam membumbung tinggi sehingga membuat panik para pedagang pasar yang ada. ''Api itu diduga dari korsleting listrik salah satu kios. Jadi yang terbakar itu kebanyakan kios pakaian, emas, sembako, dan juga bumbu masak. Lebih kurang ada 400 kios yang terbakar,'' ucapnya.

Hingga saat ini, kata Sultan para pedagang masih menunggu bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. Hingga kemarin, baru ada tenda pengungsian yang dibangun. ''Bantuan sudah pasti kami perlukan karena ini ketiga kalinya pasar kami terbakar setelah pembangunan pasar yang di sebelah mangkrak. Kebakaran di tahun 2012, 2015, dan 2023 ini tak satupun pedagang yang terima bantuan, makanya kami sangat mengharapkan hal tersebut diberikan oleh pemerintah kota saat ini,'' tegasnya.

Di sisi lain, terlihat beberapa personel Satpol PP di lokasi kebakaran, kemarin. Mereka masih berada di bagian depan pasar sambil memantau keadaan. Sebagian petugas Satpol PP berada tidak jauh dari tenda induk. Setidaknya ada dua tenda induk yang telah berdiri di bagian depan pasar. ''Masih di sini, nanti kalau sudah ada tugas dan perintah baru bergeser,'' ungkap anggota Satpol PP yang tak mau menyebutkan nama tersebut.

Relokasi Pedagang
Sementara itu, di lantai dasar bangunan Pasar Cik Puan yang terbengkalai belum terlihat aktivitas relokasi para pedagang. Saat Riau Pos sampai di lokasi tersebut, terlihat sedikit kericuhan. Di lantai dasar bangunan tersebut ramai oleh para pedagang. Terlihat dua orang yang saling meluapkan amarahnya.

Salah satu orang ingin segera lokasi tersebut segera difungsikan sementara untuk pedagang. Namun yang lainnya merasa belum bersedia tempat tersebut digunakan untuk pedagang. ''Hanya kesalahpahaman saja. Ini sedang berembuk untuk membicarakan ini,'' ungkap pedagang lain yang mengaku bernama Yudi.

Di tempat keributan tersebut terlihat Kepala Bidang (Kabid) Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Hendra Putra yang turut memantau kondisi pascakebakaran Pasar Cik Puan. Dia pun turut memantau kericuhan yang terjadi di antara pedagang tersebut.

Kepada Riau Pos, dia menjelaskan bahwa kelak pedagang akan direlokasi sementara di lantai dasar bangunan Pasar Cik Puan tersebut. ''Pedagang kan ada sekitar 500 kios dan yang terdampak kebakaran sekitar 80 persen atau 400 kios. Sementara akan ditempatkan di bawah sini. Namun itu, saat ini belum karena akan dibersihkan dulu,'' ujar Hendra.

Lantai dasar bangunan tersebut saat ini masih difungsikan untuk parkir kendaraan milik para pedagang dan pengunjung pasar. Sepeda motor dan mobil berjejer terparkir di area itu. Relokasi di tempat tersebut tidak serta merta dianggukkan semua pedagang. Sebagian pedagang justru menilai masih kurang pas direlokasi ke tempat tersebut.

''Kalau dipikir-pikir ya tak mau pindah ke bawah gedung itu. Namun mau bagaimana lagi. Kita lihat besok seperti apa bentuk kiosnya dulu, apa memungkinkan untuk jual sembako,'' kata seorang pedagang lainnya Ria.

Sayangnya Hendra Putra tidak menjelaskan secara rinci denah kios para pedagang di lantai bawah gedung tersebut. ''Yang pasti dibersihkan saja dulu. Kalau masukan dari pedagang kan banyak juga,'' tambahnya.

Minta Perhatikan Nasib Pedagang
Menanggapi musibah yang dialami oleh ratusan pedagang, Ketua DPRD Kota Pekanbaru Muhammad Sabarudi minta kepada Pemko Pekanbaru untuk mengambil langkah tegas, dan memberikan perhatian serius terhadap ratusan pedagang yang kehilangan kios jualannya ini. ''Kebakaran ini musibah. Tentu kita ikut berduka dan berbelasungkawa,'' kata Sabarudi.

Sabarudi berharap, Pemko Pekanbaru segera memperhatikan nasib para pedagang. ''Para pedagang ini harus diselamatkan terlebih dahulu karena ini menyangkut ekonomi masyarakat kita sendiri,'' ujarnya.

Ditambahkannya, Pemko Pekanbaru melalui Disperindag diminta untuk melakukan langkah-langkah cepat terkait nasib para pedagang. Salah satunya menyiapkan kios sementara. Tujuannya supaya pedagang tidak terlalu berduka. ''Apakah itu akan dibangun tempat penampungan sementara (TPS) atau bagaimana itu, perlu dipikirkan,'' jelas Sabarudi.

Sementara itu, rasa empati juga ditunjukkan Waki Ketua DPRD Kota Pekanbaru Ir Nofrizal MM. Dia berharap langkah penyelamatan pedagang segera ditunjukkan Pemko Pekanbaru. ''Harapan saya, Pemko Pekanbaru  segera ambil sikap menyelamatkan para pedagang dengan membangunkan TPS agar pedagang dapat kembali berjualan meski darurat,'' ujar Nofrizal kepada wartawan.

Soal kebakaran yang berulang terjadi ini, Nofrizal mengatakan sudah seharusnya Pemko Pekanbaru memikirkan untuk dibangun pasar yang permanen yang lebih safety bagi pedagang. ''Kalau dilihat sejarahnya pasar ini paling sering kena musibah kebakaran, dan pasti pedagang mengalami kerugian besar,'' ujarnya.

''Sebelum kena musibah, itu semua kalau tidak salah merupakan TPS sementara. Sebelumnya juga TPS sementara. Jadi sampai kapan pedagang ini berjualan di TPS sementara itu. Ini harus dipikirkan oleh Pemko,'' ungkapnya.

Untuk itu, disampaikan Nofrizal, karena semua lahan pasar adalah milik pemerintah dan bukan swasta, maka untuk membangunkan yang permanen harusnya ada kepastian. ''Buat solusi kongkret. Untuk pembangunannya pemerintah harus terlebih dahulu membuat kajian akademis yang kongkret ya, dan independen dengan melibatkan lembaga yang kredibel serta bisa dipercaya,'' imbau Nofrizal.

Saat ini disampaikan Nofrizal, pedagang korban musibah kebakaran ini sangat berharap action cepat. Apalagi saat ini akan masuk bulan Ramadan. ''Tentu mereka ingin segera kembali beraktivitas layaknya sebelum musibah,'' tuturnya.

Sementara itu, Asisten II Setdako Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut mengatakan hingga saat ini pihaknya masih fokus pada penyelamatan terhadap barang-barang pedagang di Pasar Cik Puan bersama para pihak berwajib.

''Jadi dalam satu dua hari ini kita mungkin fokus penyelamatan, terutama kawan-kawan di sini. Mungkin barang-barang yang bisa diselamatkan, diselamatkan dulu sembari mungkin teman-teman dari kepolisian melakukan SOP-lah,'' ujarnya.

Menurutnya, pihak kepolisian bisa jadi melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Apakah nanti turun tim forensik dan lainnya. Setelah proses dari pihak berwajib selesai dijalankan maka nantinya pemerintah kota akan mencoba diskusikan dan buat langkah-langkah seperti apa ke depannya untuk membantu para pedagang.

Dikatakanya, Pemko Pekanbaru pasti akan memberikan bantuan kepada korban kebakaran. Hanya saja, pihaknya masih fokus dalam penyelamatan pascakebakaran ini. Apalagi pasar yang terbakar tersebut merupakan aset daerah sehingga diharapkan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

''Saya kira pemerintah kota pasti bantu. Cuma nanti bagaimana mekanismenya. Malam ini (kemarin, red) kami masih fokus kepada penyelamatan lokasi. Ini kan aset daerah juga kemudian barang-barang pedagang. Kami juga melakukan pengamanan jangan nanti ada penjarahan atau segala macam,'' ungkapnya.

Akibat kebakaran tersebut, pihaknya memperkirakan ada sekitar 400 pedagang dari 500-an pedagang yang menjadi korban. Namun, angka itu belum bisa dipastikan. ''Kami perkirakan korban yang kebakaran itu lebih kurang 400-an, namun belum dapat data pasti. Mungkin kalau ada data pasti kami akan segera rilis. Yang jelas kami akan relokasi ke pasar di sebelahnya agar pedagang bisa kembali berjualan,'' tegasnya.

Sementara itu, Polresta Pekanbaru masih mendalami kebakaran Pasar Cik Puan. Hingga Senin (20/2) malam lalu, Sat Reskrim masih melakukan pengembangan. ''Kebakaran Pasar Cik Puan masih kita dalami. Hari ini (kemarin, red) Tim Labfor baru datang ke lokasi kebakaran,'' sebut Kompol Andrie Setiawan, Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Senin (20/2).

Sejauh ini, hingga malam kemarin, hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi-saksi, kebakaran yang merusak ratusan kios itu nihil korban jiwa. Polisi juga belum menerima laporan adanya korban luka akibat kebakaran itu. Polisi juga belum mengeluarkan estimasi kerugian akibat kebakaran tersebut. ''Soal itu juga masih dihitung ya, segera akan diinformasikan,'' tutur Kompol Andrie.(dof/ayi/gus/end/das)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook