Puluhan jam bertugas di hari pencoblosan menggerogoti ketahanan fisik sejumlah petugas pemungutan suara, maupun yang menjaga keamanan. Ada yang pingsan dan dirawat di rumah sakit. Ada pula yang ditemukan meninggal di rumah setelah mengantar kotak balot.
SUARA dari seberang ponsel itu mengejutkan Kompol Sugeng Purwanto. Dengan nada bicara sangat pelan, Aiptu Mohamad Supri yang meneleponnya meminta bantuan. Dengan segera Sugeng beserta Kompol Kholil dan Kompol Rochsulullah menuju masjid tempat Supri berada.
Rabu lalu itu (17/4) empat polisi tersebut tengah bertugas menjaga keamanan pemilu di Desa Barengkrajan, Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Supri bertanggung jawab terhadap pengamanan TPS (tempat pemungutan suara) 21–25 di desa tersebut. Sekitar sepuluh menit sebelum menelepon Sugeng yang tengah berada di balai desa bersama Kholil dan Rochsulullah, dia pamit menunaikan Salat Asar di masjid desa setempat.
Dan, sesampai di masjid desa itu, Sugeng, Kholil, serta Rochsulullah mendapati anggota Polsek Krian tersebut dalam posisi duduk. Wajahnya pucat. ”Tapi, masih sadar,” kenang Sugeng kepada Jawa Pos (JPG), Kamis (18/4). Dia langsung dibopong ke mobil patroli. Lelaki kelahiran 1970 itu lantas dibawa ke Puskesmas Krian untuk mendapat perawatan pertama. Selama proses pemungutan suara Rabu lalu, ada banyak ”Supri-Supri lain”. Mereka yang berada di garda depan untuk memastikan pesta demokrasi yang total melibatkan sekitar 192 juta pemilih itu berlangsung aman dan adil. Baik yang bertugas sebagai petugas pengamanan maupun anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).
Yang kemudian tumbang ketahanan fisiknya karena beratnya tuntutan tugas yang bisa berlangsung selama belasan, bahkan puluhan, jam. Mulai pencoblosan, penghitungan, rekapitulasi, sampai menyetorkannya ke panitia pemilihan kecamatan.
Puluhan kilometer dari Krian, persisnya di Desa Menyono, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo, kepanikan terjadi saat penghitungan suara di TPS 01 dan 08. Azis, anggota KPPS di TPS 01, jatuh pingsan karena kelelahan. Begitu pula dengan Siti Aisyah yang menjadi anggota KPPS di TPS 08. Aziz dilarikan ke RSUD Mohammad Saleh, Kota Probolinggo, adapun Siti Aisah dibawa ke Puskesmas Kuripan. Kamis pagi Aisyah sudah siuman. Kondisinya berangsur-angsur pulih. Sehingga tidak perlu dirujuk ke rumah sakit.
Tapi, tidak demikian halnya dengan Aziz. Rencana KPU Kabupaten Probolinggo merujuknya ke rumah sakit di Surabaya tak kesampaian. Kamis siang, sekitar pukul 13.00, dia berpulang. ”Kami turut berduka sedalam-dalamnya,” kata Lukman Hakim, Ketua KPU Kabupaten Probolinggo, kepada Jawa Pos Radar Bromo (JPG).
Laporan dari Malang dan Sidoarjo
Editor: Eko Faizin