PROSESI NGABEN PUTERA TOKOH PDIP

Upacara Siraman Jenazah Kelas Raja

Feature | Minggu, 20 Maret 2016 - 00:45 WIB

Upacara Siraman Jenazah Kelas Raja
Ilustrasi

DENPASAR (RIAUPOS.CO) – Puri Satria, ‎Denpasar, Bali siang itu diselubungi aroma dupa. Doa-doa terus dipanjatkan, seiring alunan gamelan yang berkumandang. Hal itu menandai dimulainya prosesi "Nyiraman Layon" jenazah AA Ngurah Bagus Krisna Yoga yang merupakan putera A.A. Ngurah Oka Ratmadi yang merupakan cicit Raja Badung VII I Gusti Made Agung. Almarhum meninggal dunia pada 7 Maret lalu.

Ken Girsang - JPNN

Baca Juga :Hari Ini, Pintu Tol XIII Koto Kampar Dibuka

Upacara Nyiraman atau memandikan jenazah, merupakan salah satu ritual penyucian jiwa, sebelum dilakukan upacara Ngaben atau pembakaran jenazah. Prosesi dimulai sekitar Pukul 14.00 WITA, Kamis (17/3/2016). Sejumlah kaum pria perwakilan masyarakat sekitar atau banjar-banjar yang ada bersama pihak keluarga, mengangkat jenazah dari Bale Gede atau rumah pendopo yang ada di dalam Puri Satria.

Jenazah dibopong ke tempat pemandian atau disebut Pepaga, pandyusangan atau penusangan. Tempat ini terbuat dari bambu bertiang empat menyerupai rumah-rumahan kecil. Lengkap dengan alas tikar dan kain putih pada bagian atas.

"Prosesi upacara ini kelas raja, tingkatannya raja utama," ujar Made Wirya. Ia merupakan Pengabeh atau pengawal Ngurah Oka Ratmadi.

Prosesi pun dimulai. Sekitar dua belas orang tetua terlihat mulai membuka kain yang sebelumnya dikenakan almarhum. Kemudian memandikannya dengan air suci, ditaburi kembang dan diolesi minyak tertentu.

Di tengah prosesi, dua anak perempuan almarhum yang masih berusia belia, menyentuhkan rambut mereka ke telapak kaki almarhum.  Kesedihan terlihat jelas di wajah-wajah mereka.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook