Tak selalu keramaian kota dan aneka hiburannya yang diinginkan jiwa, sering kali kebahagiaan hadir oleh ketenangan alam pedesaan. Dayun sebuah desa di Kabupaten Siak menyajikan destinasi alami itu. Rimbun dedaunan, embung (danau kecil) yang tenang ditingkahi semilir angin sepoi. Damai yang menenangkan.
Laporan HELFIZON ASSYAFEI, Dayun Siak
CUACA agak terik sejak pagi tak menyurutkan langkah kami mengunjungi salah satu wisata alam di Desa Dayun Kabupaten Siak Provinsi Riau. Sekitar 20 km dari pusat Kota Siak. Jalanan mulus dan senyapnya lalu lintas membuat waktu tempuh semakin cepat. Kami (Riau Pos dan rombongan media lain) hanya perlu waktu tak sampai setengah jam tiba di lokasi desa wisata itu usai kunjungan dari kawasan lapangan minyak Zamrud di Siak, Rabu (6/7/2022).
Saat kami tiba di lokasi, mata langsung disambut oleh hijaunya pepohonan rindang seluas 2,6 hektare. Sebuah gerbang sederhana bertuliskan “Embung Terpadu” Kampung Dayun. Tak jauh dari pepohonan yang asri itu membentang danau kecil (embung) yang tenang. Sebuah dermaga mini dibangun di bibir embung. Beberapa sepeda air tertambat tenang menunggu para pengunjung. Sejumlah pondok untuk tempat santai dan berlindung dari sengatan teriknya mentari juga tersedia. Mulai dari ukurang kecil, sedang, hingga besar.
Melintasi jembatan kecil di seberang embung, ada rumah panggung besar untuk istirahat ataupun makan bersama. Sekelilingnya kawasan pepohonan yang hijau ranau. Juga telah tersedia berbagai wahana permainan seperti “flying fox”, "shaking bridge", " monkey bridge", jembatan, dan kreasi lain yang kekinian. Di lokasi juga terlihat para pekerja sedang membangun homestay.
Terdapat sepeda air yang bisa disewa pengunjung untuk mengelilingi embung. Begitu juga tersedia wahana outbound dan pusat kuliner atau jajanan juga di kawasan ini. Bahkan ada juga spot photo 3 Dimensi juga terdapat di kawasan embung terpadu yang menjadi salah satu pilihan atraksi wisata. Tempat Wisata Embung Terpadu Kampung Dayun, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, pada tahun 2021 meraih juara satu kategori Desa Wisata di Riau.
Pada tahun 2022 bahkan berhasil masuk ke 50 besar desa wisata tingkat nasional setelah setahun sebelumnya berada di urutan 300. Ternyata kuncinya adalah kreativitas dan sinergisitas. Tempat wisata Embung Terpadu ini telah memberikan pendapatan bagi pemerintah kampung (desa) setempat hingga puluhan bahkan ratusan juta setahun, termasuk dari jasa permainan wahana-wahana yang disediakan.
"Tahun 2021 kami dapat Rp60 juta. Tahun ini Idulfitri kemarin saja perputaran uangnya Rp116 juta, itu termasuk omzet warga yang berjualan," kata Penghulu Kampung (Kepala Desa) Dayun, Nasya Nugrik di Siak, Rabu (6/7/2022). Kuatnya peran kelembagaan pemerintahan desa dan kelompok sadar wisata (darwis) membuat sinergi itu telah meningkatkan taraf ekonomi masyarakat kampung dibanding sebelumnya.
Nasya mengatakan sistem keuangannya adalah bagi hasil dari pendapatan. Sebanyak 50 persen untuk kas desa dan 50 persen untuk operasional Pokdarwis yang menjaga dan mengelola tempat wisata milik desa tersebut. Pokdarwis tersebut merupakan Unit Jasa Wisata di Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam) yang beranggotakan 12 orang.
Dulunya kawasan ini adalah lahan kosong milik Pemkab Siak. Lahan rawa yang ada airnya itu mulanya hanya semak belukar lalu dijadikan titik pasokan air oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Dayun, khususnya dan di Siak umumnya. Helikopter pemadam api akan menurunkan alat pengambil air dan mengambilnya dari rawa itu, lalu terbang lagi untuk menyemburkannya di titik api.
Setelah karhutla menurun di 2019 praktis rawa berair itu terbengkalai. Di sekelilingnya menjadi semak belukar dan tak terawat. Hanya jadi titik parkir para wisatawan yang akan berkunjung ke Danau Zamrud yang memang objek wisata alam tak jauh dari Dayun. Kepala Desa Nasya Nugrik, putra tempatan yang kreatif ini menggagas ide mengapa lahan terbengkalai ini tak dimanfaatkan saja?
Tapi dari mana dananya? Ia lalu menghubungi Badan Operasi Bersama (BOB) PT Bumi Siak Pusako (BSP). Ia bertemu Tim Manager External Affairs BOB Rio Sandi dan mendiskusikan idenya. BOB yang menyambut gagasan itu, lalu melakukan survei lokasi.
“Idenya kreatif dan hasil survei kami ke lapangan maka hasilnya ide itu layak direalisasikan,” ujar Rio pada Riau Pos.
Lalu lewat Program Pengembangan Masyarakat (PPM) BOB merevitaliasi kawasan Embung Kampung Dayun tahun 2021. Lalu BOB pun membantu memulainya. Pembangunan objek wisata ini dimulai dengan membangun kawasan hijau dan olahraga Kampung Dayun pada akhir 2019. Lokasinya tepat di depan sebelum pengunjung masuk ke lokasi embung terpadu. Sementara itu di belakangnya dibuat embung sebagai cadangan air untuk kemarau tahun 2018 dengan menggunakan dana desa sekitar Rp300 juta. Lalu, penghulu kemudian melobi Pemkab Siak agar menghibahkan lahan milik Pemkab itu kepada Desa Dayun. Gayung bersambut, Pemkab pun bersedia. Jadilah lahan itu kini milik Pemdes Dayun dan dikelola bersama Pokdarwis yang juga dari warga di sana.
Objek wisata Embung Terpadu Kampung Dayun Siak ini terus berbenah. Kolaborasi Pemkab, Pemdes, Pokdarwis dan perusahaan daerah BOB PT BSP membuat tempat ini semakin menarik dikunjungi. BOB membantu toilet, pendopo atau gazebo yang disewakan Rp250 ribu satu hari, dan jembatan-jembatan dari besi yang "instagramable" serta pembangunan dua homestay yang masih berjalan di lapangan.
"Kita belum ada tiket masuk, hanya bayar wahana permainan Rp10 ribu. Ada juga sewa pendopo atau gazebo Rp250 ribu satu hari, " ungkap Nasya.
Pihaknya juga sudah menyusun nota kesepahaman dengan Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam Riau dalam jasa pengelolaan Wisata Danau Zamrud. Pokdarwis Dayun bisa sediakan mobil dan perahu ke danau gambut terbesar kedua di dunia itu.
"Ada paketnya sehari atau menginap, harga sedang dirumuskan. Minimal enam orang dengan makan semua Rp3 juta di pondok masyarakat tepi danau," ulasnya.
Kehadiran objek wisata kreatif ini telah membuat banyak warga terbantu. Ketua Pokdarwis, Nuviko Fisuhuri mengatakan bahwa adanya objek wisata Embung Terapdu telah membuat ekonomi kreatif masyarakat bertumbuh.
“Banyak yang berjualan dan akhirnya jadi mata pencarian baru warga sekitar yang dulunya hanya mengandalkan hasil ladang yang tak seberapa,” ujarnya.
Pokdarwis juga menyewakan tempat-tempat berjualan yang lebih representatif dengan harga sewa Rp200 ribu per bulan, sudah termasuk uang kebersihan. Selain taraf ekonomi warga meningkat juga harga tanah di sekitar lokasi menjadi naik berlipat-lipat dari sebelumnya tak dilirik orang.
“Ya, kita bersyukur ide kreatif desa wisata ini telah banyak membawa perubahan pada kampung kami,” ujar Viko.
Objek wisata yang dikemas kreatif ini telah menarik pengunjung, bukan saja dari Desa Dayun dan sekitarnya tetapi juga dari berbagai daerah hingga dari luar Siak. Pokdarwis sempat membuat rekapitulasi tingkat kunjungan ke objek wisata Embung Terpadu Dayun tahun 2022 sebagai berikut:
Jumlah Pengunjung Destinasi Wisata Embung Terpadu Dayun Desa Wisata Dayun 2022 |
||||
No |
Bulan |
Jumlah Pengunjung |
Total Pengunjung |
|
Pria |
Wanita |
|||
1 |
Januari |
6.887 |
7.632 |
14.519 |
2 |
Februari |
2.979 |
4.231 |
7.210 |
3 |
Maret |
2.564 |
2.956 |
5.520 |
4 |
April |
74 |
83 |
157 |
5 |
Mei |
14.917 |
18.059 |
32.976 |
Sumber: Data Pemerintahan Desa Dayun
Dilihat dari sisi objek wisata Embung Dayun Terpadu ini secara alam biasa saja. Namun ide kreatif telah menyulap lokasi ini jadi destinasi wisata yang menarik di Riau. Kampung Dayun saat ini sedang masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia tahun 2022. Sekarang sedang bersiap menyambut kedatangan tim penilai dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.
Penghulu Kampung Dayun, Nasya Nugrik menyebutkan, Kampung Dayun saat ini telah menjadi Desa Mandiri.
"Awalnya embung terpadu tersebut tujuannya sebagai tempat singgah dan parkir untuk wisatawan masuk ke Taman Nasional Zamrud, tapi semakin ke sini semakin maju dan semakin dilirik khusus masyarakat Kabupaten Siak," jelas Nasya.
Di tangan kreatif pemuda kampung Dayun, Nasya yang juga Kades dibantu Pemerintah Kabupaten Siak dan BOB PT BSP lahan terbengkalai itu kini menjadi Embung Terpadu salah satu destinasi Wisata di Kabupaten Siak yang unik dan menarik. Pemerintahan Desa Dayun dan masyarakat sekitar bahu-membahu mengolah kawasan itu menjadi unik dan menarik sehingga banyak dikunjungi wisatawan. Kolaborasi kelembagaan inilah yang mengantarkan Dayun yang dulu desa tertinggal kini jadi desa mandiri dan masuk ke dalam peringkat 50 desa wisata tingkat nasional. ***