CERITA PASIEN POSITIF COVID-19 PERTAMA DI DUMAI YANG DIISOLASI 53 HARI

Lebih Dekat dengan Allah, Khatam Alquran Tiga Kali

Feature | Senin, 18 Mei 2020 - 09:00 WIB

Lebih Dekat dengan Allah, Khatam Alquran Tiga Kali
Siti  Aminah (64), pasien  pertama  positif Covid-19 di  Kota Dumai melambaikan tangan usai  dinyatakan sembuh dan boleh  pulang  dari  RSUD Kota Dumai,  Sabtu  (16/5/2020).(HASANAL BULKIAH/RIAU POS.CO)

Siti Aminah (64), pasien pertama di Kota Dumai yang dinyatakan positif Covid-19. Setelah menjalani 53 hari isolasi dan perawatan di RSUD Kota Dumai, warga Kota Bogor itu dinyatakan sembuh setelah dua kali berturut-turut hasil pemeriksaan spesimen sputum (dahak) dinyatakan negatif Covid-19. Lantas bagaimana kisah Siti Aminah dalam menjalani isolasi?

Laporan: HASANAL BULKIAH (Dumai)


SABTU (16/5) lalu, menjadi hari spesial bagi Siti Aminah. Ia keluar dari RSUD Kota Dumai disambut dengan suka cita. Bahkan Wali Kota (Wako) Dumai Zulkifli AS langsung melepas kepulangan Siti Aminah ke rumah keluarganya dari RSUD Kota Dumai. Tidak hanya wako, juga terlihat Plt Kadis Kominfo Fauzan, Juru Bicara Gugus Tugas Covid 19 Kota Dumai dr H Syaiful dan Direktur RSUD Dumai drg Ridhonaldi bersama staf dan tim medis Covid-19 RSUD Kota Dumai. Wako memberi bunga untuk Siti Aminah.

Saat itu Siti Aminah terlihat segar bugar. Ia tetap mengenakan masker warna kuning yang serasi dengan warna jilbabnya. Sorot matanya terlihat berbinar tanda haru. Bagaimana tidak, hari itu merupakan hari pertama bagi Siti Aminah keluar dari ruangan isolasi sejak dirawat pada 23 Maret lalu. Kendati hidung dan mulutnya tertutup masker, ia tampak semringah dan menyapa semua yang hadir.

Kepulangan Siti Aminah memang dibuat khusus. Tim dokter dan perawat Covid-19 sudah membuat kejutan. Begitu keluar ruang rawat isolasi, dokter dan perawat berjejer di sepanjang koridor menuju gedung induk RSUD. Satu per satu mereka memberikan setangkai bunga kepada Aminah diikuti ucapan selamat.

"Saya datang ke Dumai ini, karena ada pesta pernikahan keluarga," ucap Aminah mengawali kisahnya sampai diisolasi hampir dua bulan di RSUD Kota Dumai.

Setibanya di Dumai dari Bogor pada Maret lalu, ia langsung mengalami gejala batuk pilek dan demam. Sempat berobat ke klinik hingga akhirnya membatalkan hadir di acara keluarga. Karena tidak ada perubahan, ia berobat ke RS Pertamina Dumai pada 22 Maret. Karena memang ia merupakan keluarga besar Pertamina.

"Saat diperiksa suhu tubuh diukur 38 derajat, badan terasa menggigil, saya sudah feeling mungkin Covid-19," tuturnya.

Keesokan harinya dilarikan ke RSUD Dumai dan mendapatkan perawatan di RSUD Kota Dumai sampai dinyatakan positif Covid-19 pada 2 April.

"Saya sempat down mendapat kabar positif virus corona, tapi saya berusaha kuat dan tetap tegar agar imun tubuh tidak menurun. Semua saya serahkan pada Allah yang punya kuasa," sebutnya.

Siti Aminah mengaku seumur hidup ini pertama kali dia dirawat di rumah sakit ketika mengalami sakit. Sejak dinyatakan positif Covid-19, Siti Aminah mengaku selalu berusaha menguatkan diri dan yakin dirinya akan sembuh.  

"Allah punya cara sendiri agar hamba-Nya lebih dekat dan terus beribadah kepada-Nya. Saya yakin ini cara Allah agar saya lebih taat terhadap perintah Allah," ujar Siti Aminah saat keluar dari RSUD Kota Dumai, Sabtu (16/5).

Mengisi hari-hari di ruang isolasi memang tidak mudah. Namun Siti Aminah punya cara sendiri. Saat diisolasi ia mengaku banyak menghabiskan waktu untuk beribadah kepada Allah.

"Biasanya salat sering lambat, ini jadi tepat waktu. Saya perbanyak ibadah dzikir dan baca Alquran," ceritanya.

Saat ditanyakan, apa yang membuat dirinya terus memiliki keyakinan sembuh. Siti Aminah menunjukkan Alquran yang di pegangnya saat itu.

"Alhamdulillah, saya bisa khatam Alquran sampai tiga kali dan itu belum tahu bisa saya lakukan jika saya tidak dirawat sebagai pasien positif Covid-19," tuturnya.

Ia semakin yakin, Allah menurunkan Alquran untuk menyembuhkan. “Alhamdulillah, ini memang menjadi momen saya lebih dekat kepada Sang Pencipta,” ucap Siti.

Meskipun ia  sempat sedih melihat pasien yang baru masuk, tapi pulang lebih dahulu sembuh. Namun keyakinan dan memasrahkan diri kepada Allah membuat dirinya kuat.  “Saya bisa nyaman selama berada di ruang isolasi karena beberapa faktor. Selain beberapa tahun ini sudah terbiasa tinggal sendiri di rumah juga karena faktor tenaga medis,” terangnya.

Ia mengaku dokter dan perawat yang merawat dirinya sudah dianggap seperti anak sendiri.

"Mereka merawat saya dengan sangat baik. Saya pulang ini senang sekaligus sedih. Saya sudah sangat akrab dengan tenaga medis di sini,"  terangnya.

Siti tidak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur bisa sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19. Ia pun berdoa agar tidak banyak yang terpapar.  

"Semua ada hikmah, yakin Allah akan memberikan cobaan kepada hamba sesuai dengan kemampuan," tuturnya.

Siti Aminah berpesan kepada masyarakat agar tidak panik menghadapi virus ini. Namun jangan pula dianggap enteng.

"Virus ini tidak kelihatan, tapi ada, dan berbahaya, tetap waspada," tuturnya

Kepada masyarakat, ia meminta agar untuk mengikuti anjuran pemerintah selama pandemi virus corona masih berlangsung.

"Perlu dipedomani juga untuk menjaga jarak, rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun, dan tetap tinggal di rumah bila tidak ada kepentingan yang mendesak," tuturnya.

Ia mengatakan belum berpikir untuk pulang ke Kota Bogor terlebih dahulu.

"Keluarga di Dumai banyak, jadi saya pulang ke rumah keluarga. Nanti jika semuanya sudah aman baru pulang ke Bogor, sudah dinyatakan sembuh saja saya sangat bersyukur," tuturnya.

Wako Dumai H Zulkifli secara khusus langsung memberikan ucapan selamat kepada Siti Aminah yang sudah dinyatakan sembuh.

"Selamat ya Bu. Terus semangat dan titip salam untuk keluarga. Terima kasih kepada seluruh tim medis yang merawat seluruh pasien hingga sembuh," kata Zul AS.

Dr Fitrach Desfiyanda SPPD, salah seorang dokter yang merawat Siti Aminah selama 53 hari di ruang isolasi mengatakan bahwa perawatan tiap pasien Covid-19 memang berbeda-beda. Diakuinya, merawat pasien 01 ini  menjadi tantangan tersendiri bagi tim medis RSUD Kota Dumai. Setelah menjalani perawatan cukup lama dan belasan kali melakukan swab test baru ditemukan hasil swab sputum negatif.

"Jadi memang tidak hanya berupa terapi obat saja, namun juga terapi fisik dan memperbaiki mental pasien," tuturnya.

Ketika ditanya apakah sempat khawatir tertular saat menangani pasien positif Covid-19, ia mengaku selagi ditangani sesuai SOP yang ada kemungkinan tertular sangat kecil.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook