Langkah strategis Pertamina dalam pengembangan teknologi digital merupakan upaya mengoptimalkan proses bisnis dengan teknologi mutakhir, memperkuat inovasi bisnis dan membangun kolaborasi guna mewujudkan operasi yang efisien.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Pertamina (Persero) Erry Sugiharto mengatakan WK Rokan diharapkan turut memajukan Pertamina dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. “Direktorat SDM akan memberikan dukungan penuh agar produktivitas WK Rokan terus meningkat,” ujar Erry saat berkunjung ke fasilitas IODSC baru-baru ini..
Kapabilitas organisasi perlu dijaga agar dapat menunjang keberlangsungan operasi WK Rokan secara selamat, andal, dan efisien. Terlebih lagi, produksi salah satu WK terbesar di Indonesia ini menyumbangkan hampir 25 persen produksi minyak nasional. Operasi WK Rokan saat ini didukung oleh sekitar 2.700 pegawai tetap dan lebih dari 22 ribu pegawai mitra kerja. Masing-masing sekitar 65 persen dan 85 persen di antaranya merupakan warga lokal Riau.
Sejarah Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC)
Inovasi digital di WK Rokan diawali dengan pemasangan sistem pemantau dan pengendali gardu induk listrik dari jarak jauh. Kemudian dilanjutkan dengan memasang Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA) untuk mengendalikan dan memantau sumur minyak melalui pompa listrik bawah tanah. Pemasangan SCADA di sumur produksi terus ditingkatkan sehingga pengumpulan data dan pemantauan sumur bisa dilakukan secara real time.
Sr Analyst Digital Acceleration PHR WK Rokan Ivan Susanto mengatakan, pengelolaan big data tak ubahnya penemuan sumber “minyak baru” (new oil). Pemanfaatan data secara terpadu menjadikan kegiatan produksi migas menjadi lebih aman, andal, dan efisien. Pemanfaatan teknologi digital ini, salah satu contohnya, bisa menghemat pemakaian listrik karena pompa tidak harus hidup selama 24 jam. “Dari sana kami bisa monitor, kapan mematikan atau menghidupkan pompa dari jarak jauh.” ujar Ivan.
SCADA juga dipasang di remote gathering station. Data-data dari pompa, data tekanan, aliran minyak, dan air bisa dikirim langsung ke main gathering station di mana operator berada. Mereka juga bisa mengetahui kapan peralatan harus diganti melalui teknologi foundation fieldbus.
Konsep data foundation, data architecture, dan gudang data (data warehouse) diterapkan untuk mengelola dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber data. Sumber data utama didapatkan dari aplikasi-aplikasi pengeboran, produksi, operasi, pemeliharaan, reservoir, geologi, dan lain-lain. “Targetnya adalah biaya produksi bisa tetap kompetitif dengan harga minyak yang rendah,” ujar Ivan lagi.
Dari fasilitas inilah sekitar 8.000 sumur minyak dan 100 fasilitas permukaan di Blok Rokan dipantau. Data yang terhimpun di SCADA secara bertahun-tahun dikumpulkan dan diolah. analytic support team (AST) membuatkan aplikasi solusi digital supaya semua tim yang terlibat dalam IODSC bisa bekerja secara efektif, efisien, dan cepat.
Tim well reliability optimization (WRO) menangani optimalisasi sumur minyak. Mereka menganalisis, mengawasi, dan memberi rekomendasi untuk mengurangi kegagalan pompa di sumur minyak, optimalisasi produksi, dan konsumsi energi, serta mengurangi potensi kehilangan produksi minyak.
Ada lagi tim surface facility optimization (SFO) yang menangani optimalisasi fasilitas permukaan. Mereka membuat analisis agar minyak dari sumur bisa dikirimkan tanpa gangguan ke kapal tanker di Dumai dan memastikan tak ada minyak yang hilang dalam pengiriman. Jika ada masalah di lapangan, rig hub yang akan mengeksekusi pergantian dan perbaikan pompa sumur minyak yang mati.
Alur Big Data
Data yang dikumpulkan setiap hari di gudang data (data warehouse) dapat dikorelasikan dengan data lain dan diubah menjadi informasi yang bermanfaat. IODSC memanfaatkan transformasi digitalisasi dengan menyimpan pengetahuan dari para ahli dari berbagai bidang dan mengimplementasikannya sebagai factory automation untuk kinerja sumur dan peralatan.
Dengan pendekatan ini, pengetahuan para ahli yang jumlahnya terbatas dapat diterapkan ke semua area setiap hari secara teratur dan konsisten ke aliran data yang masuk. Sehingga, kondisi sumur dan peralatan yang beroperasi tidak normal dapat segera diketahui. Informasi tersebut lalu dikirimkan ke pengguna (user) berdasarkan prioritas perbaikan. Langkah cepat ini dapat mengurangi potensi kehilangan produksi minyak dan meningkatkan keandalan operasi.
“Menyimpan pengetahuan para ahli di perangkat digital memiliki manfaat tambahan untuk menjaga kesinambungan pengetahuan dari para ahli yang dibutuhkan operasi ketika para ahli yang berpengalaman harus pindah pekerjaan atau memasuki purna bakti,” papar Ivan.
Penerapan digitalisasi di WK Rokan setidaknya memberikan empat manfaat utama, yakni peningkatan kinerja keselamatan; penurunan signifikan dari potensi kehilangan produksi/ LPO; optimalisasi kemampuan fasilitas produksi; dan peningkatan efisiensi.
Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dimanfaatkan, antara lain, untuk pengaturan jadwal perawatan ulang (workover) sumur secara otomatis dengan mempertimbangkan peluang produksi kerugian yang paling rendah sehingga menghasilkan pergerakan rig yang lebih optimal dan efisien, identifikasi kinerja pompa yang sudah tidak optimal, analisa dan pengukuran aliran minyak agar produksi optimal, serta pemantauan jarak jauh dan saling terintegrasi untuk kondisi tekanan fluida di dalam sumur minyak. Pemanfaatan teknologi seperti ini tentu sangat efisien sumber daya dan waktu jika dibandingkan dengan cara manual.