ANAK TAKUT MASUK SEKOLAH, IBU DATANGI DISDIK

Terakhir Pulang Sekolah sambil Menangis

Feature | Kamis, 15 September 2022 - 10:05 WIB

Terakhir Pulang Sekolah sambil Menangis
Lusiana dan anaknya mendatangi Kantor Dinas Pendidikan(Disdik) Pekanbaru, Selasa (13/9/2022). (JOKO SUSILO/RIAU POS)

Lusiana (42) mendatangi Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Selasa (13/9) sekitar pukul 08.00 WIB. Ia ingin bertemu dengan pihak Disdik yang dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi anaknya.

Laporan JOKO SUSILO, Pekanbaru


LUSIANA datang ke Disdik bersama dengan anak perempuannya. Putrinya, PZ saat ini duduk di kelas 3 SD Negeri 182 Pekanbaru. Sang anak bersikeras tidak mau masuk sekolah lagi.

Sabtu (10/9) lalu adalah hari terakhir PZ masuk sekolah. Hari itu, saat pulang ke rumah, anaknya menangis. Lusiana pun mempertanyakan penyebab anaknya itu bersedih sedemikian rupa.

Putri mengadu jika ia dimarahi oleh pihak sekolah. "Ibumu datang lagi (ke sekolah, red). Kalau datang lagi saya laporkan ke polisi, ya," ungkap Lusiana menirukan anaknya saat mengadu kepada dirinya.

Permasalahan pihak sekolah dengan Lusiana sudah berlangsung beberapa hari sebelumnya. Bermula ada kejadian anak didik lainnya ada yang sakit. Kepalanya terluka dan putri Lusiana yang disalahkan.

"Sudah beberapa hari lalu masalahnya. Anak saya dituduh yang mendorong anak lain yang terbentur kepalanya itu di sekolah. Anak saya tidak mendorong anak yang sakit itu. Saya sudah bertanya secara serius dan anak saya menjawab tidak melakukan itu," ungkap Lusiana saat ditemui Riau Pos di gerbang masuk Kantor Disdik Pekanbaru, kemarin.

"Saya sudah dua kali datang ke Disdik, tetapi belum ada penyelesaian. Anak saya masih diintimidasi pihak sekolah. Jadi anak saya takut ke sekolah," ungkapnya lagi.

Saat mendampingi ibunya, PZ terlihat tetap ceria. Anak yatim yang ayahnya meninggal saat ia baru berumur dua tahun itu mengaku kepada ibunya kalau ia tidak ingin ibunya dilaporkan ke polisi dan masuk penjara.

"Gak mau (sekolah, red). Takut nanti dimarahi lagi," ujar PZ saat ditanya Riau Pos.

Lusiana berharap pihak Disdik dapat menyelesaikan persoalan itu sehingga anaknya bisa kembali ke sekolah tanpa rasa takut lagi. Tapi, ia gagal bertemu dengan pihak yang ingin dijumpai.

Ia mengaku akan mengadukan persoalan tersebut kepada pihak KPAI. Ia berharap ada jalan terbaik. "Saya akan ke KPAI, ini sudah bawa KTP dan KK, mana tahu diperlukan. Tuhan tidak tidur. Semoga ada jalan terbaiknya," ungkap Lusiana.

Sementara itu, Sekretaris Disdik Pekanbaru Muzailis saat dikonfirmasi persoalan tersebut mengatakan akan segera memanggil pihak SD bersangkutan sehingga persoalan tersebut dapat segera diselesaikan.

"Kami akan panggil kepala sekolahnya terlebih dulu," janji Muzailis.

Dikonfirmasi, Rabu (14/9), Kepala SD Negeri 182 Pekanbaru Gusneti SPd memberikan penjelasan. Menurutnya, selama ini Lusiana selalu mengantar dan menunggu anaknya pulang sekolah. Namun orang tua tidak diperbolehkan sampai masuk ke ruang kelas yang dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar.

“Kalau menunggu di luar ruang kelas ya tidak ada masalah. Namun sayangnya saya mendapat laporan dari guru jika ibu Lusiana sering masuk ke ruang kelas. Itu kan dapat mengganggu kegiatan belajar. Apalagi ibu Lusiana terkadang sampai mengatur kursi tempat duduk anak saat pagi sebelum guru masuk," katanya.

Gusneti lalu memanggil beberapa guru. Ada tiga guru yang dipanggil. Menyusul kemudian datang Ketua RT 2  di Gang Marpoyan, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Dahril.

"Saya minta masukan ke Pak RT, supaya Pak RT bisa memberikan pemahaman agar Lusiana mengerti dan anaknya tidak takut masuk sekolah," tuturnya.

Mengenai tuduhan terhadap PZ yang mendorong murid lain, Gusneti mengaku sudah mencoba menyelesaikan persoalan tersebut. "Saya tidak tahu kejadian seperti apa. Apakah didorong atau tidak sengaja didorong. Makanya saat itu kami panggil PZ dan saya tanyakan apakah benar telah mendorong temannya itu. Dan memang ia mengatakan tidak mendorong temannya yang kepalanya terbentur tembok sekolah tersebut. Sebenarnya persoalan itu sepertinya sudah tak ada masalah lagi. Namun tiba-tiba saya dikontak dengan pihak pengawas sekolah membahas masalah ibu Lusiana itu," katanya.

Mengenai tudingan pihak sekolah telah melakukan intimidasi sehingga PZ enggan masuk sekolah, Gusneti membantah. “Saya tidak dapatkan laporan tentang anaknya tidak masuk sekolah. Yang saya ketahui anaknya selalu masuk sekolah setiap hari. Masuknya siang anaknya itu dan tetap mengikuti pelajaran seperti biasa," ungkapnya.

Ia mengaku tidak mengerti kenapa Lusiana sampai mengadukan persoalan tersebut ke berbagai instansi dan memburukkan pihak sekolah. Padahal menurutnya pihak sekolah selama ini telah membantu anak Lusiana dengan bantuan pendidikan.

"Kami tahu bahwa anaknya itu yatim. Kami telah membantu mengusahakan agar anaknya mendapatkan bantuan PIP dan alhamdulilah dapat bantuan Rp450 ribu tahun lalu. Sedangkan untuk bantuan zakat di Disdik tidak bisa karena KTP ibunya itu masih domisili luar Pekanbaru," terangnya.

Ketua RT 2, Dahril mengatakan akan menemui Lusiana dan anaknya untuk mengetahui permasalahan sebenarnya. "Saya berharap persoalan ini bisa selesai. Dan anaknya ibu Lusiana bisa kembali tidak takut lagi untuk sekolah. Saya juga nanti akan mendampingi ia ke sekolah nanti," ujarnya.***

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook