TELUKMERANTI (RIAUPOS.CO) - Pascatenggelamnya perahu kayu atau pompong yang menelan enam korban jiwa, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan kembali meningkatkan pengawasan keselamatan transportasi sungai di Negeri Seiya Sekata ini. Khususnya di wilayah perairan Sungai Kampar, Kecamatan Teluk Meranti.
Hal tersebut dibuktikan dengan kembali dilakukannya sosialisasi kepada masyarakat agar dapat menggunakan dermaga resmi sebagai tempat keluar dan masuk transportasi air.
"Ya, kami telah kembali meningkatkan pengawasan keselamatan transportasi kepada masyarakat. Salah satunya melakukan sosialisasi agar masyarakat sebagai penumpang dan nakhoda alat transportasi air (sampan, kapal, speedboat), agar dapat melakukan aktivitas melalui dermaga resmi," terang Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Pelalawan, Feri Fasda Bino MSi kepada Riau Pos, Senin (14/2) kemarin di ruang kerjanya.
Dikatakannya, kejadian karamnya kapal kayu tersebut, di luar pengawasan dan pantauan pihaknya. Pasalnya, perahu tersebut masuk melalui dermaga tidak resmi atau pelabuhan tikus diwilayah perairan Negeri Amanah ini yang dibangun oleh sejumlah masyarakat, tanpa izin dari Pemerintah daerah. Dan perahu kapal kayu itu masuk melalui dermaga resmi, tentunya aktivitasnya tidak akan dibiarkan Dishub Pelalawan untuk beroperasi.
"Kami akui memang cukup banyak pelabuhan tikus di wilayah perairan Pelalawan ini, khususnya kecamatan Teluk Meranti. Sehingga aktivitasnya tidak terpantau dan terkontrol oleh kami. Dan ini tentunya menjadi atensi kita bersama pihak aparat hukum untuk menertibkan operasional pelabuhan tidak resmi tersebut," bebernya.
Diungkapkannya bahwa, dalam aturan, sebenarnya sampan kayu bermesin atau pompong, tidak dibenarkan menjadi angkutan penumpang. Apalagi sampai membawa penumpang melebihi kapasitas yang sangat berpotensi besar menyebabkan kapal karam.
Jadi, kapal kayu itu hanya boleh membawa muatan maksimal 5 orang. Itu pun bukan penumpang bayaran, melainkan warga yang melakukan aktivitas seperti nelayan mencari ikan. Karena, jika melebihi kapasitas, tentunya pompong itu akan oleng dan karam jika dihantam ombak kecil yang menyebabkan air masuk kedalam kapal kayu tersebut," paparnya.
Untuk itu, sambung mantan kepala dinas PPPAKB Pelalawan ini, dengan ada kapal karam tersebut, pihaknya mengimbau agar dapat menggunakan dermaga resmi yang telah dibangun Pemkab Pelalawan. Sehingga hal ini dapat menjaga keselamatan dan mengantisipasi ancaman terhadap masyarakat dalam menggunakan alat transportasi air yang dapat menimbukan korban jiwa.
"Intinya, kami akan terus melakukan sosialisasi keselamatan transportasi air kepada masyarakat. Dan juga pemilik kapal, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana untuk beraktivitas sesuai dengan standar operasional (SOP). Serta menertibkan operasi pelabuhan tikus bersama tim dari Pol Airud Polres Pelalawan dan Kodim 0313 KPR wilayah Pelalawan," ujarnya.
Ditempat terpisah, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Pelalawan, Rudianto menjelaskan bahwa, kejadian kapal karam tersebut murni akibat kelalaian manusia atau human error. Pasalnya, berdasarkan data rilis BMKG Riau, kondisi cuaca di Kabupaten Pelalawan, khususnya perairan di kecamatan Teluk Meranti, dalam kondisi normal.
"Artinya, kejadian ini tidak ada pengaruh dari faktor alam atau cuaca yang terdata masih aman atau tidak ada ancaman potensi arus sungai. Melainkan faktor kelalaian nahkoda kapal kayu tersebut yang membawa penumpang melebihi kapasitas sehingga pompong tersebut menjadi karam," sebutnya.
Ditambahkan Sekretaris BPBD Pelalawan ini bahwa, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan antisipasi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Pasalnya, prediksi BMKG, akhir Februari ini, Pelalawan akan memasuki musim kemarau atau panas.
"Jadi, jika sebaran hot spot atau titik panas di kabupaten yang terkenal dengan kedahsyatan gelombang Bono ini mulai muncul, maka upaya antisipasi dan pencegahan karhutla akan kita laksanakan dengan meningkatkan status daerah. Tapi alhamdulillah, hingga saat ini kondisi cuaca di Pelalawan masih aman dan normal. Karena, intensitas curah hujan masih cukup banyak muncul dan tidak berpotensi menyebabkan terjadinya potensi banjir. Intinya, kita dari BPBD Pelalawan akan meningkatkan kesiagaan terhadap potensi bencana sesuai dengan kondisi cuaca," tuturnya.
Sepekan ke Depan Hujan dan Angin Kencang di Riau
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru memprediksi selama sepekan ke depan sejumlah kota di Riau akan mengalami hujan dengan intensitas yang bervariasi, Senin (14/2).
Menurut Forecaster On Duty BMKG Binbin Sulianto, potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah Kab. Indragiri Hulu, Kota Dumai, Kab. Bengkalis dan Kab. Siak pada pagi hari.
Hal ini juga akan terjadi pada siang hari dimana potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah Kab. Bengkalis, Kab. Indragiri Hilir, Kab. Kep. Meranti dan Kab. Siak. Sedangkan untuk dini hari, potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah Kab. Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kota Pekanbaru, Kampar, Kuantan Singingi, Kota Dumai, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Pelalawan, Kepulauan Meranti, dan Siak.
"Potensi hujan sedang hingga lebat masih terjadi hingga 5 hari kedepan, dimana untuk angin kencang sendiri disebabkan karena awan awan hujan (cumulusnimbus)," kata dia.
Lanjut Binbin, masyarakat harus mewaspadai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di sebagian wilayah Rokan Hulu, Kampar, Bengkalis, Siak, Kuantan Singingi dan Kota Pekanbaru yang akan terjadi pada sore atau malam dan dini hari, dengan suhu udara mencapai 23.0 – 33.0 °C, kelembapan udara 55 – 97 %, dan arah angin dari Timur Laut – Tenggara / 10 – 30 km/jam
"Prakiraan tinggi gelombang di perairan Riau berkisar antara 0.50– 1.25 m (rendah). Dan untuk titik panas (hot spot) saat ini Riau masih nihil," tegasnya.(amn/ayi)