IN MEMORIAM SYEKH ALI JABER, ULAMA TAWADUK YANG JADI PELAYAN ALQURAN

Pilih Indonesia Jadi Ladang Dakwah

Feature | Jumat, 15 Januari 2021 - 08:00 WIB

Pilih Indonesia Jadi Ladang Dakwah
Muhammad Jabeer (memegang mikrofon) bersama Ustaz Yusuf Mansyur memimpin doa saat pemakaman Syekh Ali Jaber di Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran, Tangerang, Kamis (14/1/2020).(MUHAMAD ALI/JPG)

Duka masyarakat Indonesia kian dalam di awal 2021 ini. Setelah tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air S 182 di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1), awan gelap kesedihan itu ternyata makin bertambah. Lima hari berselang, tepatnya Kamis (14/1) pukul 08.30 WIB, umat dikejutkan lagi dengan berpulangnya ulama tawaduk sekaligus hafiz Alquran, Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber.

Laporan: JPG (Jakarta)


ULAMA yang populer dengan nama Syekh Ali Jaberitu meninggal saat dalam perawatan di RS Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta. Kabar tersebut antara lain disampaikan Ustaz Yusuf Mansur melalui akun Instagram resminya. "Innaa lillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji’uun. Syaikh Ali Jaber wafat di RS Yarsi, jam 8.30. Mohon do’anya...," katanya di akun @yusufmansurnew, Kamis (14/1).

Dalam unggahan tersebut, Yusuf Mansur juga angkat bicara melalui Instagram TV. "Kita semua berduka indonesia berduka syekh ali berpulang ke rahmatullah. In sya Allah beliau syahid," ujar Ustaz YM sambil terisak.

Ustaz YM bercerita, Syekh Ali Jaber sempat kritis hingga kemudian dia menyebarkan berita dan meminta doa kepada para alim ulama. "Kita kehilangan seorang ahli Quran, pejuang Quran, seorang dai yang ikhlas, meninggalkan negaranya untuk dakwah di Indonesia," ujar Ustaz YM lagi sambil terisak.

"Pada malam itu, Syekh Ali sudah dipasangkan alat untuk jantung, karena denyut nadinya tuh sampai 190 per menit," kata Ustaz YM.

Ustaz YM menuturkan, Syekh Ali Jaber telah negatif Covid-19. Namun dia tak memungkiri, penyakitnya itu sudah menyerang ke paru-paru.

"Jadi Covid-nya mah sudah tidak ada. Tapi sudah terlanjur menyerang ke paru-paru dan lain sebagainya. Jadi saat wafat sudah dinyatakan negatif Covid-19," tegas Ustaz YM.

Pengakuan Ustaz YM paling tidak menegaskan dua hal penting perihal sosok ulama panutan tersebut meski baru berusia 45 tahun, pada 3 Februari nanti. Pertama, tentang Syekh Ali Jaber yang memang seorang pecinta sekaligus pejuang Quran. Kedua bahwa Syekh Ali Jaber adalah sosok yang rela meninggalkan Kota Nabi (Madinah) dan memilih hijrah ke Indonesia demi berdakwah.

Soal kecintaan pada Quran sudah tidak diragukan lagi. Awal-awal kiprahnya yang membuat lebih dikenal masyarakat adalah ketika menjadi juri pada ajang pencarian bakat usia dini untuk penghapal Quran di sebuah stasiun televisi nasional. Ia dengan telaten menyapa, menyimak, memotivasi sekaligus mendukung para peserta untuk berani melantun kalam-kalam Ilahi. Di acara itu pula, pada 2014 Syekh Ali Jaber dengan yakin memberikan gelar Syekh kepada seorang peserta dari Pekanbaru, bernama Rasyid.

Pada November 2020, Syekh Ali Jaber membuat publik terkesan karena mengangkat seorang pemulung sebagai anaknya. Muhammad Al Gifari (16) yang akrab disapa Akbar. Ia viral usai fotonya sedang membaca Alquran di emperan pertokoan di Jalan Braga, Kota Bandung. Itu dilakukan saat menunggu hujan reda sambil memegang karung yang digunakan untuk menampung barang-barang rongsok.

Pada 13 November 2020, seperti diberitakan SuaraJabar.id, Syekh Ali Jaber menemui Akbar di kediaman keluarganya di Garut. Syekh Ali Jaber sempat mengajak Akbar untuk berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan umrah pada Desember 2020 lalu.  "Saya punya firasat Muhammad Gifari menjadi iman besar, saya akan bina di Pesantren Cipanas dan Desember ini akan dibawa, beliau bersama saya umroh. Saya ingin kenalkan beliau bersama imam besar di tanah suci," ujarnya.

Syekh Ali Jaber menambahkan, ia mengajak seluruh masyarakat memberikan perhatian kepada mereka yang mencintai Alquran. Meski katanya, orang-orang yang mencintai Alquran memiliki keterbatasan kemampuan dalam menghafal Alquran. "Saya belajar dari guru saya, siapapun mencintai Alquran apapun kemampuannya, hapalan Quran-nya, kalau dia mencintai Alquran kasih perhatian sebesar-besarnya biar kemampuan terbatas. Kasih sepenuhnya perhatian karena pencinta Alquran dia dicintai Allah SWT," katanya.

Syekh Ali Jaber juga sangat aktif berdakwah keliling Tanah Air. Pada 2020 lalu, ia bersama timnya sukses menunaikan misi dakwah di 1.000 titik.  

Tahun 2008, ia melebarkan sayap dakwahnya hingga ke Indonesia. Kebetulan ia menikahi seorang gadis asli Lombok, bernama Umi Nadia, yang lama tinggal di Madinah.  Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi destinasi pertamanya di Indonesia. Di sini ia menjadi guru hafalan Alquran, imam salat, dan khatib di Masjid Agung Al-Muttaqin Cakranegara, Lombok. Hingga tahun 2020, keduanya telah dikaruniai seorang anak. Anak Syekh Ali Jaber diberi nama Hasan. Kisahnya ini sebagian disadur dari arsip uinbanten.ac.id.

Pada tahun itu, ia berkesempataan Salat Maghrib di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat. Selepas salat, ada salah seorang pengurus masjid memintanya untuk menjadi imam Salat Tarawih di masjid itu, karena saat itu hampir mendekati bulan Ramadhan. Ia juga menjadi pembimbing tadarus Alquran.
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook