Bicara pengeboran minyak, bicara keamanan dan keselamatan pekerja. Semua itu menjadi prioritas PT Bumi Siak Pusako (BSP), perusahaan minyak lokal berskala internasional.
Laporan MONANG LUBIS, Siak
KENAPA internasional, karena banyak capaian yang telah diraih dan terakhir adalah pemerintah mempercayakan pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Coastal Plain Pekanbaru (CPP) kepada PT BSP.
PT BSP merupakan perusahaan pengelolaan minyak bumi yang wilayah kerjanya terluas berada di Kabupaten Siak dan mulai beroperasi pada Oktober 2001 lalu.
Bicara sumur minyak, tentu bicara lingkungan. Seperti apa lingkungan yang ada di sekitar sumur minyak? Ternyata semua itu terjawab ketika melihat pengeboran minyak di sekitar kawasan Taman Nasional Zamrud.
Di sana ada 66 sumur minyak, untuk mendapatkan hasil maksimal, pengeboran dilakukan dengan cara yang baik, terencana dan ramah lingkungan.
Menurut penjelasan Kepala SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmad Firdaus, 66 sumur sumur minyak itu pertama sekali yang mengelola adalah Caltex pada 1972. Rentang waktu pertama kali pengeboran dengan penetapan Taman Nasional Zamrud pada 2016, adalah 44 tahun.
PT BSP dipercaya pemerintah mengelola WK CPP, pada 9 Agustus 2022 lalu. Dengan dipercaya pemerintah mengelola WK CPP, itu artinya kerja PT BSP sejak 2001 lalu, mendapatkan apresiasi dari pemerintah.
Disebutkan Rikky, WK CPP adalah Blok migas yang telah dioperasikan oleh negara melalui operator yang ditunjuk selama hampir lebih dari 50 tahun, di mana setelahnya bagian lokasi blok tersebut ditetapkan sebagai Taman Nasional Zamrud sejak tahun 2016. ‘’Dalam operasionalisasinya secara historis pihak operator migas memiliki visi lingkungan, sehingga turut menjadi bagian penting dalam menjaga Hutan Zamrud sebagai area konservasi. Prinsip kerja operasi migas tidak bekerja mengeksploitasi hutan dan tanaman secara expansif, melainkan menambang sumber hidrokarbon di bawahnya dengan fasilitas produksi existing,’’ katanya.
Dengan kondisi ini, lanjut Rikky, keberadaan industri hulu migas sejatinya harus didukung, karena menjadi pihak yang turut melindungi lingkungan, sekaligus menghasilkan devisa bagi negara, pusat dan daerah melalui lifting migas yang dihasilkannya.
Sementara Sekretaris PT BSP Riky Hariansyah mengatakan, saat ini pihaknya fokus bekerja untuk meningkatkan produksi migas menuju target 1 juta barel nasional dan memberikan multiplier effect untuk daerah dan sekitarnya.
Ada perjalanan panjang pengelolaan, hingga dikelola PT BSP. Hal itu tidak mengubah Taman Nasional Zamrud dan Danau Zamrud yang merupakan hutan gambut yang memiliki danau eksotik dan menjadi salah satu danau gambut terluas dan memiliki keanekaragaman hayati.
Meski sudah dikelola sejak 1972, pemerintah malah menetapkan kawasan itu sebagai Taman Nasional pada 2016, atau setelah 44 tahun. Itu artinya, kawasan itu tetap terjaga dengan sangat baik, sama sekali tidak ada kerusakan.
Bahkan Pemerintah Kabupaten Siak, disebutkan Bupati Siak Drs H Alfedri MSi, akan mengelola kawasan hutan dan danau itu, menjadi kawasan wisata. ‘’Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup, dan mendapat respon positif,’’ kata Bupati Alfedri.
Disebutkan Bupati Alfedri, di sana ada ragam hewan dan tumbuhan yang menjadi ciri khas hutan dan danau gambut.
Di sana juga ada habitat harimau, dan di danau ada ikan arwana, diharapkan ke depan, di kawasan itu. wisatawan bisa melihat harimau dari jarak dekat, berkeliling di danau melihat ikan arwana, seperti kebun binatang di alam bebas.
Kepala Desa atau Penghulu Kampung Dayun, di mana PT BSP berada, Nasya Nugrik mengatakan pihaknya mendapatkan perhatian, namun ke depan diharapkan perhatian itu lebih menyentuh dan warganya dapat menjadi bagian dari kemajuan PT BSP. ‘’Apapun yang terjadi di PT BSP, kami yang pertama terdampak, demikian juga kiranya perhatian, kami harapkan kami yang pertama,’’ kata Penghulu Nasya.
Dia mengungkapkan itu, karena dia dan warganya sangat bangga di wilayah mereka ada perusahaan minyak daerah berskala internasional. Kebanggaan itu terus terjaga hingga kini.
Makanya dia bersama warganya juga ikut menjaga alam dan keanekaragaman hayati di Taman Nasional Zamrud, sebagai bentuk dedikasi kepada lingkungan hidup. Di sisi lain, capaian demi capaian ditorehkan PT BSP. September lalu, PT BSP meraih penghargaan Apresiasi Pemerintah Daerah Indonesia (APDI) 2023 untuk kategori Mitra Pemerintah, menuju BUMD Bereputasi Global.
Penghargaan diserahkan oleh Mendagri Tito Karnavian kepada Direktur BSP Iskandar dan Sekretaris Riky Hariansyah di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (12/9) malam. Direktur PT BSP Iskandar mengaku bangga atas capaian itu. disebutkannya, semua itu berkat kerja sama dan dukungan semua pihak, termasuk pemerintah Kabupaten Siak. ‘’Terima kasih kepada semua pihak, capaian ini atas kerja keras dan kerja cerdas kita semua,’’ ucap Direktur Iskandar.
Disebutkan Direktur Iskandar, dia akan terus memacu kinerja di semua lini, sehingga apa yang menjadi cita cita semua dapat tercapai.
Sementara sebelumnya, PT BSP juga menorehkan prestasi, dengan mencatatkan kinerja positif dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS-T) PT BSP.
Sepanjang 2022, realisasi produksi minyak mencapai 3 juta barel dan pada akhir 2022 laporan PT BSP telah diaudit oleh KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan rekan dengan membukukan laba bersih pada tahun buku 2022 sebesar Rp381 miliar, dan mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian atau WTP. ‘’Opini WTP ini berhasil manajemen kami pertahankan selama PT BSP berdiri sejak 2001,’’ ucapnya.
Capain tersebut menandakan PT BSP sebagai BUMD mampu memberikan kontribusi yang positif, khususnya kepada seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat, secara umum kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Direktur Iskandar mengatakan penting berkolaborasi menjaga alam dan keanekaragaman hayati, untuk kelangsungan hidup manusia.***