KISAH SUKSES ANTONIUS TULUS, PETANI SAWIT BINAAN ASIAN AGRI

Dari Hidup Sederhana, Sekarang Miliki Rumah Mewah dan Mobil Impian

Feature | Sabtu, 13 Mei 2023 - 11:00 WIB

Dari Hidup Sederhana, Sekarang Miliki Rumah Mewah dan Mobil Impian
Ketua KUD Bina Usaha Baru Antonius Tulus saat menceritakan kisah suksesnya menjadi petani sawit dengan pola mitra Asian Agri dalam acara halalbihalal Asian Agri bersama Insan Pers Riau di Sultan Resto, Jalan Ronggo Warsito, Pekanbaru, Jumat (12/5/2023). (HUMAS ASIAN AGRI UNTUK RIAU POS)

Membangun kebun kelapa sawit dengan pola bermitra dengan perusahaan akan sangat menguntungkan bagi para petani kelapa sawit yang ada di Provinsi Riau. Hal ini sudah di­buktikan oleh ratusan petani kelapa sawit yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD) Bina Usaha Baru, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan. Sejak bermitra dengan perusahaan Asian Agri, mereka banyak mendapat keuntungan.

Laporan MUSLIM NURDIN, Pekanbaru


ANTONIUS Tulus. Dia adalah seorang petani sawit yang sudah sukses di antara ratusan petani sawit lainnya. Di awal mulai merintis usaha kebun kelapa sawit dengan luas dua hektare, kehidupan ekonomi keluarganya masih biasa-biasa saja. Kala itu dia masih tinggal di rumah yang bangunannya masih sangat sederhana.

Seiring berjalannya waktu, kehidupan keluarga Antonius Tulus mulai membaik setelah bergabung menjadi anggota KUD Bina Usaha Baru yang langsung di bawah naungan Asian Agri. Kini dari hasil kebun kelapa sawit yang ia miliki, Antonius Tulus sudah mampu untuk mewujudkan semua mimpinya. Mulai dari memiliki rumah mewah hingga mobil impian. Ia juga mampu memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya.

“Awalnya, kami hanya memiliki rumah sangat sederhana, sekarang sudah bisa bangun rumah sesuai dengan impian. Saat ini kami juga sudah bisa memiliki kendaraan yang bagus. Selain itu, sekarang kami juga sudah mampu untuk menambah luas kebun sawit kami,” ujarnya dengan senyum sumringah saat menceritakan kisah suksesnya kepada awak media dalam acara halalbihalal Asian Agri bersama Insan Pers Riau di Sultan Resto, Jalan Ronggo Warsito, Nomor 12, Pekanbaru, Jumat (12/5).

Pria yang akrab disapa Pak Tulus ini menjelaskan, dalam pola kemitraan, perusahaan Asian Agri memberikan dukungan kepada para petani sawit. Di antaranya melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Melalui program ini, para petani dibimbing secara teknis dalam budi daya kelapa sawit. Mulai dari proses pemupukan, sampai dengan proses penyemprotan gulma di perkebunan kelapa sawit. Petani sawit juga diajarkan tentang penggunaan bibit unggul Topas dari Asian Agri.

“Hasilnya, petani bisa lebih awal memanen tandan buah segar (TBS) sawit. Dalam kurun waktu 28 bulan atau kurang dari 4 tahun, petani sudah bisa mendapatkan hasil dari panen TBS. Jadi lebih awal 21 bulan dari target panen yang direncanakan sebelumnya,” kata Antonius Tulus, yang sekarang menjabat sebagai Ketua KUD Bina Usaha Baru di Desa Bukit Jaya, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan.

Tulus mengisahkan, kesuksesan replanting tidak akan tercapai tanpa bermitra dengan Asian Agri, dan para petani kelapa sawit juga tidak akan bisa menghasilkan TBS dalam waktu singkat. Karena prosesnya, mulai dari replanting hingga sampai proses kelapa sawit tersebut berbuah dan bisa dipanen kembali, membutuhkan waktu yang sangat panjang dan memerlukan biaya yang tidak sedikit.

“Kalau hanya bergantung dari dana yang dibantu oleh Pemerintah Provinsi Riau, itu tidak akan cukup. Hasil panennya juga tidak akan bisa terwujud dalam waktu yang cepat seperti sekarang ini. Kami sudah membutikannya  sendiri dengan kebun kelapa sawit milik tetangga kami, yang tidak bermitra dengan Asian Agri,” ucapnya.

Tulus menyebut, bermitra dengan Asian Agri sangat menguntungkan bagi petani KUD Bina Usaha Baru. Bayangkan saja di awal buah (kurun waktu 28-49 bulan), kebun petani yang seharusnya belum menghasilkan ternyata sudah bisa menghasilkan TBS.

“Hasil panennya kami kumpul di rekening penampungan. Di mana dari hasil panen sawit selama 21 bulan dapat kami gunakan untuk melunasi sebagian dari hutang pokok ketika melakukan replanting. Sehingga cicilan kredit berkurang, dan kami tidak pernah macet membayar cicilan,” ujarnya.

KUD Bina Usaha Baru yang berlokasi di Desa Bukit Jaya, Kecamatan Ukui, saat ini sudah beranggotakan 406 orang petani dengan luas areal yang dikelola adalah 616 Ha atau 308 kapling sejak berdiri pada 1989.

Sementara itu, Head Of Partnership Asian Agri Rudy Rismanto mengaku bersyukur, karena kemitraan bersama Asian Agri bisa dirasakan petani. Menurut Rudy, kemitraan itu merupakan strategi bisnis Asian Agri untuk sukses bersama petani.

Rudy menjelaskan dalam program Asian Agri 2030 Pilar 1 mengenai Kemitraan dengan Petani, perusahaan menargetkan untuk menggandakan pendapatan petani, menyelesaikan penanaman kembali 100 persen, memperoleh sertifikasi ISPO untuk 100 persen petani plasma dan membantu 5.000 petani swadaya memperoleh sertifikat RSPO.

Untuk mencapai target Asian Agri 2023, kata Rudi, pihaknya secara berkesinambungan membantu petani mitra menerapkan praktik terbaik dan mendapatkan sertifikasi yang diperlukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan melalui pelatihan, pendampingan, dan mensupport petani untuk mendapatkan dana BPDPKS maupun kredit untuk replanting.

“Selain itu, momentum replanting, adalah momentum yang tepat bagi petani untuk dapat mengoptimalkan hasil produksi kebunnya. Oleh karena itu, saya berharap agar petani jangan takut replanting, dan pastikanlah melakukan replanting bermitra dengan perusahaan yang tepat yang memiliki kemampuan dan komitmen yang baik untuk sukses bersama petani,” imbuh Rudy.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook