Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dari Jakarta tujuan Pontianak jatuh, Sabtu (9/1) siang. Dari 62 penumpang, ternyata ada korban asal Pekanbaru. Yakni pasangan suami istri (pasutri) Ikhsan Adlan Hakim dan Putri Wahyuni Effendi. Mendengar berita bahwasanya ada anak dan mantunya di pesawat nahas itu, orang tua Putri pun syok.
Laporan: Sofiah (Pekanbaru)
SUASANA duka masih terlihat di kediaman orang tua korban di Jalan Sembilang, Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru. Pantauan Riau Pos, tetangga dan kerabat silih berganti mendatangi rumah duka. Di rumah duka itu, terpajang bingkai foto di ruang tamu. Terlihat wajah berseri-seri dari keluarga besar di berbagai ukuran bingkai. Siapa sangka pasutri yang nikah pada Maret 2020 itu menjadi korban pesawat Boeing 737-500.
Orang tua Putri Wahyuni, Arizal Effendi (66) dan Ratna (58) masih terlihat syok. Sang ayah sempat jatuh sakit saat Ayu panggilan akrab Putri Wahyuni datang ke Pekanbaru. Sebelum pada akhirnya, Kamis (7/1) kembali ke Jakarta bersama sang suami.
"Kami terakhir berkomunikasi sekitar pukul 2-an (14.00)lah. Informasi terakhir yang kami terima masih dalam usaha pencarian. Ada ditemukan jaket," ujar Arizal pada media.
Diakuinya, nama anak perempuan satu-satunya itu masuk dalam catatan penumpang pesawat Sriwijaya Air.
"Ada nama anak saya dan menantu. Tapi tidak disebut entah masih ada atau tidak ada. Tidak tahu," imbuhnya.
Diakuinya tujuan Ayu ke Pontianak acara ngunduh mantu. Lantaran, mertuanya berada di Pontianak. Sementara itu, usai menikah pasangan muda itu tinggal di Jakarta. Di waktu yang sama kakak ipar Ayu, Novri Purwanti menyebut terakhir kontak pada Sabtu (9/1) pukul 12.00 WIB. Tak hanya itu, ia pun sempat mengabadikan video makan bersama dan mengantar ke bandara di story instagram-nya.
"Sempat juga mengantar ke bandara pada Kamis (7/1) saat menuju ke Jakarta," ungkapnya.
Hingga saat ini, menurutnya, pihak RS Bhayangkara sudah melakukan tes DNA kepada orang tua putri.
"Pihak RS sudah datang malam tadi ambil sampel darah untuk DNA," ujarnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga sedang menyiapkan data-data pasutri yang baru 11 bulan menikah.
"Karena corona acara ngunduh mantu diundur jadi tanggal 16 Januari. Mereka berangkat duluan," ulasnya.
Ditanya apakah ada mendoa di rumah? Novri tak menampiknya. "Iya ada mendoa, tapi tidak sampai baca yasin. Hanya mendoa biasa. Karena sampai sekarang kan belum tahu bagaimana keadaannya," akunya.
Dalam pada itu, Kabiddokkes Polda Riau selaku Commander DVI Wilayah Riau, Kombes Pol dr Priyo Kuncoro, MARS mengatakan, pihaknya yang mendapat adanya korban yang di Pekanbaru pun diminta untuk mengumpulkan informasi itu.
"Selain sudah mendapatkan alamatnya pun telah menemui keluarga korban yang berhubungan erat seperti ibu, bapak, kakak atau adik kandung. Hal itu untuk mengambil sampel DNA bagian tubuhnya untuk dikirim ke pusat DVI di Jakarta karena lokasi di sana," terangnya.
Data itu menurutnya, untuk memberikan kesiapan data awal antimortem. Bahwa, ada keluarga dekat yang telah diambil sampelnya.
"Di samping data DNA, ada data properti yang dipakai di saat akhir. Misalnya, mencari foto terakhir saat berada di bandara (pakaian, cincin, dan lainnya)," urainya.
Selain daripada korban (Ayu), pun mencari data foto dari panoramik gigi untuk melihat susunannya. Artinya, apabila nanti mendapat korban dalam keadaan tidak wajar atau membusuk, maka data itu penting. Masih kata Priyo, data foto secara utuh (senyum) bisa bermanfaat dalam rangka mengungkap pembusukan yang dalam.
"Jadi foto gigi dan panoramik serta DNA itu penting untuk sampel. Begitu juga properti yang dimaksud tadi," ulasnya.
Ditanya apakah data sudah dikirim? Dijawabnya begitu bertemu dengan keluarga, untuk foto panoramik sudah dikirim by IT.
"Untuk yang sampel DNA orang tuanya sudah dikirim tadi menuju posko utama di Jakarta," jelasnya.
Pihaknya pun sedang membantu mencari pihak keluarga dari suami yang di Pontianak. "Jadi kami dari sini memberi masukan informasi mengenai korban suami," katanya.
Di sisi lain, teman SMP Putri bernama Dwi pun ikut berbela sungkawa dan menyambangi rumah duka. Ia pun mengaku kaget, lantaran teman sekolahnya menjadi korban pesawat Sriwijaya itu.
"Kaget pas lihat nama korban ada nama Putri," katanya.
Disinggung, terakhir komunikasi intens? Ia menyebut setelah menikah pada Maret 2020 lalu. Selebihnya, komunikasi say hello melalui media sosial. Wanita berponi itu pun berharap, agar keluarga diberi ketabahan. Ia pun menyebut, Putri sosok yang baik.
Abang kandung Putri, Aulia Rizki akan berangkat ke Jakarta hari ini (11/1) untuk mengantarkan data.
"Kalau sesuai jadwal pukul setengah dua," kata Aulia yang baru saja sampai di Pekanbaru dari Tanjung Balai Karimun.
Abang pertamanya itu pun menambahkan, untuk data yang dibawa itu data DNA orang tua, data pribadi Putri seperti ijazah, KTP, akta kelahiran, dan lainnya.
"Data yang dari Polda lah intinya," ujarnya.
Ditanya apakah sudah dapat dari Polda Riau? Dijawabnya, data masih dikerjakan dan masih menunggu siap.
"Kalau sudah siap berangkat besok (hari ini, red). Kalau belum besoknya lagi," jelasnya.
Menurutnya, begitu sampai di Jakarta langsung ke posko utama (Posko Sriwijaya). Dikatakannya lagi, di posko sudah ada keluarga dari bapak di sana dan dari suami putri. Sebagai keluarga ia pun berharap, agar jasad adoknya segera ditemukan dan dapat disesuaikan dengan data yang dibawa.
Hingga malam tadi, rumah duka masih ramai dibanjiri kerabat dan tetangga. Di lokasi juga diadakan mendoa. Ketua RT setempat Saipul yang juga ikut mendoa mengatakan, sebagai warga turut berduka dan mendoakan agar dapat segera ditemukan.
"Dengan adanya doa ini mudah-mudahan keluarga lancar dan keluarga diberi ketabahan," katanya.
Bersama warga masjid Nurul Amal, turut men-support keluarga serta menunggu informasi dari pusat melalui berita.
Mencari Informasi di Call Center
Bagi keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 pada Sabtu (9/1), terutama yang berada di luar Jakarta dapat mencari informasi terkait hal tersebut melalui call center yang telah disediakan. Hal ini disampaikan Customer Assistant Angkasa Pura II Aulia. Ia menyebutkan informasi hanya tersedia di call center Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, dan Bandara Supadio Pontianak.
"Kantor Maskapai Penerbangan Sriwijaya tidak ada di Pekanbaru, jadi bagi keluarga korban terutama yang di Riau atau luar daerah bisa menghubungi call center di dua bandara tersebut," katanya, Ahad (10/1).
Dikatakan Aulia untuk call center di Bandara Soekarno-Hatta yaitu 02155916262 dan 087784877363. Sementara untuk call center Bandara Supadio Pontianak, keluarga korban dapat menghubungi 081257339444 atau 085210481148.
"Silakan dapatkan informasi di nomor tersebut," pungkasnya. (anf/ted)