MELIHAT KONDISI SDN 006 RAMBAH USAI TERBAKAR

Beralaskan Karpet, Tetap Semangat Belajar di Ruang Koperasi dan Musala

Feature | Selasa, 06 September 2022 - 11:58 WIB

Beralaskan Karpet, Tetap Semangat Belajar di Ruang Koperasi dan Musala
Puluhan murid kelas I A dan I B SDN 006 Rambah Kabupaten Rohul tetap semangat mengikuti proses belajar mengajar di ruang musala yang berlantaikan karpet, Senin (5/9/2022). (ENGKI PROMA PUTRA/RIAU POS)

SDN 006 Rambah terbakar, Ahad (4/9) lalu. Tiga bangunan ruang kegiatan belajar (RKB), ruang perpustakaan, gudang, dapur sekolah, dan toilet majelis guru hangus terbakar. Meski demikian, proses belajar mengajar di SDN 006 Rambah ini tak berhenti. Murid tetap semangat menimba ilmu.

Laporan ENGKI PRIMA PUTRA, Rambah


BEBERAPA ruang di SDN 006 Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) yang beralamat di Desa Sialang Jaya rata dengan tanah. Keterbatasan tidak menyurutkan semangat dari puluhan majelis guru dan Kepala SDN 006 Rambah Nisdawati SPd MPd untuk tetap berupaya agar proses belajar mengajar terhadap 266 murid bisa terlaksana dan tidak terhambat.

Sehari setelah kebakaran, pihak sekolah telah mengatur ruang belajar peserta didik agar proses belajar mengajar tetap berjalan lancar. Pihak sekolah mengambil kebijakan sementara dengan memanfaatkan ruang koperasi dan musala swadaya atas partisipasi murid dan majelis guru, Senin (5/9).

Sebelum proses belajar mengajar dimulai di sekolah tersebut, Kepala SDN 006 Rambah Nisdawati menggelar rapat terbatas. Dalam rapat itu, wanita yang menjabat Kepala SDN 006 Rambah selama 12 tahun itu, mengarahkan kepada tenaga guru untuk mendata dan menginventarisir seluruh aset-aset yang terbakar baik di ruang kelas 6A, kelas 6B, kelas 5B, ruang perpustakaan, gudang, dapur  sekolah dan toilet majelis guru.

Kemudian segera membuat laporan lengkap untuk segera disampaikan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Rohul. "Hari ini, Senin (5/9) pihak sekolah belum memberlakukan shift pagi dan siang. Untuk sementara proses belajar memanfaatkan ruang koperasi dan musala agar 226 jumlah siswa SDN 006 Rambah tetap bisa belajar seperti biasa, mesti dengan kondisi keterbatasan," jelasnya.

Dia memastikan, Selasa (6/9) hari ini telah diberlakukan sistim shift pagi dan siang untuk proses belajar di sekolah, khususnya murid kelas 1A, 1B dan kelas 2A, dan kelas 2B sehingga peserta didik tetap belajar di ruang kelas.

Nisdawati menjelaskan, murid kelas 6A dan 6 B proses belajarnya menempati ruang kelas 2A dan kelas 2B. Sementara murid kelas 2A dan 2B, dipindahkan belajarnya ke kelas 1A dan kelas 1B.

Sedangkan murid kelas IA dan 1B ruang belajarnya sementara memanfaatkan musala swadaya sekolah. Untuk murid kelas 3A tetap di ruangnya. Sedangkan kelas 3B, dengan jumlah siswanya yang sedikit proses belajarnya di ruang koperasi sekolah.

Selanjutnya, murid kelas 4A dan 4B tetap di ruangnya masing-masing. Murid kelas 5A di kelasnya masing-masing. Sedangkan kelas 5B belajar di ruang kelas 3B karena jumlah muridnya sedikit.

"Kami telah mengatur ruang belajar anak didik agar proses belajar mengajar tetap berjalan lancar dan tak terhambat paska terjadinya peristiwa kebakaran bangunan sekolah," tuturnya.

Mesti beralaskan lantai karpet yang dijadikan sebagai penumpu bagi murid kelas IA dan kelas IB untuk menulis di musala swadaya partisipasi murid dan guru SDN 006 Rambah, terlihat peserta didik tetap semangat untuk belajar dengan kondisi yang serba keterbatasan di ruang musala yang lantai dan dinding belum selesai di plaster.

Dalam kondisi itu, terlihat majelis guru tetap bisa memposisikan dirinya seolah-olah belajar di dalam ruangan kelas. Dengan penuh semangat, mereka berupaya memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, mesti terik matahari pagi menerangi suasana belajar di ruang musala yang sifatnya sementara menjelang diberlakukan proses belajar shift pagi dan siang.

Berbeda halnya dengan murid kelas 3 B yang terpaksa diungsikan ke ruang koperasi agar dapat mengikuti proses belajar mengajar tetap berada di dalam ruangan karena jumlahnya sedikit.

Dengan terlihat ada lemari dan pernik-pernik di tepi ruang koperasi, serta telah dipasang papan tulis. Para majelis guru dan peserta didik bisa melaksanakan proses belajar mengajar seperti biasa.

Namun kendala yang dihadapi para guru SDN 006 Rambah dalam pelaksanan proses belajar mengajar, bukan permasalahan terhadap kondisi bangunan RKB, justru mereka tidak ada buku pelajaran pegangan untuk diberikan kepada peserta didik.

Pasalnya, buku pegangan majelis guru baik Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Merdeka yang selama ini disimpan di perpustakaan setiap selesai jam pelajaran hangus terbakar.

"Yang paling utama sekali, kami harap dari pemerintah adalah mendapatkan bantuan buku pelajaran, baik Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Semua buku hangus terbakar, tidak satu pun tersisa yang ada di perpustakan, baik itu buku siswa maupun guru," kata Nisdawati.

Dia berharap pemerintah daerah, masyarakat peduli pendidikan dan yayasan pendidikan, khususnya Kabupaten Rohul, Provinsi Riau dan Kementerian Pendidikan dapat membantu keperluan buku pelajaran di SDN 006 Rambah. Sehingga peserta didik dan pihak sekolah dapat melaksanakan proses belajar dengan baik dan anak didik bisa mengikuti dan tidak tertinggal materi pelajarannya.

"Kami minta referensi buku, baik buku cerita dan kebutuhan buku pelajaran siswa. Mungkin sumbangan buku dari masyarakat ke sekolah, sehingga waktu istirahat anak bisa diisi dengan kegiatan membaca dan meningkatkan literasi sekolah," tuturnya.

Dirinya mengaku segera menyurati Disdikpora Rohul terhadap kendala yang dihadapi sekolah, terutama keperluan buku pelajaran dan permohonan pembangunan RKB baru. Sehingga proses belajar mengajar peserta didik di SDN 006 Rambah tidak terhambat. "Yang paling utama kami perlukan adalah persediaan buku untuk siswa dan guru, baik kurikulum 2013 maupun kurikulum merdeka," katanya.

Di tempat terpisah, Kepala Disdikpora Rohul Margono SSos MSi saat dikonfirmasi Riau Pos, Senin (5/9) menyebutkan, pihaknya belum mendapatkan laporan tertulis dari Kepala SDN 006 Rambah terhadap kondisi aset-aset sekolah yang terbakar. Termasuk kendala yang dihadapi pihak sekolah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terhadap peserta didik, paska terbakarnya sejumlah bangunan SDN 006 Rambah, Ahad (4/9).

Namun yang terpenting, pesannya, bagaimana pihak sekolah tetap bisa menggelar proses belajar mengajar terhadap peserta didik. "Saat ini pelajaran siswa menggunakan Kurikulum Merdeka, pihak sekolah untuk sementara bisa mengunduh di link yang ada secara online, atau memfotokopi buku pelajaran," ujar Margono.

"Pasalnya, pengadaan buku Kurikulum Merdeka tidak ada di dinas. Sekarang yang diutamakan dulu buku pelajaran sehingga proses belajar mengajar di SDN 006 Rambah tetap berjalan, tidak terhambat dengan adanya peristiwa kebakaran bangunan RKB dan ruang perpustakaan sekolah," tambahnya.

Margono menambahkan, dirinya telah memerintahkan Kabid SD Disidkpora Rohul untuk melakukan koordinasi dengan pihak sekolah terhadap kendala-kendala yang dihadapi, terutama buku pelajaran yang diperlukan murid SDN 006 Rambah sehingga proses belajar mengajar tetap berjalan normal.(das)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook