Masjid Nurul Wathan Provinsi Riau punya tradisi yang khas. Selama Ramadan 2023, menggelar salat tarawih 20 rakaat, plus witir dengan membaca satu juz satu malam bersama Syekh Hamood Mahmood Abu Shihah MA, seorang hafiz Qur’an dari Yaman.
Laporan JOKO SUSILO, Pekanbaru
Riau Pos melangkahkan kaki menaiki satu per satu anak tangga menuju lantai dua masjid yang berada di Jalan Lintas Sumatera. Masjid tersebut berasa tidak jauh dari Jembatan Siak II, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau.
Satu per satu para jemaah mulai berdatangan dan memasuki masjid. Suara lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an terdengar menggema dari dalam ruangan tempat salat Masjid Raya Provinsi Riau tersebut.
Di dalam ruangan salat sudah cukup banyak para jemaah berkumpul. Dua shaf sudah penuh, sementara jemaah perempuan di barisan belakang dengan pembatas. Beberapa anak-anak lelaki dan perempuan duduk didekat ibunya.
Sementara sebagian jemaah masih ada yang berada di luar dengan tergesa-gesa untuk bergabung dengan barisan shaf. "Yuk salat zuhur, sudah wudu, di sebelah mana tempat
wudunya," tanya seorang jemaah kepada Riau Pos yang dia kira warga tempatan.
Sebenarnya sudah ada penunjuk arah tempat berwudu yang ditulis dengan huruf kapital berukuran cukup besar, menempel di sudut tembok masjid yang berwarna putih sedikit kusam tersebut.
"Allahu Akbar.....Allahu Akbar...." Sesaat kemudian, suara azan zuhur berkumandang. Para jemaah pun kemudian dengan khusuk melaksanakan salat termasuk para jemaah yang sedang mengaji.
Di bulan Ramadan jemaah yang beribadah di masjid posisinya di tepian Sungai Jantan tersebut, memang bisa lebih banyak lagi. Mereka ingin salat tarawih bersama imam yang hafal Al-Qur’an didatangkan dari Yaman. Juga ingin mengaji atau tadarus serta membahas kajian persoalan agama Islam dan lainnya. Yang menjadi khas di masjid tersebut yakni tarawih 20 rakaat dengan satu juz satu malam.
"Ciri khas Masjid Nurul Wathan di mana salat tarawih 20 rakaat ditambah dengan tiga witir. Diimami salah seorang Syekh Hamood Mahmood Abu Shihah MA, Al Hafiz dari Yaman," ujar Kabid Ri’ayah Masjid Nurul Wathan Provinsi Riau Afrizal Usman.
Seusai salat zuhur berjamaah, Afrizal Usman sempat memperkenalkan Riau Pos kepada imam dari Yaman tersebut. Dia yang sebelumnya berjabat tangan kepada Riau Pos seusai salat zuhur. Kebetulan sama-sama berada di shaf paling depan dan berjarak tidak terlalu jauh.
Sekilas dilihat, dia tidak berbeda dengan jemaah setempat. Karena postur tubuhnya memiliki tinggi yang sama tinggi dengan jemaah lainnya. Namun yang sedikit membedakan adala raut wajahnya yang berbeda karena lebih ke timur tengah sana.
Afrizal Usman berharap imam asal Yaman tersebut ke depan bisa menjadi imam tetap di masjid tersebut. Untuk mendukung harapan para pengurus Masjid Nurul Wathan tersebut, para pengurus masjid bahkan sudah berkomunikasi terhadap pihak terkait misalnya seperti pihak imigrasi Pekanbaru. Agar kelak imam dari Yaman tersebut bisa jadi imam tetap di Masjid Nurul Wathan. Karena sejak kedatangan imam tersebut, berdampak positif banyak jemaah yang ingin melaksanakan salat tarawih dan salah wajib lima waktu itu bersama Syekh tersebut.
Warga setempat juga ingin bisa mengikuti kajian Islam lebih dalam lagi bersama imam tersebut. "Kami berharap beliau menjadi imam tetap masjid Nurul Wathan Provinsi Riau. Untuk sementara ini dia masih memakai paspor pelancong. Terkait dengan harapan kami itu, kami juga sudah mendapatkan pengarahan dan pihak imigrasi tentang bagaimana tahapannya," ungkap Afrizal lagi.
Para pengurus Masjid Nurul Wathan juga berterima kasih kepada Pemprov Riau di mana sudah mendatangkan para imam di masjid tersebut. "Dan ada dua imam lokal. Mereka para imam tersebut didatangkan Pemprov Riau. Selain mereka bertiga juga ada takmil tiga orang, muadzin dan lainnya yang dibiayai oleh Pemprov Riau," terangnya.
Masjid yang berdiri megah di tepian jalan protokol tersebut didominasi dengan warna putih salju. Ditambah dengan indahnya morif Selembayung. Masjid yang belum rampung finishing-nya tersebut telah diresmikan pemakaiannya oleh Gubernur Riau tahun lalu.
"Masjid Nurul Wathan ini merupakan masjid raya Provinsi Riau. Atas perintah pak gubernur dibentuklah kepengurusan dan kami uruslah bersama-sama. Di mulai pada 2022 lalu, dan sampai sekarang kegiatan dimasjid Nurul Wathan terus dihidupkan dengan berbagai kegiatan keagamaan," sebutnya sambil menjelaskan bahwa biaya operasional masjid baru akan dianggarkan Pemprov Riau untuk tahun 2024.
Sementara itu, momen bulan Ramadan kali ini juga dilakukan pembagian takjil gratis oleh pengurus Masjid Nurul Wathan untuk para jemaah yang datang menjelang berbuka. Mereka membagikan takjil seperti kue dan makanan pembuka puasa serta minuman segar lainnya.
"Pembagian takjil gratis kami berikan untuk para jemaah yang datang untuk salat magrib. Jemaah yang datang ada dari warga lokal juga banyak para warga yang melakukan perjalanan," kata sambil menyebutkan bahwa menjelang 10 malam terakhir di bulan Ramadan, jemaah yang datang semakin banyak mereka juga ingin melakukan i’tikaf.(eca)