Ia mulai khawatir. Ia bersama istri berinisiatif untuk swab. Lalu pasangan ini menjalani swab PCR di Rumah Sakit Madani. ‘’Setelah swab PCR kami segera mengisolasi diri. Saudara, tetangga, tak kami izinkan masuk rumah karena kami sedang menunggu hasil swab dan hilang penciuman," ujarnya.
Keesokan harinya (Senin 23/8), pukul 14.00 WIB, ia mendapat pesan WA dari pegawai rumah sakit. Petugas menginformasikan hasil swab pasangan suami istri ini positif Covid-19. Mereka terus mengisolasi diri, dan menyuruh saudara untuk mengantarkan makanan.
"Nah yang paling penting bagi kami waktu itu adalah saling mengingatkan bahwa harus berpikiran positif. Karena mendengar hasil swab positif dan dengan penciuman dan rasa yang hilang, kadang membuat down juga. Apalagi ini sesuatu yang belum pernah terjadi pada diri kita. Karena kalau berpikiran yang macam-macam akan membuat kita tak mau makan, sedangkan tubuh kita perlu energi untuk menguatkan imun," ujar Syahrial.
Selasa (24/8), kedua anaknya juga di swab. Tapi hanya dengan swab antigen dengan bantuan adik iparnya yang bekerja di salah satu puskesmas. Ternyata hasil kedua anaknya juga positif. "Maka sejak itu, kami mengumumkan ke media sosial, bahwa kami semua sekeluarga terkonfirmasi Covid-19. Memohon doa semua keluarga dan teman-teman di media sosial agar kami diberikan kesembuhan," katanya.
Keluarga ini dengan ikhlas dan optimis menjalani isolasi mandiri di rumah. Kondisi anggota keluarga ini berangsur normal. Demam sudah sembuh. Hanya pilek sedikit yang kadang-kadang menganggu. Namun indera penciuman dan rasa, suami istri ini belum normal. Semua jenis makanan yang biasanya enak dimakan, saat masuk ke mulut terasa pahit. Seolah tak peduli, keluarga ini tetap isolasi di rumah dengan perasaan gembira. Bahkan keluarga ini tidak memikirkan akan bahaya Covid-19.
"Kami tidak mau menonton berita-berita tentang Covid-19 di televisi. Kami tetap mengkonsumsi makanan yang diantar oleh saudara. Minum dan makanan alami yang banyak dianjur kerabat keluarga dan teman-teman. Prinisip kami, selama itu masih makanan alami, akan kami coba untuk memulihkan rasa dan penciuman kami," ulas pria yang hobi baca buku dan travelling ini.
Menjalani isolasi mandiri di rumah, namun tetap berkomunikasi dengan dokter. Apalagi sejak dinyatakan positif Covid-19, beberapa dokter dari puskesmas menelponnya dan menanyakan kondisi ia sekeluarga. Sambil diberikan obat-obatan dan vitamin. Keluarga ini juga rutin berjemur di pagi hari di bawah sinar terik matahari.
"Di hari kesepuluh, alhamdulillah indera penciuman dan rasa kami sudah mulai terasa. Makanan kami lahap. Di rumah, rasa lapar selalu kami rasakan, sehingga semua makanan dimakan. Banyak famili, teman dan tetangga yang memberi makanan dan buah-buahan," tuturnya.
Hari ke-15, Ahad (22/8), ia kembali menjalani swab PCR. Keesokan harinya, hasilnya keluar sudah negatif. Begitu juga dengan seluruh anggota keluarganya juga sudah negatif Covid-19. "Kami sangat bersyukur karena bisa melewati Covid-19 dengan selamat dan sehat walafiat. Meskipun sebelumnya ada rasa waswas juga, karena waktu itu ada dengar berita dari podcast Deddy Corbuzer, bahwa setelah gejala demam, akan ada badai sitokin bagi penyintas Covid. Dan alhamdulillah, kami bisa melewatinya dengan aman," ucapnya.
Sebagai penyintas Covid-19, ia memberikan nasehat agar selalu menggunakan masker terutama saat di luar rumah. Masker salah satu pengaman yang efektif dari tertularnya virus corona. Pengalamannya ia mendapat virus dari dari saudaranya yang datang dari luar daerah dengan keadaan batuk pilek. Saudara itu sempat beberapa hari tinggal bersama di rumahnya. "Tentu di dalam rumah, kami tidak menggunakan masker. Mungkin itu salah satu yang membuat kami abai terhadap protokol kesehatan," jelasnya.
Selain itu dia berpesan agar mengikuti vaksin Covid-19. Vaksin juga membantu gejala Covid-19 menjadi lebih ringan dan bisa melawannya dengan cepat. Selain itu hal yang paling penting lagi adalah pola hidup sehat dan olahraga. Ia dan istri, meskipun banyak di rumah, tetap menerapkan pola makan sehat, mengurangi masakan yang berminyak, tidak memakai penyedap makanan dan olahraga minimal dua kali seminggu. "Tidak lupa untuk minum air putih minimil dua liter sehari, baik air hangat maupun air biasa. Mudah-mudahan kita bisa cepat dibebaskan dari pandemi ini, dan bisa hidup seperti biasa lagi," ujarnya.***