PRODI D-3 TPK UNRI, VOKASI PULP DAN KERTAS NEGERI PERTAMA DI INDONESIA

Membangun SDM Pulp dan Kertas, Membangun Masa Depan Riau

Feature | Jumat, 24 Desember 2021 - 14:09 WIB

Membangun SDM Pulp dan Kertas, Membangun Masa Depan Riau
Gedung Program Studi Pulp dan Kertas Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau di Komplek Kampus Bina Widya, Pekanbaru. Di sini SDM bidang bubur kertas dan kertas, juga rayon, digembleng untuk ikut membangun masa depan Riau. (HARY B KORIUN/RIAUPOS.CO)

Pengalaman mengesankan juga diceritakan oleh Monica Seres. Gadis muda yang kini bekerja di Departemen Fiberline PT RAPP sebagai operator lapangan ini merasa beruntung saat kuliah Prodi TPK. Menurutnya hal itu adalah sebuah kesempatan yang luar biasa baginya bisa kuliah di prodi pertama di Indonesia.

Dengan gedung dan fasilitas seperti ruang kelas dan laboratorium yang sangat bagus dan nyaman, membuat semangat untuk terus belajar. Apalagi didukung juga dosen dan praktisi yang ahli di bidangnya masing-masing. Selama kuliah di Prodi TPK, praktikum adalah mata kuliah yang paling disukainya. Di situ dia  dapat belajar lebih dalam mengenai teknik kimia, proses pembuatan pulp dan kertas, dan lainnya, meskipun tugas laporannya pasti banyak.


Pada dua semester terakhir dia melakukan kerja praktik (KP) di  RAPP, yakni di area Chemical Preparation. Di sana dia mengaku mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu yang tidak didapatkan saat kuliah. Kerja praktik ini, kata Monica, membuat mahasiswa Prodi TPK menjadi matang dan paham dalam menghadapi dunia kerja sesungguhnya.

“Setelah menyelesaikan kuliah di Prodi TPK saya bersyukur dapat langsung bekerja, apalagi saat ini sedang pandemi dan sulit mencari pekerjaan,” kata putri dari Dippan Simanjuntak dan Riwanty Hasibuan ini.

Dia mengaku dunia kerja sangat berbeda dengan kuliah, namun praktik lapangan sangat membantu. Awalnya, kata Monica, agak sulit menyesuaikan diri dengan dunia kerja. Sebagai perempuan dan harus bekerja di lapangan yang notabene didominasi laki-laki, dia harus bekerja keras menyesuaikan diri. Namun seiring berjalannya waktu dia merasa mulai bisa beradaptasi berkat bantuan karyawan lainnya yang terbuka menerima dan berbagi ilmunya dengannya.

“Dalam pekerjaan saya saat ini, saya harus banyak belajar lagi karena apa yang saya kerjakan belum tentu dipelajari saat kuliah, meski tetap linier. Ditambah lagi perkembangan ilmu dan teknologi membuat saya harus terus belajar,” jelas Monica.

Monica mengaku, saat kuliah dia mendapat dukungan dari kampusnya dalam berkreasi di luar perkuliahan. Hobinya menyanyi disalurkannya dengan masuk ke Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sanggar Teknik Galah Gemilang. Dia mengikuti beberapa kompetisi menyanyi solo dan mendapatkan juara juga. Selain itu Monica juga pernah berpartisipasi dalam acara URICSE (Universitas Riau International Conference on Science and Environment) tahun 2019 sebagai presenter.

“Saya menikmati masa-masa kuliah dengan baik, dan ketika harus terjun ke dunia kerja, saya juga serius karena itu sesuai dengan bidang yang saya pelajari. Dunia pulp dan kertas membutuhkan anak-anak muda dan itu harus dimanfaatkan. Beruntung Riau memiliki pendidikan vokasi seperti Prodi TPK ini,” tutur Monica.

***

SAAT meresmikan Prodi TPK Unri di Pekanbaru pada 29 Januari 2019, Mohamad Nasir, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) –sebelum dilebur menjadi Kementerian Pendidikan Budayaan Riset dan Teknologi-- sangat mengapresiasi kolaborasi antara pihak swasta dengan universitas dalam mendukung pendidikan, khususnya bidang industri pulp dan kertas ini.

Mohamad Nasir berharap putra-putri terbaik Indonesia, terutama anak-anak Riau, dapat memanfaatkan program dan fasilitas baru ini sehingga mampu menjawab kebutuhan akan sumber daya andal dalam industri pulp dan kertas.

“Saya mengapresiasi kolaborasi yang baik antara pihak swasta dengan universitas dalam mendukung pendidikan. Saya mendukung penuh pendirian Program Studi Pulp dan Kertas karena  ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat Riau dan sesuai dengan perkembangan zaman," ujar Menristekdikti.

Kata Nasir lagi, Prodi TPK Unri dapat menjadi Center Of Excellence di bidang studi pulp dan kertas, dan banyak kampus lain yang mendirikan program studi baru sesuai dengan tuntutan zaman.

"Ini adalah program studi milenial. Di mana program studi ini dibutuhkan untuk industri di bidang pulp and paper. Kita tahu, anak-anak milenial sekarang suka sekali dengan tantangan seperti ini," kata Nasir.

Menurut Nasir, produsen Pulp and paper di Indonesia saat ini masih kalah jauh dibandingkan yang ada di dunia, padahal Indonesia punya potensi yang besar.

"Selama ini pendidikan khusus pulp and paper tidak ada di universitas negeri, inilah yang pertama ada di Indonesia. Hasil kerja sama antara PT RAPP, Tanoto Foundation dan Unri akhirnya sudah ada di Unri," jelasnya.

Saat memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa dan civitas akademika Fakultas Teknik Unri, Nasir meminta pihak pengelola, dalam hal ini Fakultas Teknik Unri, tidak menjalankan perguruan tinggi seperti biasa (business as usual). Ia meminta agar lebih banyak lagi perguruan tinggi menjalin kerja sama dan berkolaborasi dengan industri.

CEO Global Tanoto Foundation, J Satrijo Tanudjojo, mengungkapkan, program ini sangat tepat, karena Riau adalah salah satu penghasil pulp dan kertas terbesar di dunia. Selain itu, Unri telah menjalin kemitraan dengan Tanoto Foundation dalam program pengembangan kepemimpinan sejak 2006.

Satrijo Tanudjojo optimis bahwa program yang direalisasikan dalam kolaborasi tiga pihak ini sangatlah tepat sasaran, mengingat peran penting industri pulp dan kertas sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi masyarakat di Riau.

“Program ini terinspirasi dari semangat pendiri Tanoto Foundation, Bapak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei Tanoto. Kami mendapat amanat untuk merealisasikan program D-3 Pulp dan Kertas ini sebagai bagian dari komitmen kami terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia,” kata Satrijo Tanudjojo seperti ditulis aprilasia.com.

Menurutnya, hal ini selaras dengan filosofi perusahaan bahwa pendidikan berkualitas akan mempercepat terciptanya kesetaraan peluang.

Di bagian lain, Presiden Direktur PT RAPP, Sihol P Aritonang, berharap program studi ini dapat melahirkan tenaga-tenaga ahli di bidang industri kertas yang di kemudian hari dapat menjadi penggerak roda ekonomi negeri, termasuk di Riau.

“Hadirnya program studi ini tidak hanya dapat melahirkan tenaga-tenaga ahli di bidang industri kertas, namun juga dapat menjadi solusi bagi dunia industri yang kerap kali menyerap tenaga kerja tanpa keahlian yang sesuai,” ungkap Sihol dengan mantap.

Menurut Sihol, RAPP sangat menyadari bahwa kualitas SDM yang kompeten merupakan aset penting yang akan menentukan arah perkembangan industri pulp dan kertas di Indonesia, khususnya di Riau. Kesadaran tersebut juga yang melatarbelakangi RAPP untuk menggandeng lebih banyak pihak agar turut aktif dalam memperkuat SDM Indonesia, terlebih di tengah ketatnya persaingan kerja.

Sihol memaparkan, membangun dan memperkuat SDM bukan pekerjaan mudah. Harus kerja keras dan penuh tantangan. Yakni memungkinkan talents dari kompetensi SDM itu berkembang. SDM yang dibangun harus bisa menjawab tantangan perkembangan bisnis. Kata Sihol, APRIL/RAPP sekarang berada dalam kondisi pertumbuhan yang luar biasa. Artinya, peluang pertumbuhan APRIL Group ini dalam segi bisnis sangat menjanjikan. Potensi pertumbuhan produksi pulp dan  kertas tinggi. Potensi pertumbuhan produk baru sekarang, produksi rayon misalnya, menawarkan potensi pertumbuhan tambahan lagi yang sangat menjanjikan.

“Pertanyaannya adalah siapa yang akan menjalankan bisnis itu? Kalau kita berbicara visi pengembangan bisnis  jangka panjang, kita harus melakukan banyak hal dan harus serius. Dua tahun lalu RGE merayakan ulang tahun ke-50. Saya ingat kata pendiri RGE Pak Soekanto Tanoto, ‘Kalau tahun ini kita merayakan RGE 50, maka suatu saat nanti kita juga harus merayakan RGE 100...’ Visi beliau adalah harus ada talents yang membawa RGE ini ke RGE 100 and beyond. APRIL sadar betul tentang pentingnya pengembangan kualitas talents,” kata Sihol kepada Riaupos.co dalam sebuah wawancara pada 16 Juli 2019.

Lelaki yang lama bekerja di bidang filantropi ini menjelaskan,  bisnis pulp and paper adalah bisnis yang mengandalkan teknologi. Tingkat hulu tantangannya adalah bagaimana menghasilkan pohon untuk bahan baku yang lebih besar, lebih banyak seratnya, dan lebih cepat panen. Tingkat hilirnya bagaimana bisa menjalankan proses produksi secara efisien dan maksimal. Menurutnya, RAPP dan perusahaan di bawah APRIL lainnya, menjalankan energi yang 90 persen adalah energi terbarukan dengan melakukan proses produksi yang berkelanjutan (sustainable).

Kata Sihol, APRIL punya modal yang kuat untuk semua itu dengan kebijakan pengelolaan hutan lestari yang dimiliki menjadi kerangka untuk menjalankan bisnis. Misalnya tidak melakukan deforestasi dengan kegiatan konservasi yang terus dilakukan, yakni  membuat satu hektare lahan untuk konservasi dari satu hektare yang dijadikan Hutan Tanaman Industri (HTI).

“Kami menjalankan cara-cara pengelolaan yang sustainable. Kalau bisa menjalankan aspek tenknologi yang sustanable ya kita akan survive. Semua itu butuh SDM yang terlatih dengan kualitas tinggi. Pendidikan menjadi hal yang penting dan utama bagi kami,” jelas lelaki kelahiran Tarutung, Sumatra Utara, ini, mengakhiri.

Apa yang dikatakan Menteri Mohamad Nasir, CEO Global Tanoto Foundation J Satrijo Tanudjojo, dan Sihol Aritonang ini sesuai dengan apa yang dikatakan Dr Evelyn, bahwa dengan membangun SDM pulp and paper, juga sedang membangun masa depan Riau. Juga memberi kesempatan anak-anak milenial seperti Rizky dan Monica, dan lainnya, untuk mengasah dan mempersiapkan diri dalam persaingan dunia kerja global yang sangat ketat dan butuh skill tinggi.***

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook