MELIHAT NELAYAN DI SINABOI KECIL

Udang Pepai dan Ebi Masih jadi Primadona

Feature | Minggu, 22 November 2015 - 10:02 WIB

Udang Pepai dan Ebi Masih jadi Primadona
Udang pepai hasil tangkapan dari melaut dikumpul di satu tempat khusus untuk selanjutnya hasil tangkapan itu akan di pisah-pisahkan oleh pekerja. Foto diambil belum lama ini.

Ikan-ikan dan udang yang sudah dipilih ini kemudian dionggok di satu tempat. Tak teronggok begitu saja, namun beberapa ibu-ibu paruh baya kemudian memisahkan ikan-ikan dan udang berukuran sedang itu lagi. Tangan-tangan ibu-ibu dibekali satu papan berukuran kecil dengan cepat memisahkan antara udang  dan anak ikan. Dalam waktu beberapa menit saja ikan-ikan dan udang terpisah.  ‘’Sudah terbiasa pak. Jadi jangan heran. Alah bisa karena biasa. Dah kerja kito hari-hari,’’ jelas Aminah (40) yang tunak memilah dan memilih udang dan ikan.

Sedangkan udang pepai yang sudah terpisah yang ada di dalam tanki kemudian ditangguk kembali dan dimasukkan ke dalam pungkis (alat pengangkat ikan dan udang terbuat dari anyaman rotan,red). Dari pungkis ini udang pepai kemudian dimasukkan ke dalam panci yang airnya sudah mendidih.  Tidak memakan waktu lama, udang pepai sudah memerah karena sudah masak. ‘’Urusan angkat mengangkat memang kerja para lelaki pak. Sedangkan memilihnya para ibu-ibu inilah, ‘’ kata Deni.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Setelah masak udang-udang pepai ini kemudian diangkut menggunakan gerobak dorong. Udang-udang yang sudah masak ini kemudian di jemur di petia (tempat penjemur udang dan ikan). Di posisi ini para pekerjanya pada umumnya para kaum lelaki. Dengan bermodalkan alat seperti penggaruk udang diserakan di atas petia.

Menurut Deni, udang pepai tersebut jika hari panas tak memakan waktu lama mengeringnya. Dua hari sudah kering. ‘’Tapi kalau musim penghujan seperti sekarang bisa lima sampai enam hari baru kering pak,’’ jelasnya.

Berkerja Harian dapat Ikan Asin

Ditemani empat ibu-ibu lainnya Aminah mengambil upah untuk memilih ikan dan udang dari tauke pemilik bangliau dan petia. Bekerja sebagai buruh lepas setiap harinya bekerja mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Upah yang didapatkan tidak terlalu besar  hanya Rp45-50 ribu.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook