MELIHAT SUNGAI ROKAN DULU DAN SEKARANG

Merawat Sungai, Menjaga Kearifan Zaman

Feature | Minggu, 01 November 2015 - 11:30 WIB

Merawat Sungai, Menjaga Kearifan Zaman
TUNJUK: Bupati Kabupaten Rohil H Suyatno menunjukkan kondisi air Sungai Rokan yang telah dioleh oleh unit SPAM di Ujung Tanjung baru-baru ini. Kondisi air terlihat lebih jernih dan bening.

Ada dua perusahaan yang keberadaannya berdekatan dengan pingiran Sungai Rokan, satu PKS di Tanah Putih Sedinginan dan satu pabrik plywoood di Tanah Putih Tanjung Melawan.

Riau Pos mencatat terjadi beberapa kasus dugaan pencemaran sungai. Februari lalu misalnya sejumlah warga Kecamatan Rantau Kopar mendatangi DPRD Rohil melaporkan dugaan pencemaran karena adanya perusahaan yang membuang limbah di pinggir sungai.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Setahun silam, terjadi fenomena yang mengejutkan dengan temuan ikan terutama jenis baung dan patin yang mengambang ke permukaan karena mabuk. Kejadian ini terdapat di sejumlah aliran Sungai Rokan di wilayah Desa Teluk Berembun, Sintong, Sekeladi dan Desa Teluk Mega. Beruntung hanya berlangsung sementara waktu dan bersifat lokal.

Kabid Pengendalian Lingkungan Bapedal Rohil, Suta Wirapraja, Rabu (28/10) mengatakan pihaknya secara rutin melakukan pemeriksaan kualitas air. Untuk sungai Rokan kewenangannya lebih utama oleh provinsi sedangkan sungai yang dikategorikan sebagai antar kecamatan atau desa menjadi perhatian dari Bapedal kabupaten.

Wira mengatakan, kehidupan biota air juga tergantung kepada kondisi sungai agar dapat melakukan aktifitas biologis secara konsisten dan maksimal.

Sembarang gangguan terhadap kondisi air akan berdampak pada populasi ikan dan biota air lainnya sehingga produktivitas menurun.  Hal ini sudah terjadi di  beberapa perairan (sungai atau perairan pesisir Riau) di mana  beberapa jenis ikan menghilang seperti kasus ikan terubuk di Bengkalis. “Oleh Karena itu kondisi air atau perairan harus dipertahankan pada tingkat yang optimum,” ujar Wirapraja.

Ia juga sependapat bahwa sumber pencemaran sungai bisa disebabkan oleh masuknya limbah cair dari PKS, pembukaan lahan hutan untuk dijadikan areal perkebunan oleh masyarakat ataupun perusahaan besar, aktivitas perusahaan minyak serta pabrik pengolahan kayu.

Di samping itu penurunan kualitas air sungai juga disebabkan oleh kurangnya partisipasi masyarakat di bantaran sungai dalam menjaga kualitas air dan kurang tegasnya penegakan hukum lingkungan bagi kelangsungan lingkungan hidup.

Tapi sejauh ini kualitas air terutama di daerah Ujung Tanjung relatif aman dimanfaatkan manusia, hal ini mendorong pemerintah membangun unit Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) di Ujung Tanjung, Tanah Putih.

Kepala Subdirektorat Investasi Pengembangan Air Minum Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Meike Kencana Wulan ketika hadir dalam peresmian operasionalisasi SPAM IKK Wilayah II, Juni lalu, menyambut baik adanya sumber air bersih.

“Patut disyukuri, dan kami sampaikan apresiasi adanya perhatian sektor air bersih khususnya pengoperasian air minum, kami sampaikan bahwa sistem penyediaan air minum ini merupakan tanggung jawab pemerintah daerah dalam hal ini bupati Rohil yang harus diberikan kepada masyarakat,” katanya.

Dia menegaskan minum merupakan salah satu sektor yang tanggung jawabnya berada di pihak pemda kabupaten. Ketersediaan air bersih adalah satu kebutuhan dasar yang harus disediakan oleh pemerintah setempat. ”Kami di Kementerian PU Perumahan Rakyat sifatnya hanya mendukung untuk bisa memfasilitasi seperti pembangunan, pendanaan atau pembinaan dalam pengelolaan,” katanya. Skema pembiayaan terdiri dari beberapa unsur yakni pusat, propinsi maupun kabupaten.

Kepala dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR) Rohil, Suwandi mengatakan untuk layanan air minum dari UPT SPAM sebagai tahap awal memenuhi kebutuhan air bersih sekitar 600 rumah tangga saja. Selanjutnya akan dilakukan peningkatan agar penerima layanan tersebut bisa bertambah sehingga memenuhi jumlah ideal sesuai dengan kapasitas sistem operasional pengolahan air bersih tersebut.

“Nantinya pemasangan ke rumah-rumah sebanyak 800 rumah lagi. Diharapkan dapat melayani total masyarakat sebanyak 3600 rumah tangga sesuai kapasitas pengolahan air di Ujung Tanjung ini. SPAM IKK Ujung Tanjung sudah diuji coba dengan kapasitas mesin 40 liter perdetik,” tambahnya.

Dana APBN menangani pembangunan pipa sebear Rp14 miliar, APBD Riau untuk pemasangan pipa sekitar 17 km dengan dana Rp4 miliar lebih, sedangkan APBD Rohil untuk pemasangan sambungan ke rumah-rumah sepanjang 11 Km.

Operasionalisasi SPAM ini tidak terlepas dari kayanya sumber air dari Sungai Rokan, yang hanya berjarak beberapa kilometer dari mesin unit.

Di samping itu disampaikan juga rencana sistem penyediaan air minum regional untuk wilayah kotamadya Dumai, kabupaten Bengkalis, dan Rohil. Disebutkan telah disiapkan lahan 6 hektar di Tanah Putih Tanjung Melawan (TPTM) untuk rencana lokasi inti sebagai satu kesatuan penyiapan air  regional yang nanti di kelola Provinsi Riau.

Sekali lagi, air Sungai Rokan yang dimanfaatkan. Plt sekdakab Drs Surya Arfan MSi menuturkan air nantinya bisa dinikmati masyarakat dari tiga kabupaten tersebut.”Jadi wacana provinsi kita jadi daerah pemasok air minum untuk Rohil, Dumai dan Bengkalis, ini program yang sudah disetujui Bupati,” katanya. Ia berharap proyek pengerjaan ini bisa terealisasi pada tahun 2016 mendatang.

Kepala Dinas Cipta Karya Riau Dwi Agus Sumarno pada kesempatan itu mengatakan proyek SPSM regional ini akan mulai dikerjakan tahun depan dengan dana bersumber APBN. “Jadi yang dihasilkan adalah air minum bukan sekedar air bersih tapi bisa langsung konsumsi,” ujarnya optimis.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook