MELIHAT SUNGAI ROKAN DULU DAN SEKARANG

Merawat Sungai, Menjaga Kearifan Zaman

Feature | Minggu, 01 November 2015 - 11:30 WIB

Merawat Sungai, Menjaga Kearifan Zaman
TUNJUK: Bupati Kabupaten Rohil H Suyatno menunjukkan kondisi air Sungai Rokan yang telah dioleh oleh unit SPAM di Ujung Tanjung baru-baru ini. Kondisi air terlihat lebih jernih dan bening.

Panjang sungai yang masuk dalam empat besar di Provinsi Riau, setelah Sungai Siak dan Indragiri ini ditaksir panjangnya paling tidak 350 kilometer jika dihitung dari hulunya. Ia melewati sejumlah wilayah kabupaten dalam Provinsi Riau maupun provinsi tetangga. “Aliran airnya tak putus, yang induknya adalah dari pegunungan di Mandailing Natal, Sumatera Utara,” ujar Kepala Bidang Penataan di Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Daerah Rohil, M Nur Hidayat.

Dalam google maps bentuk Sungai Rokan berkelok-kelok seperti ular, beberapa bagian tampak pipih dan lainnya justeru melebar bahkan ada yang membentuk jadi dua aliran. Ini disebabkan pengendapan di tengah sungai seperti terdapat di wilayah Tanah Putih Tanjung Melawan, di Rantau Kopar atau di Pulau Pedamaran, Pekaitan. ”Sehingga bentuk aliranya seperti pecah dua,” sambung Hidayat menjelaskan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kondisi dan Pemanfaatan Air Sungai

Sebagian besar wilayah Rohil terdiri dari dataran rendah dan rawa-rawa terutama di sepanjang Sungai Rokan hingga kemuaranya. Wilayah yang dilalui sungai ini memiliki tanah yang sangat subur dan menjadi lahan persawahan padi terkemuka di Propinsi Riau (Bapedal Rohil:2014).

Dilihat dari sisi topografi, daerah sepanjang aliran sungai memiliki 0–30 m dpl.

Keadaan sungai secara umum tidak mengalami banyak perubahan dalam puluhan tahun, hanya sebagian kecil terdapat perubahan bentuk sungai karena proses pengendapan maupun abrasi.

Kualitas air di Sungai Rokan relatif baik untuk menunjang kehidupan bagi biota lainnya, kecuali untuk parameter minyak dan lemak yang berkisar  antara 72,20 mg/l sampai dengan 177,6 mg/l.

Dalam bahasa yang mudah dimengerti, Dayat, panggilan pria ini, menjelaskan kualitas air sungai Rokan tergolong dalam klasifikasi B. Tidak higienis untuk diminum tapi memang layak pakai untuk keperluan lain seperti mandi atau mencuci.

Sejumlah faktor yang berkontribusi diantaranya tingkat pencemaran yang disumbangkan oleh limbah PKS, limbah rumah tangga serta pengunaan pupuk sawit. “Saat ini di pinggir Sungai Rokan yang dulunya terdapat tanaman nipah, kelapa dalam telah berganti dengan sawit. Jika pengunaan pupuk tak tepat, lalu terjadi hujan maka otomatis pupukpun mengalir ke bawah,” kata Dayat.

Sungai lain, seperti Sungai Kubu menunjukkan kualitas yang tidak begitu berbeda dengan Sungai Rokan, hanya saja ada beberapa parameter yang sedikit agak menonjol dibandingkan dengan parameter yang sama di Sungai Rokan, yaitu konduktivitas (112,6 cm), COD (75,0 mg/l) dan minyak dan lemak 322,0 mg/l (Bappeda Rokan Hilir, 2004).

Hidayat membenarkan keberadaan PKS yang berdekatan dengan aliran ke sungai rawan tergoda untuk mengalirkan limbah ke sungai karena cara itu lebih efesien dan murah biaya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook