WARGA PEKANBARU TANTANG PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO)

Jangan hanya Janji, Buktikan

Feature | Minggu, 25 Oktober 2015 - 10:19 WIB

Jangan hanya Janji, Buktikan
Karyawan PT Transportasi Gas Indonesia Sulistyo mengamati indikator tekanan gas yang masuk ke Stasiun Gas Bumi Perawang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Kamis (8/10/2015). Setiap saat Sulistyo harus mamastikan tekanan gas di stasiun dalam keadaan normal. Dari Stasiun Perawang ini, nanti gas bumi juga akan dialirkan ke Pekanbaru.

Kerja sama itu meliputi pengembangan infrastruktur dan pemanfaatan gas alam di wilayah Kota Pekanbaru. Dari langkah-langkah tersebut terlihat, persiapan sudah matang. PGN tinggal menunggu pembangunan pembangkit listrik di Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru. Sebab salah satu calon pelanggan PGN adalah pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perkanbaru, Sarana Pembangunan yang menjadi penanggung jawab pembangunan PLTG menargetkan 2016 sudah selesai.

‘’Kalau PLTG sudah dibangun, kami juga jalan. Tinggal menunggu itu (PLTG, red) saja lagi,’’ tutur Wendi. 

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Wendi mengakui, pekerjaan terberat adalah membangun jaringan pipa dari Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak. Panjangnya kurang lebih 40 kilometer. Dari stasiun gas milik PGN di Perawang, pipa akan mengikuti alur jalan raya di Maredan, terus melewati Sungai Siak menyeberang ke Kecamatan Tenayan Raya, yang disebut-sebut akan menjadi pusat industri Pekanbaru. PLTG yang diperkirakan mampu menghasilkan 200-300 MW akan menjadi solusi kekurangan daya listrik Provinsi Riau yang mencapai 520 MW.

Dari Tenayan Raya, pipa akan mengikuti jalan menuju pusat Kota Pekanbaru untuk menyalurkan gas bumi ke rumah warga. Wendi menargetkan 10 ribu pelanggan.

Ia meyakinkan, gas bumi merupakan energi baik bagi negeri ini dan Pekanbaru. Gas bumi yang terbentuk dari fosil dengan komponen utama metana merupakan sumber energi yang bersih dan ramah lingkungan. Harganya juga relatif murah, karena gas yang disalurkan langsung dari sumur gas. Berbeda jika gas melalui moda pengangkutan, darat dan kapal. Gas harus melewati proses sehingga berbentuk Compressed Natural Gas (CNG) atau Liquified Natural Gas (LNG). CNG misalnya, memerlukan perlakuan khusus berupa menaikkan tekanan gas menjadi 200 hingga 250 atmosfir pada suhu kamar. Sedangkan LNG memerlukan perlakuan lebih panjang lagi. Gas harus melalui proses pendinginan hingga berbentuk cair. Perlu temperatur -160 celcius dengan tekanan sekitar 1 atmosfir. LNG juga tidak bisa langsung digunakan. Perlu proses gasifikasi sehingga kembali dalam bentuk gas, baru dipergunakan. Proses dan pengangkutan otomatis memerlukan biaya, yang ikut mempengaruhi harga jual ke konsumen.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook