BISNIS NAN MENGGIURKAN (1)

Menaruh Harapan di Ketinggian Pohon Sialang

Feature | Senin, 25 Maret 2019 - 09:44 WIB

Menaruh Harapan di Ketinggian Pohon Sialang
PANEN MADU: Junaidi saat memanen madu di atas pohon sialang, jenis kempas di Kampung Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Sungai Apit, Siak, Sabtu (23/3/2019). (GEMA SETARA/RIAU POS)

‘’Hati-hati, Yah. Mudah-mudahan dapat madu banyak,’’ ujar salah seorang anak.

Pompong bergerak meninggalkan dermaga yang teramat sederhana. Lokasi pohon sialang yang kami tuju hari itu tidak terlalu jauh. Perjalanan dengan kapal pompong kami tempuh lebih kurang 20 menit dan dilanjutkan perjalanan masuk semak hutan lebih kurang 20 menit juga. Pohon sialang yang dituju sudah di depan mata. Sarang-sarang lebah menggelayut di segenap dahan yang ada pada pohon itu. Pohon kempas tempat lebah itu bersarang diperkirakan tingginya sekitar 15-20 meter. Semua mata mengarahkan pandangannya ke atas pohon itu.

Baca Juga :Dirikan Tenda Tanggap Darurat di Wilayah Banjir

Namun ada sedikit raut kekecewaan kepada rombongan yang dikomando Junaidi.

‘’Sambanggg,’’ teriak Udin dalam lebatnya belantara itu.

Sambang  sendiri dimaksudkan kalau madu yang ada pada sarang lebah itu tidak ada atau sedikit.

‘’Iya banyak yang sambang,’’ kata Junaidi lagi.

‘’Tak masalahlah, kita coba panjat saja dan lihat hasilnya. Kalau rezeki, sarang yang lain berisi madu,’’ lanjut Junaidi.

Pengap hutan sangat terasa. Keringat mengucur deras. Istirahat sejenak melepas penat dan letih. Sejurus kemudian, Junaidi dan timnya mulai bersiap. Satu per satu mereka mengenakan tiga lapis pakaian dan celana panjang yang sudah disiapkan sejak awal. Riau Pos juga demikian, namun karena sangat khawatir Riau Pos mengenakan empat lapis pakaian, dua lapis celana panjang dan, dua lapis kaos kaki dan tiga lapis sarung tangan.

Semua sudah siap. Udin bersama seorang lainnya bergegas mengambil tali dan memanjat batang sialang  guna menempatkan tali pengaman dan tali pengikat ember.  Bagi Junaidi, tali pengaman ini sangat penting, karena tali pengaman inilah dirinya selamat dari jatuh dari pohon yang tingginya hampir 20 meter. ‘’Licin saat itu, untung ada tali pengaman, kalau tidak entahlah,’’ sebutnya.

Junaidi sudah di pangkal pohon sialang. Dia memanjatkan doa, semuanya hening hanya bunyi dedaunan yang ditiup angin yang terdengar.  Dan Junaidi pun bergerak naik dengan menginjak satu per satu tangga paku yang memang sudah di tempat pada pohon. Tak lama, hanya dua atau tiga menit dia sudah sampai di dahan pertama pohon sialang.

Junaidi memeriksa satu per satu sarang lebah dengan menyapu lebah-lebah yang bergelayut itu dengan tangannya. Lebah-lebah itu sepertinya berontak dan melawan, mereka menyerang bertubi-tubi ke segala sisi tubuh Junaidi.  Junaidi tak menghiraukan itu, karena sengatan lebah itu tidak mampu  menembus lapisan baju yang dikenakannya. Riau Pos pun tak luput dari serangan lebah-lebah yang mengamuk ini.

Sepertinya, ada satu lebah yang berhasil menempatkan sengat dan menyalurkan bisa ke bagian tangan Riau Pos. Lumayan sengatannya, namun Riau Pos bertahan dan mengabaikannya dengan terus mengabadikan proses panen madu lebah tersebut.

‘’Kosong,’’ ujarnya pendek.

‘’Pindah ke sarang lain,’’ pekik Udin dari bawah.

Junaidi pun bergerak dengan lincahnya. Di sarang kedua dia melakukan tindakan seperti sebelumnya. Di sarang kedua ini ada madu sedikit dan langsung di potongnya dan menempatkan dalam ember yang memang sudah disiapkan sedari awal.

Dia berlanjut dan naik ke dahan yang lebih tinggi. ‘’Lumayan, ada lagi,’’ ujarnya.

‘’Alhamdulillah,’’ seru yang lainnya dari bawah. Hingga sarang yang kelima akhirnya Junaidi memutuskan berhenti dan turun ke bawah.

‘’Banyak yang kosong,’’ ujarnya sambil melambaikan tangan ke kawan-kawannya di bawah.(bersambung)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook