JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Perdagangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan menguat karena sentimen positif dari pergerakan aset berisiko seperti pasar saham Asia yang pagi kemarin mengalami penguatan. Namun, mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah justru melemah di posisi 14.959.
"Sentimen positif terlihat dalam pergerakan aset berisiko di pasar Asia pagi ini (kemarin, red) dengan indeks saham Asia mengalami penguatan dan nilai tukar regional juga menguat terhadap dolar AS," kata Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjandra, Senin (28/9).
Ariston memaparkan, sentimen positif didorong oleh data positif dari Tiongkok pada akhir pekan lalu di mana keuntungan industri Tiongkok mengalami pertumbuhan 19,1 persen di bulan Agustus. Industri Cina tercatat selalu mengalami pertumbuhan profit sejak Mei setelah pandemi di sana berakhir yang menunjukkan pemulihan ekonomi di negara tersebut.
Di sisi lain, pelaku pasar masih mewaspadai perkembangan pandemi yang masih terus mencatat angka penularan yang tinggi di seluruh dunia maupun Indonesia. Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat mendorong pemerintah kembali menerapkan pembatasan wilayah. "Bisa mendorong pemerintah untuk menerapkan lockdown kembali sehingga bisa memperlambat pemulihan ekonomi dan menekan kembali aset berisiko," tuturnya.
Emas Antam Stagnan
Sementara itu, harga logam mulia emas dunia relatif stabil karena reli dolar Amerika Serikat (AS) terhenti. Sementara investor berada di antara ketidakpastian politik AS menjelang debat pertama pemilihan presiden antara petahana Donald Trump dan pesaingnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, pekan ini.
Mengutip laman Reuters, Senin (28/9), harga emas di pasar spot naik tipis 0,01 persen menjadi 1.861,69 dolar AS per ounce pada pukul 09.22 WIB. Sementara emas berjangka Amerika Serikat turun 0,08 persen menjadi 1.864,90 dolar AS per ounce.
Seperti diketahui, indeks Dolar (Indeks DXY) turun 0,1 persen terhadap sekeranjang mata uang lainnya, tergelincir sedikit dari level tertinggi dua bulan di sesi terakhir. Dolar yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Trump dan Biden akan mengikuti debat perdana pemilihan presiden, hari ini. Selain itu, investor juga mencermati tanda-tanda stimulus lebih lanjut setelah Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, pada akhir pekan lalu mengatakan kesepakatan dapat dicapai dengan Gedung Putih.
Di sisi lain, kasus virus Covid-19 mendekati 33 juta di seluruh dunia, dengan 992.470 dilaporkan meninggal. Adapun logam mulia lainnya, seperti perak naik 0,3 persen menjadi 22,93 dolar AS per ounce, platinum menguat 0,4 persen menjadi 850,74 dolar AS per ounce dan paladium meningkat 0,1 persen menjadi 2.217,87 dolar AS per ounce.
Mengutip logammulia.com, harga emas Antam kemarin tak bergerak. Harga emas Antam masih betah di level Rp1.006.000 per gram. Sementara harga pembelian kembali atau buyback emas Antam kemarin juga stagnan di Rp894.000 per gram.(jpg)