JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kesepakatan divestasi sebesar 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) dengan pemerintah tidak akan mempengaruhi kerja sama dengan Rio Tinto Group.
Rencananya, perusahaan itu sendiri rencananya akan mengelola tambang Grasberg di Papua. Menurut CEO Freeport-McMoran, Richard Adkerson, perusahaan multinasional itu hanya memiliki hak partsipasi sebesar 40 persen dalam pengelolaan itu. Sementara, 60 persen sisanya adalah sepenuhnya milik Freeport.
"Rio Tinto tidak punya saham apapun di Freeport Indonesia. Freeport Indonesia adalah entitas korporasi yang memiliki partner joint venture dengan Rio Tinto. Yang kami bicarakan di sini adalah divestasi. Namun, kami tetap memiliki hak partisipasi di dalam kerja sama ini sebesar 60 persen," katanya di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (29/8/2017).
Pihaknya, kata dia, tidak perlu izin dari Rio Tinto dalam kesepakatan divestasi saham dengan pemerintah. Dengan begitu, kerja sama yang telah dijalin Freeport dengan Rio Tinto sejak 1995 lalu akan tetap berjalan sebagaimana mestinya.
"Saat ini, hanya ada satu KK dan Rio Tinto sudah menjadi mitra kami sejak dekade 1990-an. Oleh karena itu, kami tidak butuh persetujuan Rio Tinto (terkait divestasi) karena sudah ada Freeport yang mewakili perundingan dengan pemerintah," sebutnya.
Dia menambahkan, Adkerson berharap divestasi dengan pemerintah dapat disertai dengan kepastian fiskal dan payung hukum yang jelas. Tujuannya, untuk menjamin investasi yang digelontorkan Freeport sebesar USD 20 miliar bisa berjalan hingga 2021 mendatang.
"Setelah diskusi panjanhg dengan pemerintah, kami harap akan ada kesepakatan bersama antara pemerintah dengan kami agar investasi ini bisa berjalan dengan baik," tuntasnya.(cr4)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama