JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Harga emas dunia kembali turun terbebani oleh kenaikan yield US Treasury dengan investor. Hal itu terdorong karena investor tengah mencari tanda-tanda kebijakan dari pertemuan The Fed yang akan berpengaruh pada kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).
Mengutip laman Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,5 persen menjadi 1.767,76 dolar AS per ounce pada pukul 08.31 WIB. Sedangkan emas berjangka Amerika Serikat berkurang 0,5 persen menjadi 1.770,00 dolar AS per ounce.
Imbal hasil US Treasury 10 tahun naik ke level tertinggi sejak 15 April. Hal tersebut mendongkrak opportunity cost untuk memegang emas yang tidak memberikan bunga. Sedangkan Indeks Dolar (Indeks DXY) menguat 0,1 persen terhadap para pesaingnya yang hasilnya membuat emas kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Pelaku pasar saat ini sedang menunggu pernyataan Federal Reserve yang akan dirilis Rabu waktu setempat atau Kamis (29/4) WIB, untuk isyarat tentang kebijakan moneter bank sentral.
Di sisi lain, faktor yang mempengaruhi harga emas adalah tingkat kepercayaan konsumen Amerika yang melonjak ke level tertinggi selama 14 bulan pada April karena peningkatan vaksinasi Covid-19 dan stimulus fiskal tambahan yang memungkinkan lebih banyak bisnis jasa untuk dibuka kembali. Sehingga, hal itu berhasil mendongkrak permintaan dan perekrutan oleh perusahaan.
Sementara, mengutip emas batangan milik Antam, Rabu (28/4), turun Rp4.000 per gram dijual di level Rp926.000 per gram. Sementara itu, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam juga turun. Harga buyback turun Rp 4.000 ke level Rp 825.000 per gram.(jpg)