Lalu seperti apa nasionalisme modern itu dalam praktiknya?
Tidak anti-impor, tapi harus mati-matian mengusahakan agar barang yang tidak harus diimpor janganlah mudah diimpor.
Tidak anti-impor, tapi nilai ekspor kita harus berkali lipat lebih besar dari nilai impor kita. Artinya, ekspor adalah jihad yang harus diutamakan.
Tidak anti-utang, tapi sekali berutang harus digunakan untuk proyek yang benar-benar menghasilkan uang yang bisa dipakai untuk membayar utang itu. Utang itu akan bahaya kalau uangnya dipakai untuk hal-hal yang tidak produktif. Apalagi kalau 30 persennya menguap.
Pokoknya, jangan anti-apa pun, tapi juga jangan mudah menyerah. Contohnya bisa amat panjang.***