JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Masa new normal memang diprediksi tidak akan langsung melecut roda ekonomi melaju kencang. Namun sejumlah sektor mulai mendapatkan tren positif dengan adanya pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Di antaranya adalah pengusaha pusat belanja yang mendapati trafic pengunjung naik, serta maskapai yang merasakan peningkatan pemesanan tiket.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani menegaskan bahwa keputusan untuk melakukan new normal sudah tepat. Bagi dunia usaha, momen itu akan dimanfaatkan untuk memulihkan perekonomian agar tidak mandek. ”Ini perlu waktu. Tidak bisa langsung pulih. Dengan mengikuti protokol kesehatan yang diimbau oleh pemerintah, perusahaan mencoba bertahan di tengah pandemi,” ujar Rosan, Jumat (26/6).
Setelah dibukanya pusat perbelanjaan sejak 15 Juni lalu, Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mencatat bahwa secara bertahap kini jumlah pengunjung mulai meningkat. Pada pekan-pekan awal dibukanya mal, jumlah pengunjung hanya sekitar 20 persen dibanding masa normal. ”Terlihat sekali ada peningkatan, awal-awal 20 persen yang datang, awal minggu ini kita lihat sudah 30-40 persen pengunjung,” ujar Ketua Umum APPBI Stefanus Ridwan.
Stefanus mengatakan yang lebih penting dari hal itu adalah sudah mulai bergerak roda-roda perekonomian. Karyawan mal-pun masuk lagi dan mendapatkan gajinya. Serta supplier sudah mulai memasukkan barang-barangnya ke toko. ”Jadi kita harus bersabar dengan ini, yang kita perlu adalah kedisiplinan masyarakat akan protokol kesehatan,” tambahnya.
Menurut Stefanus, optimisme itu harus tetap ada, meskipun keadaan saat ini masih dalam masa transisi new normal. Namun, dia yakin seiring berjalannya waktu sektor ritel modern bisa kembali normal secara bertahap. Oleh sebab itu, APPBI meminta kepada pemerintah untuk membantu pihak pusat perbelanjaan, baik pemilik, dan tenant-tenant, agar mereka bisa dibantu terkait PPN, PPh, dan soal listriknya. Bila dilihat dari penghasilan penjual di ritel modern yang terbatas meskipun mal telah dibuka. “Saya kira ini akan membantu para penyewa juga bisa bertahan lebih lama, sebab kalau penyewanya tidak tahan dia akan berhenti dan tutup, akhirnya mal yang sudah diizinkan buka akan tutup lagi,” pungkasnya.
Sementara itu di sektor lain, AirAsia mencatatkan penjualan harian pasca hibernasi tertinggi pada 23 Juni lalu, dengan rekor terbaru sebanyak 41.000 kursi terjual dalam satu hari di seluruh Grup AirAsia. Hal tersebut dianggap mengindikasikan pertumbuhan permintaan yang positif untuk perjalanan udara. ”Situs AirAsia menunjukkan peningkatan aktivitas sebesar 170 persen. Beberapa rute paling populer yang dipesan di antaranya Jakarta ke Denpasar dan Medan untuk Indonesia,” ujar CEO AirAsia Group Tan Sri Tony Fernandes, dalam keterangannya.
Menurut Tony, pihaknya saat ini berupaya untuk meningkatkan frekuensi penerbangan menjadi sekitar 50 persen dari total operasional sebelum pandemi corona. AirAsia berharap dapat mengoperasikan kembali semua rute domestik dalam beberapa minggu dan bulan mendatang untuk memenuhi peningkatan permintaan. (agf/jpg)