JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Di tengah pandemi corona (Covid-19) yang terus merebak dan keinginan kuat untuk ikut membantu masyarakat yang terdampak, Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti terus bergerak.
Susi kali ini berjualan kaos bertuliskan “Tenggelamkan” dan dua buah buku berjudul Laut Masa Depan Bangsa: Transformasi Kelautan & Perikanan 2014-2019 dan Laut Masa Depan Bangsa: Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan, di toko online Tokopedia.
“Kawan-kawan, bagi yang ingin membeli buku dan kaos tenggelamkan bertandatangan saya sekarang bisa langsung beli,” kata Susi dalam akun twitternya @pudjiastuti yang dikutip di Jakarta, Rabu (27/5/2020).
Dalam lapak tersebut terdapat tulisan menarik, "belanja online aman dan nyaman di Susi Merchandise, Pangandaran - Tidak Beli? Saya Tenggelamkan!"
Ia juga mencuit, bahwa keuntungan dari penjualan kaos dan buku tersebut akan disumbangkan untuk organisasi Pandu Laut Nusantara dan masyarakat yang ekonominya terdampak pandemik corona.
Pandu Laut Nusantara adalah gerakan kolektif independen yang berbasis sukarelawan yang memiliki kesadaran bersama untuk menjaga dan merawat laut Indonesia.
Kegiatan utama aktivis yang dipelopori Susi Pudjiastuti ini melakukan edukasi dan kampanye untuk menjaga dan melindungi laut dari berbagai ancaman demi masa depan
Kaos yang bergambarkan animasi Susi sebagai super hero wanita dijual seharga Rp150.000, sedangkan dua buku yang dijajakan masing-masing Rp200.000 dan Rp150.000.
Diposting sejak 26 Maret 2020, cuitan ini telah retweet sebanyak 818 kali, dan tanda disukai oleh 2,8 ribu akun.
Respon netizen beragam, mulai dari yang mendukung, memberi saran hingga mengkritik harganya terlalu mahal.
“kemahalan kalo kaos 150k ibu susi…turunin jadi 100k, napa?" ujar Khalifah Mukidi @Bagindo_Rajo_
Susi pun membalas “Ada tandatangan saya... dan keuntungan semua untk sdr2 kita yg memerlukan bantuan”.
Ia juga menjelaskan, bahwa melakukan kegiatan mempekerjakan orang dari tukang jahit adalah juga membantu kegiatan ekonomi masyarakat.
Sumber: Antara/JPNN
Editor: Hary B Koriun