JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Melalui agenda rapat umum pemegang saham (RUPS) kemarin (25/11), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi menetapkan tiga komisaris dan satu direksi baru di PT Pertamina (Persero).
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengisi kursi komisaris utama (Komut) di perusahaan pelat merah tersebut. Ahok dinilai memiliki integritas tinggi sehingga dipercaya mengawasi kinerja direksi Pertamina.
Ahok yang kemarin datang di kantor Kementerian BUMN dengan mengenakan batik lengan panjang cokelat sempat menjawab pertanyaan-pertanyaan awak media. ”Saya diminta datang untuk terima SK,” ujar pria 53 tahun itu.
Alumnus Fakultas Teknik Universitas Trisakti tersebut tak banyak bicara menanggapi pertanyaan tentang upaya mengatasi persoalan-persoalan Pertamina. Misalnya, masalah pemangkasan impor migas dan pemberantasan mafia migas.
”Itu hak dan wewenang direktur utama untuk bicara. Saya tahu, tapi bukan hak saya bicara. Jadi, ini beda sama saat jadi gubernur dulu, mau tanya apa saja, saya jawab,” kata Ahok, lantas tertawa.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu menegaskan, dirinya ditunjuk menjadi komisaris utama dengan tugas utama mengawasi kinerja direksi, program kerja, serta internal Pertamina. Mengenai operasional, Ahok menyatakan, hal tersebut menjadi wewenang sepenuhnya direktur utama dan menteri BUMN. ”Tujuan utama saya adalah membantu Ibu Nicke (Dirut Pertamina Nicke Widyawati, Red) dan teman-temannya agar berhasil,” tegasnya.
Dalam masa-masa awal menjabat, Ahok menyebutkan, dirinya akan banyak bertukar pengalaman dengan Tanri Abeng, komisaris utama Pertamina sebelumnya. ”Banyak sharing lah dengan beliau. Beliau kan sudah hebat. Intinya, kami juga mengharapkan dukungan informasi dari masyarakat karena fungsi saya kan pengawasan. Nggak mungkin kita ngawasin tanpa informasi,” terangnya.
Selain menetapkan Ahok sebagai komisaris utama Pertamina, dalam acara kemarin, ditetapkan pula Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin sebagai wakil komisaris utama menggantikan Arcandra Tahar. Sementara itu, posisi Gatot Trihargo sebagai komisaris digantikan mantan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Condro Kirono.
Pertamina juga mengubah susunan direksi dengan menempatkan Emma Sri Martini sebagai direktur keuangan. Emma sebelumnya menjabat direktur utama Telkomsel. Dia menggantikan posisi Pahala Mansury yang baru saja ditunjuk menjadi direktur utama PT Bank Tabungan Negara (Persero).
”Pak Basuki yang duduk di jajaran dewan komisaris tugasnya mengawasi pengelolaan perusahaan, memberikan saran kepada direksi untuk langkah-langkah strategis,” ujar VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman.
Dia menyampaikan, surat keputusan (SK) untuk pejabat baru di Pertamina diserahkan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. ”Jadi, keputusan ini sebenarnya berlaku sejak 22 November 2019. Dewan direksi dan komisaris Pertamina saat ini diminta Pak Wamen untuk mendorong kinerja perusahaan agar lebih baik dari sebelumnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membeberkan alasan Ahok lebih dipilih sebagai komisaris utama daripada direktur utama.