JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa sebanyak 76 persen responden mengakui pendapatan rumah tangganya merosot setelah adanya pandemi Covid-19. Sebagaimana diketahui, virus asal Wuhan, Cina ini melanda Indonesia sejak awal Maret lalu.
"Sekarang ini 76 persen mengatakan pendapatan rumah tangga menurun dibandingkan sebelum ada wabah Covid-19," kata Direktur Komunikasi SMRC Ade Armando dilansir dari Antara, Kamis (25/6).
Ade menjelaskan pada Maret, masyarakat menyatakan pendapatannya masih tetap. Namun, hingga Juni ini, yang mengaku pendapatannya tetap kini hanya tersisa 19 persen.
Survei tersebut juga menanyakan responden terkait keadaan ekonomi rumah tangga setelah wabah Covid-19 berakhir. Hasilnya menunjukkan sekitar 46 persen responden menilai kondisi ekonomi rumah tangganya akan lebih baik setelah wabah Covid-19 berakhir.
Sementara yang menilai menjadi lebih buruk atau tidak ada perubahan sebanyak 45 persen. "Jadi, ada harapan kondisi ekonomi rumah tangga membaik kalau wabah Covid-19 berakhir," katanya.
Sementara itu, ada 44 persen responden yang optimistis ekonomi rumah tangga tahun depan lebih baik atau jauh lebih baik dibanding sekarang. Sedangkan yang menilai akan lebih buruk atau jauh lebih buruk sekitar 23 persen, sementara yang mengatakan tidak ada perubahan 18 persen.
Kemudian, sekitar 85 persen responden menilai kondisi ekonomi nasional sekarang lebih buruk atau jauh lebih buruk dibanding tahun lalu. "Tapi, kondisi Juni ini (85 persen yang menilai lebih buruk ini) sudah berubah dari Mei yang saat itu 92 persen rakyat Indonesia katakan kondisi ekonomi nasional buruk. Ada gejala orang lebih optimistis Juni," katanya.
Survei juga mengungkap respons masyarakat atas keadaan ekonomi nasional setahun ke depan. Hasilnya, hanya 34 persen responden yang menilai kondisi ekonomi nasional tahun depan akan lebih baik dari sekarang.
"Yang mengatakan lebih baik ada sekitar 34 persen. Yang bilang lebih buruk yaitu 27 persen. Yang bilang tidak ada perubahan sebesar 20 persen," katanya.
Sebagai informasi, survei SMRC dilakukan melalui wawancara telepon pada 1.978 responden di seluruh Indonesia (dengan margin of error 2,2 persen). Survei digelar sejak April 2020 dan terakhir dilakukan pada periode 18-20 Juni 2020.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi