JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) semakin hari semakin lemah hingga tembus ke level 14.500 membuat para pengusaha memutar otak untuk menjaga kinerja keuangan mereka.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani menjelaskan, mau tidak mau para pengusaha melakukan efisiensi dalam operasional produksi.
Selain itu, pengusaha terpaksa memangkas margin agar beban yang muncul akibat naiknya nilai tukar rupiah tidak menjadi beban bagi konsumen. “Bisa kita padukan (dua opsi itu). Jadi, dunia usaha memang mengantisipasi cost of fund akan naik,” ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (24/7).
Rosan memprediksi, masih ada ruang untuk Bank Indonesia (BI) untuk melakukan penyesuaian dalam menaikkan tingkat suku bunga. Pasalnya, hal itu dapat mengimbangi langkah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve yang memberikan sinyal akan kembali mengerek tingkat suku bunga acuan.
Dengan demikian, kata Rosan, cpengusaha perlu menyiasati kondisi ini lantaran sentimen masih bergejolak dan belum stabil. “Karena kita melihat suku bunga kemungkinan besar, kita mengantisipasi akan masih naik lagi sampai akhir tahun ini,” ujarnya.(mys/jpg)