JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini jauh di bawah fundamental perekonomian Indonesia. Hal itu sebagaimana pandangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Karena itu, BEI mengimbau Bank Indonesia (BI) selaku otoritas agar meyakinkan pelaku pasar bahwa perekonomian Indonesia pasti pulih lagi. Adapun Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menyinggung soal redenominasi atau penyederhanaan nominal Rupiah.
Diakuinya, dirinya tidak setuju terhadap kebijakan itu karena dapat melahirkan gambaran kondisi pesimistis perekonomian Indonesia.
Baca Juga :AS Setujui Penjualan Senjata ke Israel Senilai Rp2,3 T
"Kalau seorang pejabat otoritas moneter mengatakan redenominasi nanti bisa satu dolar satu juta bagaimana, ya, jangan begitu dong. Itu sama saja menganggap bahwa masa depan Indonesia lebih buruk dari masa sekarang," katanya di Jakarta seperti diberitakan Jumat (25/5/2018).
Sebagai otoritas moneter, kata dia lagi, seharusnya mampu menciptakan rasa aman kepada masyarakat.
"Ini jelas adalah tugas wibawa dari otoritas moneter dan juga otoritas fiskal. Jadi, bukan saya tidak setuju dengan redenominasi Rupiah ini," jelasnya.