PROYEKSI DPK SYARIAH 2024 TERKEREK 11,43 PERSEN

Transformasi Digital Jadi Strategi BSI Arungi Tahun Depan

Ekonomi-Bisnis | Senin, 20 November 2023 - 10:10 WIB

Transformasi Digital Jadi Strategi BSI Arungi Tahun Depan
Dari kiri, Direktur Treasury & International Banking BSI Moh Adib, Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo, dan SVP Gold Pawning Business BSI Mahendra Nusanto dalam acara Economic Outlook 2024 di kantor pusat BSI Gedung The Tower, Jakarta, akhir pekan lalu. (BSI UNTUK RIAUPOS.CO)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memproyeksikan dapat melanjutkan kinerja positif tahun depan. Sejalan dengan fundamental bisnis perseroan serta ekonomi nasional yang kuat meski kondisi ekonomi global masih menantang.

Direktur Treasury & International Banking BSI Moh Adib mengatakan, pertumbuhan jumlah nasabah menjadi penopang kinerja bank. Tercatat, jumlahnya naik 10,9 persen year-on-year (YoY) menjadi 19,22 juta hingga kuartal III 2023.


Hingga September 2023, bank hasil merger tiga bank syariah pelat merah itu menyalurkan pembiayaan Rp232 triliun. Naik double digit sebesar 15,94 persen secara tahunan. Segmen konsumer mendominasi senilai Rp117,92 triliun.

BSI juga menyalurkan pembiayaan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebanyak Rp43,4 triliun. Jumlah tersebut merupakan bagian dari pembiayaan berkelanjutan yang mencapai Rp53,6 triliun. ’’Dilihat dari rasio pembiayaan inklusif makroprudensial (RPIM), 34,75 persen dari total pembiayaan BSI merupakan pembiayaan inklusif. Selain itu, kami membangun jaringan UMKM Center di Aceh, Jogjakarta, dan Surabaya dengan total 2.526 nasabah binaan,” terang Adib dalam BSI Sharia Economic Outlook 2024, Jumat (17/11) lalu.

Upaya transformasi digital layanan perbankan, lanjut dia, turut menjadi strategi untuk mengarungi 2024. Sebanyak 97 persen nasabah sudah menggunakan BSI Mobile untuk transaksi harian. Hanya 3 persen yang melalui kantor cabang. ’’Per September 2023, transaksi di BSI Mobile mencapai 438 juta. Naik dari angka 343,78 juta transaksi pada periode yang sama di tahun 2022,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo menyebutkan bahwa perekonomian global masih akan melambat. Hal itu dipengaruhi kebijakan moneter negara maju yang ketat dan risiko kenaikan harga komoditas yang disebabkan konflik geopolitik Rusia-Ukraina serta Israel-Palestina.  ’’Selain itu, risiko dari perubahan iklim dan gangguan cuaca El Nino di dalam negeri yang berpotensi menghambat produksi pangan hingga awal 2024,” tuturnya. 

Banjaran mencermati perekonomian nasional tampaknya masih akan tumbuh kisaran 5 sampai 6 persen. Ditopang tingkat konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh kuat. Begitu pula peluang lapangan usaha yang ikut terkerek. ’’Pembiayaan modal kerja sepertinya masih paling besar. Proyeksi pembiayaan perbankan syariah pada 2024 sebesar 10,25 persen dengan DPK (dana pihak ketiga) di posisi 11,43 persen,” ungkapnya.

Karena itu, industri perbankan syariah masih berpeluang tumbuh progresif di tengah tantangan ketatnya likuiditas.(han/dio/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook