Raker di Komisi VI DPR, Mendag: Harga Migor Curah Rp 14.000 per Liter

Ekonomi-Bisnis | Sabtu, 19 Maret 2022 - 07:00 WIB

Raker di Komisi VI DPR, Mendag: Harga Migor Curah Rp 14.000 per Liter
Mendag Muhammad Lutfi menyampaikan, Kementerian Perdagangan bersiap untuk menjaga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga bapok menjelang puasa dan Lebaran. (KEMENDAG FOR RIAUPOS.CO)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kementerian Perdagangan melakukan Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI membahas persoalan bahan pokok minyak goreng di pasaran. Menteri Perdagangan  Muhammad Lutfi dalam rapker menyebutkan mulai berlakunya Peraturan  Menteri  Perdagangan (Permendag) Nomor 11 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran  Tertinggi  (HET) Minyak Goreng Curah sebesar Rp14.000/liter.  

Penetapan ini sekaligus mencabut  Permendag  Nomor 6  Tahun  2022  tentang  HET  Minyak  Goreng Sawit. Pemerintah memutuskan  menyubsidi  migor  curah  dan  melepaskan  harga  migor kemasan sederhana dan premium ke harga keekonomian.  


“Menyikapi perkembangan situasi terkait minyak goreng, Kementerian Perdagangan menerbitkan Permendag  Nomor  11  Tahun  2022,yang  mencabut  Permendag  Nomor  6  Tahun  2022,dan  mulai berlaku saat diundangkan yaitupada16 Maret 2022. Salah satu pokok peraturan tersebut adalah menetapkan  harga  eceran  tertinggi (HET) minyak goreng curah sebesar Rp14 ribu per liter,”ungkap Mendag Lutfi dalam Rapat Kerjadengan Komisi VI DPR RI di Gedung DPR,  Kamis (17/3).

Mendag Lutfi juga menyampaikan, selama periode 14 Februari–16 Februari 2022, telah terkumpul sebesar  720.612  ton  bahan  baku  minyak  goreng  dari  skema domestic  market  obligation(DMO). Dari jumlah tersebut, sebesar 76,4  persennya atau sebanyak 551.069 ton   tercatat telah didistribusikan ke pasar dalam bentuk minyak goreng curah dan kemasan.

“Kalau kita konversi menjadi  liter,  jumlahnya  lebih  dari  570  juta  liter.  Secara  teoritis,  ini  sudah berjalan,”ungkap Mendag Lutfi.

Jelang Puasa,  Jaga Pasokan Bapok
Dalam kesempatan ini,  Mendag Lutfi memaparkan kesiapan Kementerian Perdagangan  menjaga ketersediaan  pasokan  dan  kestabilan  harga  barang  kebutuhan  pokok  (bapok)  jelang  puasa  dan Lebaran.  Kemendag  terus  memantau  sejumlah  bapok  dan  menyiapkan  langkah-langkah  yang diperlukan untuk menjamin stok dan harga yang terjangkau bagi masyarakat.

Selain  membahas  migor, Mendag  Lutfi  menyampaikan  harga  beras  terpantau  stabil  di  kisaran Rp10.400/kg  untuk  beras  medium  dan  Rp12.400/kg  untuk  beras  premium.  Kebutuhan  beras nasional   tahun   2022   mencapai   30   juta   ton,   sementara   produksi   dalam   negeri   tahun   ini diproyeksikan mencapai 31 juta ton.

Sementara itu, cabai dan bawang merah terpantau meningkat harganya akibat curah hujan tinggi. Namun, diperkirakan saat bulan puasa pasokan kembali optimal.

Untuk pasokan daging ayam dan telur ayam tersedia cukup, bahkan diproyeksi surplus pada bulan Ramadan.  Terkait  daging  sapi,  selain  mengoptimalisasi  penyerapan  sapi  lokal,  Kemendag  juga telah  meminta  Badan  Urusan  Logistik  (Bulog)  untuk  segera  merealisasikan  alokasi  impor  daging kerbau beku dari India sebanyak 20.000 ton pada akhir Maret 2022.

Sedangkan  terkait  kedelai,  kenaikan  harga  kedelai  selama  dua  tahun  periode  pandemi  mencapai 92,08 persen.  Harga  tertinggi  untuk  kedelai  sebelum  pandemi  mencapai  USD  345 per  ton  pada 2 Januari  2020.   Sedangkan   per  tanggal   11  Maret   2022,  harga   kedelai   di   bursa   internasional mencapai USD 607 per ton. “Saat ini Pemerintah sedang mempersiapkan mekanisme intervensi untuk mengatasi hal tersebut,”ungkap Mendag Lutfi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Mendag Lutfi juga menyampaikan terjadinya deflasi pada  Februari  2022. Dengan  kata  lain,  indeks  harga  konsumen  pada  Februari  2022  lebih  rendah dibandingkan Januari 2022.

“Volatile foods mencatat deflasihingga1,50  persen.  Sejumlah  komoditas  yang  menyumbang deflasi  di  antaranya  minyak  goreng  (0,11 persen),  telur  ayam  ras  (0,10  persen),  daging  ayam  ras (0,06 persen), cabai rawit (0,05 persen), dan ikan segar (0,02 persen). Sedangkan, bawang merah menyumbang inflasi 0,03 persen,” kata Mendag Lutfi.

Mendag   Lutfi   juga   menyampaikan,   pada   periode puasa   dan   Lebaran   2022,   kasus   Covid-19 diproyeksi  akan  berada  pada  level  yang  rendah. “Untuk itu, Kemendag mewaspadai adanya kenaikan   permintaan   sebagai   dampak   pelonggaran   pemberlakukan   pembatasan   kegiatan masyarakat (PPKM),”imbuh Mendag Lutfi.(rls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook