BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Kehadiran Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar di Riau, Jumat (17/3) bukan hanya untuk meresmikan gedung kantor OJK Provinsi Riau saja. Namun, ia juga menyempatkan diri menyambangi petani perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar di sela kunjungannya ke Riau tersebut.
Kepada para petani sawit, Mahendra menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mendorong peningkatan pendanaan oleh Industri Jasa Keuangan (IJK) kepada kelompok petani. Khususnya perkebunan kelapa sawit dengan skema yang inovatif dan mudah, sehingga bisa meningkatkan kualitas dan harga produk kelapa sawit yang dihasilkan.
Kegiatan peninjauan kebun kelapa sawit itu kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Bank Riau Kepri (BRK) Syariah dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan kelompok petani kelapa sawit dan perusahaan kelapa sawit sebagai kelanjutan komitmen mendukung pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat.
“Kami tentu akan terus mendukung dan memfasilitasi pendanaan seperti ini. Kami harapkan juga dari anggota perbankan lainnya mengambil peran serupa melalui penyaluran dan dukungan pembiayaan bagi kredit pertanian dan perkebunan lainnya,” kata Mahendra.
Menurut mantan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI itu, peran industri kelapa sawit sebagai salah satu komoditas strategis yang turut menopang perekonomian Indonesia, khususnya pada saat krisis sebagai dampak pandemi yang lalu.
“Nilai strategis dan kontribusi besar dari sawit itu adalah untuk menopang daya tahan kemajuan Republik Indonesia,” lanjutnya Mahendra.
Dalam kesempatan itu, penyaluran kredit atau pembiayaan oleh BRK Syariah dan BRI diberikan kepada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V dan Koperasi Pemasaran Karya Sawit Padjajaran, PTPN V dan Koperasi Produsen Subur Makmur Lestari, serta PT Ujung Tanjung Sejahtera dan Kelompok Tani Bangkit Bersama.
Ketua Kelompok Tani Bangkit Bersama, Rahmat menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi atas kemudahan akses pembiayaan yang diberikan.
“Tentunya kami selaku ketua kelompok tani merasa bangga dan senang sekali bisa meneruskan peremajaan sawit rakyat,” kata Rahmat.
Sementara itu, Ketua Koperasi Pemasaran Karya Sawit Padjajaran, Supriatna Sembiring menyampaikan bahwa pemberian dukungan pembiayaan berupa dana lanjutan untuk Program Peremajaan Sawit Rakyat ini sangat membantu petani.
“Harapan kami supaya bisa diberikan kredit dengan bunga yang lebih rendah lagi sehingga tidak memberatkan petani,” katanya.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara produsen minyak sawit besar di dunia, dan minyak kelapa sawit Indonesia mendominasi kebutuhan minyak nabati global. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi kelapa sawit di Indonesia sebesar 46,22 juta ton pada 2021, dan Riau menjadi provinsi yang menyumbang produksi kelapa sawit paling besar yakni 8,63 juta ton atau 18,67 persen.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Riau, perkebunan didominasi oleh kelapa sawit sebesar 77 persen (dengan luas lahan mencapai 3,39 juta hektare) dan diikuti oleh karet 10,8 persen; kelapa 9,6 persen dan komoditi lainnya 2,6 persen.
Besarnya produksi kelapa sawit merupakan andil pelaku usaha sawit yang tersebar tidak hanya perusahaan atau perkebunan besar, namun juga petani swadaya atau petani kecil. Perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh petani swadaya atau petani kecil memiliki kontribusi yang relatif besar, yakni 41 persen luas area perkebunan kelapa sawit dan menyumbang 34 persen dari total produksi kelapa sawit di Indonesia.
Laporan: Siti Azura
Editor: Edwar Yaman