PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Masyarakat Provinsi Riau terutama yang ada di daerah, seperti Kepulauan Meranti hingga saat ini masih mengeluh kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng murah. Padahal, pemerintah pusat sudah menetapkan minyak goreng murah atau satu harga Rp14 ribu per liter sejak bulan lalu.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop-UKM) Provinsi Riau M Taufiq OH didampingi Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Lisda Erni mengatakan, terkait ketersediaan minyak goreng murah tersebut, memang saat ini para distributor masih menunggu tambahan stok minyak goreng. Bukan dikarenakan distributor yang belum melaksanakan kebijakan tersebut.
"Distributor tidak menunggu instruksi, tapi mereka masih pre order (PO). Minyak gorengnya masih belum mereka terima," kata Lisda.
Namun demikian, lanjut Lisda, sudah ada produsen minyak goreng yang sudah melakukan operasi pasar minyak goreng seperti di wilayah Kampar dan Pelalawan. Selain itu, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar juga sudah memanggil produsen minyak goreng untuk segera mengikuti Permendag 06 yaitu masalah penetapan harga agar segera dilaksanakan dan didistribusikan ke distributor yang selanjutnya ke pengecer.
"Jadi juga sudah ada permintaan langsung dari Pak Gubernur kepada para distributor minyak goreng di Riau," ujarnya.
Dijelaskan Lisda, pada pelaksanaan PO tersebut ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Mulai dari distributor PO ke pabrik (produsen. Sementara produsen baru mengeluarkan surat komitmen mereka thd Permendag 06 baru ditanggal 5 Februari.
"Berhubung Permendag 06 keluar di tanggal 1 Februari yang kebetulan hari libur nasional, sambil menunggu administrasi makanya produsen baru menyatakan komitmen Permendag 06 tersebut. Selanjutnya baru distributor akan menerima pasokan beberapa hari setelahnya," jelasnya.
Investigasi Kelangkaan di Meranti
Bupati Kepulauan Meranti H Muhammad Adil SH mengaku telah merintahkan jajarannya untuk melakukan investigasi terhadap penyebab kelangkaan minyak goreng kemasan di wilayahnya. Langkah itu dinilai perlu mengingat besarnya potensi atas dugaan penimbunan oleh mafia pasar terhadap subsidi minyak goreng satu harga yang diberlakukan pemerintah pusat, belum lama ini.
"Kami sudah memerintahkan Disperindag untuk melakukan investigasi. Terutama mereka saya minta cek seluruh agen. Apa kendalanya sampai minyak itu langka di Meranti. Kalau ketahuan nanti ada yang menimbun, pasti kita tindak tegas secara hukum. Karena potensi itu ada," ujarnya kepada Riau Pos, Selasa (15/2) sore.
Adil juga mengaku kecewa terhadap pernyataan Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar yang memastikan jika stok minyak goreng kemasan masih aman, ketika kelangkaan masih terjadi di Riau. Untuk itu ia berharap, Gubri dapat turun dan memastikan kondisi pasokan atau ketersediaan minyak goreng kemasan secara langsung di masing masing daerah.
Lakukan Pengawasan Melekat
Kepolisian Daerah (Polda) Riau memastikan terus mengawasi distribusi minyak goreng bersubsidi. Hal itu agar minyak goreng dengan harga murah tersebut benar-benar dapat di nikmati masyarakat yang berhak. Penegasan ini disampaikan langsung Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto kepada Riau Pos, Selasa (15/2).
Dikatakan dia, sejauh ini memang belum ada kejanggalan maupun laporan terkait penyalahgunaan distribusi minyak goreng bersubsidi.
"Sampai saat ini belum ada laporan mengenai kejanggalan, maupun penyimpangan dalam distribusi," ucap Sunarto.
Dia melanjutkan, kepada masyarakat yang merasa memiliki informasi, maupun mengetahui adanya praktik diduga penimbunan maupun penyalahgunaan minyak goreng bersubsidi, agar segera melapor ke kantor polisi terdekat. Sunarto memastikan polisi bakal menindak lanjuti laporan tersebut semaksimal mungkin.
"Pasti ditindaklanjuti dengan serius dan terukur. Silakan masyarakat yang merasa memiliki informasi, atau mengetahui adanya praktik diduga penimbunan maupun penyalahgunaan minyak goreng bersubsidi agar segera melapor," pungkasnya.
Stok Menipis
Hampir sepekan terakhir masyarakat Kota Pekanbaru kembali merasakan kesulitan mendapatkan minyak goreng kemasan yang disubsidi pemerintah. Pantauan Riau Pos, Selasa (15/2) di sejumlah ritel dan supermarket di Kota Bertuah tampak stok minyak goreng kemasan yang biasa dijual seharga 28 ribu untuk ukuran 2 liter kembali kosong di rak-rak yang ada. Sehingga membuat para pelanggan merasa kesulitan untuk memperoleh minyak goreng kemasan tersebut.
Salah satunya adalah Diana. Dia mengaku sudah beberapa toko hingga ritel terkemuka ia datangi hanya untuk bisa mendapatkan minyak goreng kemasan tersebut. Pasalnya, stok minyak goreng kemasan sudah mulai habis dan belum dilakukan penambahan jumlah oleh distributor. Karena tidak kunjungan menemukan minyak goreng kemasan subsidi tersebut, akhirnya dia memutuskan untuk membeli minyak goreng dengan harga nomal di salah satu toko kelontong terdekat.
"Sudah lima toko saya cari tidak juga jumpa minyak goreng kemasan subsidi itu. Entah ke manalah minyak goreng itu disembunyikan. Masyarakat jadi bingung mau masak menggunakan apa. Mau tak mau lah harus keluar uang lebih hanya untuk beli minyak goreng saja, "kata Diana.
Dirinya berharap, pemerintah bisa segera menekan para distributor agar tidak menghentikan pasokan minyak goreng kemasan subsidi di semua ritel dan supermarket yang ada di Pekanbaru. Ini agar kaum ibu tidak dipusingkan dengan harga minyak yang terus merangkak naik dan sulit ditemui. Sementara itu, berdasarkan pantauan Riau Pos di pasar tradisional di Kota Pekanbaru seperti Pasar Dupa. Tampak harga minyak goreng kemasan masih dijual dengan harga normal yaitu berkisar Rp39 ribu untuk ukuran 2 liter nya.
Salah seorang pedagang Sinta mengaku, tidak ada pasokan minyak goreng kemasan yang dikirim oleh distributor selama sebulan terakhir sehingga para pedagang hanya menjual minyak goreng kemasan dengan harga lama kepada masyarakat.
"Tak ada masuk yang stok baru itu. Kalau ada pasti sudah kami jual. Ini karena terpaksa saja masyarakat akhirnya membeli minyak goreng kemasan yang ada. Karena mereka pun bingung keperluan minyak goreng itu diperlukan setiap hari, " tuturnya.(sol/nda/ayi/wir)