JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Harga logam mulia emas dunia kembali naik seiring dengan dolar Amerika Serikat (AS) yang terdepresiasi dan kecemasan terhadap pemulihan ekonomi global dari kasus Covid-19. Hal itu mendorong permintaan aset investasi berisiko rendah seperti emas.
Mengutip laman Reuters, Kamis (13/8), harga emas di pasar spot naik 1,21 persen menjadi 1.938,99 dolar AS per ounce. Sementara, emas berjangka AS turun 0,15 persen menjadi 1.946,10 dolar AS per ounce.
Seperti diketahui, Indeks Dolar (Indeks DXY) turun 0,2 persen terhadap pesaingnya yang membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Sedangkan Imbal hasil US Treasury 10 tahun jatuh dari level tertinggi satu bulan yang mengurangi opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan bunga.
Bank Sentral AS, The Fed mengatakan, pemulihan ekonomi AS akan lambat sampai virus Covid-19 terkendali, dan warga AS harus berdampingan dengan Covid-19 setidaknya selama beberapa bulan ke depan. Sebab, lebih dari 20,45 juta orang dilaporkan terinfeksi virus corona secara global dan 743.229 meninggal.
Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin mengatakan, Gedung Putih dan para petinggi Demokrat di Kongres mungkin tidak dapat mencapai kesepakatan tentang bantuan virus corona, dengan jalan buntu memblokir bantuan bagi puluhan juta warga AS.
Adapun logam mulia lainnya, seperti perak naik 0,6 persen menjadi 25,71 dolar AS per ounce, platinum menguat 0,7 persen menjadi 937,84 dolar AS per ounce, dan palladium melesat 1,2 persen menjadi 2.156,55 dolar AS per ounce.
Mengutip logammulia.com, harga emas batangan milik Antam hari ini naik Rp2.000 dan dijual di level Rp1.028.000 per gram. Sementara itu, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini naik Rp5.000 ke level Rp911.000 per gram.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi