Blok Cepu Pasok 25 Persen Minyak Nasional

Ekonomi-Bisnis | Jumat, 12 April 2019 - 11:50 WIB

SURABAYA (RIAUPOS.CO) -- Floating storage and off-loading (FSO) Gagak Rimang di Blok Cepu menjadi kapal dengan proses lifting minyak tersibuk di Indonesia. Sebab, produksi emas hitam tersebut di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, cukup besar. Banyu Urip juga menjadikan daerah tersebut sebagai penghasil minyak terbesar di Indonesia.

’’Produksi di Banyu Urip memasok lebih dari 25 persen dari total produksi minyak nasional sekitar 800 ribu bopd,’’ kata Rexy Mawardijaya, juru bicara dan humas ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), operator Blok Cepu, Kamis (11/4).

Baca Juga :PHR Buru Cadangan Minyak di Mibasa dan Pinang East

Karena itulah, lanjut dia, FSO Gagak Rimang menjadi kapal tersibuk karena melayani lifting minyak, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Sampai saat ini, rata-rata jumlah minyak yang dihasilkan di Lapangan Banyu Urip lebih dari 210 ribu barrels of oil per day (bopd). Bahkan, produksi maksimalnya 220 ribu bopd. Padahal, sebelumnya target produksi Lapangan Banyu Urip hanya 165 ribu bopd.

’’Besarnya potensi produksi minyak ini ditambah dengan cadangan minyak baru di Lapangan Banyu Urip,’’ jelasnya.

Sebelumnya, kandungan minyak di Banyu Urip tercatat 457 juta barel. Namun, setelah adanya analisis dan kajian di daerah tersebut, terdapat temuan cadangan minyak baru sehingga total kandungan minyaknya mencapai 823 juta barel. ’’Temuan ini meningkatkan cadangan minyak kita hingga 80 persen. Potensi minyak di Banyu Urip ini sangat besar. Ini penemuan minyak terbesar di darat,’’ ungkapnya.

Hasil produksi minyak di wilayah tersebut, 85 persen dimiliki pemerintah dan sisanya untuk investor. Lapangan Banyu Urip mempunyai 45 sumur. 30 sumur di antaranya merupakan sumur produksi dan sisanya sumur injeksi.

Untuk mengoptimalkan produksi minyak, pihaknya akan terus menjaga keandalan alat dan keamanan kerja dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan dalam plan of development (POD).

Sementara itu, Rexy menilai bahwa seminar yang diselenggarakan SKK Migas Jabanusa dan EMCL di ITS bisa memberikan pengalaman bagi mahasiswa di dunia kerja industri hulu migas. ’’Harapan kami, seminar ini dapat memberikan pengetahuan lebih bagi mahasiswa sebelum masuk ke industri ini secara langsung,’’ tuturnya.(ell/c14/oki/jpg)

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook