Ekspor Produk Pertanian 2018 Capai Rp35 T

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 12 Maret 2019 - 13:14 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Nilai ekspor produk pertanian di Provinsi Riau pada tahun 2018 lalu mencapai Rp35 triliun. Sedangkan pada tahun 2019, sejak Januari hingga awal Maret, nilai ekspor produk pertanian di Riau sudah mencapai Rp7 triliun.

Data tersebut diungkapkan Kepala Karantina Pertanian Riau, Rina Delfi pada kegiatan pelepasan ekspor produk pertanian asal Provinsi Riau di Kantor Balai Karantina Pertanian Riau di Jalan Patimura, Senin (11/3). Dalam acara tersebut, juga turut hadir Gubernur Riau H Syamsuar.

Baca Juga :Drainase Pasar Induk Harus Segera Dibangun

‘’Nilai ekspor produk pertanian asal Provinsi Riau sejak Januari hingga Maret 2019 mencapai Rp7 triliun. Sedangkan tahun lalu, mencapai Rp35 triliun. Namun masih ada produk-produk yang tidak melapor ke Balai Karantina Pertanian, sehingga diprediksi nilainya bisa lebih besar lagi,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, jenis produk pertanian tersebut di antaranya yakni cangkang sawit, bungkil sawit, palm kernel oil, lembaran karet, kelapa bulat, santan, sarang burung walet, madu dan beberapa produk pertanian lainnya. Untuk negara tujuan ekspor produk pertanian tersebut diantaranya yakni Jepang, China, Thailand, Korea Selatan, Brazil, Ukraina, Haiti, Turki, dan New Zealand.

‘’Memang yang paling besar nilai ekspornya produk dari kelapa sawit. Berdasarkan data lalu lintas ekspor kelapa sawit beserta turunannya pada tahun 2018 telah mencapai 3 juta ton setara dengan Rp27 triliun,” jelas Rina.

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Ali Jamil mengatakan, selain kelapa sawit dan produk turunannya, Provinsi Riau juga kaya akan produk pertanian bernilai ekspor, seperti nenas sirup dan kelapa bulat, santan, kelapa parut dan juga kayu karet.

“Berdasarkan data lalulintas produk pertanian di Karantina Pertanian Riau, di tahun 2018, jumlah ekspor kelapa bulat dan turunan mencapai 450 ribu ton setara dengan Rp3,3 triliun. Sedangkan untuk produk olahan karet pada tahun 2018 mencapai setara 5,6 ribu m3 yang senilai Rp48 miliar,” sebutnya.

Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan utama di Provinsi Riau dan mempunyai peran penting bagi subsektor perkebunan dalam meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat. Juga pengolahan industri kelapa sawit mendorong ekspor turunan kelapa sawit sehingga menghasilkan devisa bagi negara.

‘’Namun saat ini kalapa sawit banyak dikampanyekan sebagai produk yang tidak ramah lingkungan oleh dunia internasional. Untuk itu, ke depan kami akan perkuat industri hilir agar kelapa sawit di Riau dapat dimanfaatkan lebih banyak sehingga harganya juga meningkat,” sebutnya.(izl)

(Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook