JAKARTA (RIAUPOS.CO)- Obligasi ramah lingkungan atau green bond belum menarik minat investor Indonesia. Saat ini, baru perusahaan plat merah PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang menerbitkan salah satu instrumen surat utang ini. Padahal, surat utang jenis ini cukup digemari di luar negeri.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir 2017 juga sudah menerbitkan POJK No.60/POJK.04/2017 Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (green bond). Aturan itu guna mewadahi perusahaan yang ingin menerbitkan green bond.
PT Danareksa Sekuritas sebagai penjamin emisinya memandang, terdapat kendala perusahaan untuk menerbitkan green bond lantaran banyak persyaratan yang harus dipenuhi sehingga membuat biayanya mahal.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sehingga menyebabkan cost-nya lebih besar, kata Direktur Investment Banking Danareksa Sekuritas, Boumediene H Sihombing saat ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (10/7).
Boumediene menjelaskan, salah satu persyaratan untuk menerbitkan green bond harus mendapatkan opini dari konsultan yang khusus tentang green bond. Kemudian, diharuskan juga menggandeng konsultan asing.
Menurutnya seharusnya otoritas dapat memberikan insentif demi mengurangi biaya penerbitan. Sebab menurutnya insentif juga sudah dilakukan di negara-negara lain. Sehingga membuat minat perusahaan Indonesia surut untuk menerbitkan green bond. Sehingga otoritas juga perlu edukasi dan sosialisasi.
Sekedar informasi PT SMI menerbitkan green bond tahap I 2018 senilai Rp500 miliar. Penerbitan itu bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Green Bond senilai Rp3 triliun.
Hasil penerbitan green bond itu untuk membiayai berbagai sektor seperti: energi-energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, dan pengelolaan air bersih.
Green bond tahap I perseroan terdiri atas dua seri. Seri A senilai Rp251,5 miliar dengan tenor selama tiga tahun memiliki kupon sebesar 7,55 persen. Sementara seri B green bond perseroan senilai Rp248,5 miliar dengan tenor selama lima tahun memiliki kupon sebesar 7,8 persen.(mys/jpg)