JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Bisnis kafe dan restoran di Indonesia banyak terdampak kebijakan work from home dan physical distancing. Di beberapa kota, pemerintah setempat memberlakukan larangan makan di tempat untuk mengantisipasi persebaran Covid-19.
CEO PT Meeber Teknologi Indonesia Rudy Hartawan mengatakan, pandemi sangat memengaruhi bisnisnya. "Meski begitu, bisnis food & beverage (F&B) jangan menyerah," ujarnya Jumat (3/4).
Menurut dia, para pelaku usaha tetap bisa meminimalkan dampak negatif dengan berstrategi. Salah satunya, memperketat prosedur kebersihan dan keamanan makanan. Mulai proses memasak sampai penyajian. Karyawan di restoran, menurut dia, wajib menggunakan masker. Mereka juga harus sehat. Maka, pemeriksaan suhu badan bagi karyawan bersifat wajib. Jika perlu, temperatur para pengunjung pun diperiksa.
Gerai kuliner juga wajib menyediakan hand sanitizer atau sabun dan air untuk mencuci tangan. Penyemprotan disinfektan juga sebaiknya dilakukan secara berkala.
"Selain itu, kita harus jeli menangkap peluang bisnis. Berinovasi membuat paket katering mengingat banyak masyarakat yang takut keluar rumah namun tetap butuh makan," ucapnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa pelaku usaha kuliner juga sebaiknya menyediakan jasa antar atau bisa juga bekerja sama dengan jasa penyedia layanan pesan antar dalam jaringan (daring).
Beradaptasi dengan teknologi dan memaksimalkan layanan preorder juga penting. Begitu juga melayani pembayaran daring. "Dengan berbagai upaya tersebut, kami rasa bisa pelan-pelan mengangkat kinerja bisnis restoran," jelasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi